Menuju konten utama

Hilirisasi- Belanja Produk Lokal jadi Kunci Pertumbuhan Industri

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap hilirisasi di sektor industri bisa terus meningkat di 2023.

Hilirisasi- Belanja Produk Lokal jadi Kunci Pertumbuhan Industri
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan pemaparan terkait kinerja industri nasional pada acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 dan Seminar Outlook Industri 2023 di Jakarta, Selasa (27/12). (FOTO/Dok. Humas Kementerian Perindustrian)

tirto.id - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, hilirisasi dan belanja produk dalam negeri menjadi kunci pertumbuhan sektor industri. Itu ditunjukkan dari pertumbuhan industri 2022 sebesar 5,01 persen.

Dia merinci terdapat tiga hal yang mendukung pertumbuhan sektor tersebut. Pertama, hilirisasi industri yang terus meningkat. Kedua, pertumbuhan industri otomotif yang mencapai dua digit. Ketiga, produk hasil manufaktur Indonesia telah masuk dalam bagian rantai pasok global atau global value chain.

"Kedua produk tersebut juga telah masuk dalam mata rantai global, sehingga dapat dikatakan program hilirisasi yang kita galakkan telah mencapai sasaran. Kami berharap pertumbuhan double digit ini bisa terus berlanjut di tahun 2023," kata Agus dikutip dari Antara, Rabu (8/2/2023).

Dia menjelaskan keberhasilan dari hilirisasi ditunjukkan dengan pertumbuhan industri logam dasar yang mencapai 14,8 persen atau tumbuh dua digit. Begitu pula dengan industri otomotif sebesar 10,67 persen. Selain tiga hal tadi, konsumsi domestik juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Agus membeberkan data dari Badan Pusat Statistik, stabilitas daya beli masyarakat terus terjaga. Terlihat dari penjualan mobil penumpang yang meningkat sebesar 18,76 persen (c-to-c). Kemudian naiknya penjualan sepeda motor sebesar 3,24 persen (c-to-c), serta tumbuhnya penerimaan PPh pasal 21, yang mencapai 18,36 persen (c-to-c).

“Meningkatnya permintaan dari dalam negeri berpengaruh pada aktivitas produksi, sehingga semakin ekspansif,” bebernya.

Dia menuturkan itu terlihat dari indikator-indikator seperti Indeks Kepercayaan Industri (IKI), Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia, serta Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia. Kemudian, dia membeberkan pihaknya merilis hasil IKI pada Januari 2023 yaitu di level 51,54 atau naik dibandingkan IKI Desember 2022 yang menyentuh level 50,9.

Sedangkan, S&P Global melaporkan bahwa PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2023 sebesar 51,3 naik dibandingkan bulan Desember 2022 di angka 50,9. BI juga merilis Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia yang mencapai 50,06 persen pada Triwulan IV – 2022. Seluruh indeks tersebut menunjukkan kondisi sektor industri tetap ekspansif. Agus pun mengklaim di tahun 2023, Kemenperin terus mendorong pelaksanaan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

“Dapat dilihat bahwa komitmen Bapak Presiden untuk program ini sangat besar. Terdapat ratusan triliun dari APBN yang dialokasikan untuk pembelian produk-produk industri dalam negeri. Hal ini juga terbukti pada industri elektronika yang mengalami peningkatan,” ujar Agus.

Agus menuturkan dari data BPS industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh sebesar 7,62 persen. Hal itu didukung oleh tingginya permintaan pada akhir tahun 2022.

Seiring dengan itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 mencapai 206,35 miliar dolar AS, naik 16,45 persen dari angka tahun 2021 (177,2 miliar dolar AS) dan ditargetkan dapat meningkat hingga 225 -245 miliar dolar AS pada 2023.

“Kinerja ekspor kita di tahun 2022 juga sangat luar biasa, bila dibandingkan tahun sebelumnya. Selain karena hilirisasi, peningkatan ini juga dipacu oleh pengalihan-pengalihan produksi dari beberapa negara, yang tadinya mengandalkan suplai dari Rusia atau Ukraina, kemudian mendapatkan pasokan dari Indonesia,” bebernya.

Sementara itu, dia mengingatkan agar tetap waspada terhadap kondisi perekonomian global karena konflik yang terjadi masih terus berlangsung. Hal ini akan mengakibatkan disrupsi tersendiri terhadap supply chain.

“Kami di Kemenperin berupaya memberikan kemudahan kepada para pelaku industri melalui berbagai insentif untuk mengurangi dampak yang dirasakan akibat gejolak ekonomi global,” ujar Agus.

Diketahui, sektor industri menunjukkan kinerja sangat baik pada 2022 dengan mencatatkan angka pertumbuhan 5,01 persen, serta menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yaitu sebesar 1,01 persen.

Baca juga artikel terkait SEKTOR INDUSTRI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin