Menuju konten utama

Menkop Teten Sebut Banyak UMKM Sulit Berdaya Saing di Era Digital

Tantangan digitalisasi UMKM saat ini meliputi infrastruktur, literasi digital serta kapasitas dan kualitas produksi.

Menkop Teten Sebut Banyak UMKM Sulit Berdaya Saing di Era Digital
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjawab pertanyaan wartawan terkait Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021 di kantornya di Jakarta, Selasa (16/3/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, di era digital saat ini pelaku UMKM di Indonesia masih memiliki banyak tantangan dalam berkembang dan berdaya saing.

Tantangan digitalisasi UMKM itu meliputi infrastruktur, literasi digital serta kapasitas dan kualitas produksi.

"Untuk mengembangkan ekosistem UMKM perlu adanya sinergitas dari berbagai pihak," kata Teten, di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Menurut Teten ekosistem UMKM yang tangguh yaitu ekosistem yang terhubung dari hulu ke hilir, adanya akses pembiayaan, offtaker, dan menggunakan teknologi. Sehingga pelaku usaha memiliki bargaining position yang kuat.

Ia mengatakan uuntuk memperkuat ekosistem tersebut, perlu percepatan transformasi UMKM yang dilakukan melalui pendekatan holistik mulai dari hulu, supply, proses, hingga hilir atau demand.

Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto S Ginting menuturkan, tantangan lainnya di sektor UMKM adalah sebagian besar UMKM masih berada di kelas mikro, sehingga mereka perlu naik kelas agar kontribusinya terhadap ekonomi dan kesejahteraan semakin meningkat.

"Nah inilah yang menjadi tantangan kita bersama hingga memang seluruh pihak bersama-sama mengembangkan UMKM agar UMKM yang struktur besarnya di kelas mikro bisa naik kelas," kataya.

Kementerian BUMN saat ini turut dalam pengembanhan UMKM dan sudah mulai dengan beberapa aksi. Beberapa program yang dilakukan diantaranya program pelatihan UMKM naik kelas untuk meningkatkan keterampilan, kapasitas dari UMKM.

"Dan juga kami sudah memiliki jaringan melalui rumah BUMN di 34 provinsi yang bisa dimanfaatkan UMKM yang ingin naik kelas, modern, go digital dan menuju tahapan go ekspor," jelasnya.

Menurutnya, pada September 2021, pemerintah juga sudah meluncurkan Holding Ultra Mikro di mana sudah diintegrasikannya BUMN yang melayani UMKM mikro seperti BRI, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

"Ke depan melalui Holding Ultra Mikro, para usaha kecil bisa mendapat akses pembiayaan dan layanan keuangan lebih luas lagi. Saat ini tercatat pada triwulan I 2022 sudah skitar Rp483,5 triliun kredit UMKM yang disalurkan dimana 75 persenya merupakan KUR," tukasnya.

Bak gayung bersambut, para BUMN, perusahaan swasta, dan komunitas pelaku usaha juga menyadari peran besar UMKM dan mendukung sinergitas untuk memajukan UMKM di Indonesia.

Misalnya saja, PNM yang memberikan akses pembiayaan dan pendampingan usaha bagi UKMK mikro yang tidak tersentuh layanan perbankan (unbankable). Direktur Operasional PMN Sunar Basuki mengungkapkan, sejumlah pendampingan usaha diberikan PNM cukup lengkap seperti pembentukan mental usaha, penerapan teknologi tepat guna, studi banding, pameran usaha, klasterisasi dan banyak pelatihan2 produktif lainnya.

"PNM hadir sebagai solusi pembiayaan ultra mikro yang belum bisa mengakses produk perbankan. penyaluran pembiayaan nasabah Mekaar kami hingga Mei 2022 sekitar Rp127 triliun yang disalurkan kepada 11,7 jt nasabah," papar Sunar.

Baca juga artikel terkait UMKM atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri