Menuju konten utama

MenLHK Siapkan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, di Jakarta, mengatakan LHK sedang menyiapkan instrumen sistem peringatan dini di tingkat desa menyusul kasus kebakaran lahan di beberapa titik di Pulau Sumatera.

MenLHK Siapkan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan
Petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru berusaha memadamkan bara api ketika terjadi kebakaran di lahan gambut di Pekanbaru, Riau. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

tirto.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, di Jakarta, Selasa, (15/3/2016) mengatakan LHK sedang menyiapkan instrumen sistem peringatan dini di tingkat desa menyusul kasus kebakaran lahan di beberapa titik di Pulau Sumatera.

"Kalau hot spot (titik panas) termonitor, maka early warning di tingkat desa atau di tapak itu yang paling penting untuk disiapkan," kata Siti usai menghadiri acara "Belgium-Indonesia Cleantech Summit" sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (15/3/2016)..

Siti mengatakan, rata-rata lahan terbakar karena sengaja dibakar untuk keperluan penanaman pohon. "Kasusnya banyak, sampai kemarin (Senin, 14/3/2016) dilaporkan 40 kasus di Riau, di Jambi sudah 9 kasus, Sumsel hampir 20 kasus. Ini di Februari dan Maret saja," kata Siti.

Siti menyatakan kasus pembakaran lahan secara lapangan cepat teratasi, namun hal tersebut dianggapnya belum cukup sehingga membutuhkan instrumen peringatan dini.

Diketahui bahwa titik api di Provinsi Riau paling berat terpantau pada Jumat (11/3/2016). Hasil kontrol terbaru yang dilakukan Kementerian LHK menunjukkan ada lima titik yang pindah dari Kabupaten Bengkalis ke Kabupaten Kepulauan Meranti. "Di Pelalawan juga ditemukan satu (titik api)," imbuh Siti.

Dalam menyiapkan instrumen sistem peringatan dini tersebut, Kementerian LHK akan bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementeriaan Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Kami sudah waspada betul setelah Presiden Jokowi pada 18 Januari lalu memerintahkan seluruh jajaran di daerah, baik sipil maupun militer," kata Siti.

Sementara itu, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi terdapat 42 titik panas yang tersebar di lima provinsi di Pulau Sumatera.

Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin mengatakan berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Selasa, (15/3/2016), Pukul 05.00 WIB, titik panas terpantau di Sumatera Utara ada tujuh titik, Sumatera Selatan dua titik serta Nangroe Aceh Darussalam dan Kepri masing-masing satu titik. Sedangkan penyumbang titik panas terbanyak di Pulau Sumatera ialah Provinsi Riau dengan total 31 titik.

Menurut Sugarin, dari 31 titik panas, terpantau 10 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Sugarin menambahkan di Riau terdapat tiga kabupaten dengan jumlah titik panas terbanyak, yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, dan Pelalawan. Rinciannya, di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat 11 titik, di Bengkalis sembilan titik, dan Pelalawan dengan tujuh titik. Sementara itu, terdapat empat titik panas lainnya, yaitu di Indragiri Hilir dengan dua titik dan Siak serta Rokan Hilir masing-masing satu titik panas.

Baca juga artikel terkait BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI GEOFISIKA atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh