Menuju konten utama

Menperin Beberkan Penyebab Sektor Manufaktur Hanya Tumbuh 5,2%

Sektor industri pengolahan tumbuh 5,2 persen secara year on year, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen pada periode yang sama.

Menperin Beberkan Penyebab Sektor Manufaktur Hanya Tumbuh 5,2%
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan pemaparan terkait kinerja industri nasional pada acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 dan Seminar Outlook Industri 2023 di Jakarta, Selasa (27/12). (FOTO/Dok. Humas Kementerian Perindustrian)

tirto.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, sektor industri pengolahan tumbuh 5,2 persen secara year on year (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen pada periode yang sama. Namun, ia menilai bahwa kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto (PDB) bisa jauh lebih tinggi.

"Pertumbuhan sektor industri pengolahan bisa meningkat jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional apabila K/L, Pemerintah Daerah, maupun BUMN/BUMD memaksimalkan realisasi belanja Produk Dalam Negeri. Kalau pemerintah bisa memaksimalkan belanjanya untuk membeli produk dalam negeri maka pertumbuhan industri manufaktur akan jauh lebih tinggi,” ucap dia dikutip keterangan resmi, Rabu (8/11/2023).

Lebih lanjut, program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dinilai tidak berjalan dengan baik. Masih banyak industri peserta program HGBT mendapatkan gas untuk bahan baku dan energi di atas 6 dolar AS per MMBTU.

Selain harga di atas 6 dolar AS per MMBTU, pasokannya pun tidak lancar. Hal ini berdampak terhadap daya saing produk, permintaan, utilisasi, dan tenaga kerja. Oleh karenanya, program HGBT yang tidak berjalan baik ini telah ikut menekan pertumbuhan industri manufaktur.

Agus menambahkan, masalah lain seperti pengetatan arus masuk barang impor masih belum optimal. Saat ini pasar domestik telah dibanjiri barang impor baik yang masuk secara legal maupun ilegal. Banjirnya pasar dalam negeri oleh produk impor telah berdampak terhadap permintaan produk manufaktur, utilitasi industri, dan tenaga kerja industri.

Meski begitu, sektor industri pengolahan atau manufaktur kembali menduduki peringkat pertama atau menyumbang investasi terbesar yaitu 41,2 persen terhadap realisasi investasi nasional atau sebesar Rp433,9 triliun. Angka ini naik 18,8 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Di sisi ketenagakerjaan, sektor industri ini juga menyerap 19,35 juta atau 13,83 persen dari total pekerja.

Menperin akan terus mengupayakan untuk menumbuhkan sektor manufaktur akan mendukung peluang pasar yang lebih besar.

“Kami akan terus mengupayakan agar sektor manufaktur dapat semakin meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, serta mendukung terciptanya peluang pasar yang semakin besar bagi produk dalam negeri, baik domestik maupun ekspor,” kata dia.

Baca juga artikel terkait SEKTOR MANUFAKTUR atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang