Menuju konten utama

Menko Perekonomian Darmin Klaim Inflasi April 2018 Masih Aman

Darmin Nasution menyatakan, capaian inflasi nasional bulan April 2018 masih relatif aman dan mengaku tidak khawatir dengan laju inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Menko Perekonomian Darmin Klaim Inflasi April 2018 Masih Aman
Ilustrasi. Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan pemaparan saat menjadi pembicara utama dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Alumni (HA) IPB ke-5 di IPB Internasional Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/12). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi nasional pada April 2018 adalah sebesar 0,1 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-April) 2018 adalah sebesar 1,09 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (April 2018 terhadap April 2017) sebesar 3,41 persen.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, pencapaian inflasi tersebut masih relatif aman. Untuk bisa mencapai target inflasi pada 2018 yang diproyeksikan sebesar 3,5 + (-1%), laju inflasi tiap bulannya harus berada di bawah 0,3 persen.

“Arahnya kan makin turun tuh. Pokoknya asalkan inflasi itu di bawah 0,3 persen, masih oke. (Karena) 0,3 persen dikalikan 12 (bulan) itu 3,6 persen,” ujar Darmin di kantornya, Jakarta pada Rabu (2/5/2018).

Kendati demikian, Darmin tidak menampik apabila laju inflasi secara tahun kalender maupun secara year-on-year masih relatif tinggi. Darmin menyebut, faktor yang memengaruhi yaitu cukup tingginya angka inflasi di awal 2018.

“Tapi sepertinya untuk volatile food negatif ya, dan memang mestinya negatif. Karena sudah terlanjur tinggi (di awal tahun), saat turun kembali dia akan negatif,” ucap Darmin.

Masih dalam kesempatan yang sama, Darmin mengaku tidak khawatir dengan laju inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Meski tidak merinci, namun Darmin mengklaim pemerintah telah menyiapkan strategi khusus untuk mengendalikan harga-harga bahan pokok.

Pemerintah sendiri terus mendorong agar harga beras dan daging merah tidak melonjak saat menjelang hari raya. Lewat pengendalian harga kedua bahan pokok tersebut, Darmin meyakini inflasi pada Mei-Juni 2018 tidak akan tinggi serta tidak jauh dari laju inflasi yang tercatat sekarang ini.

“Secara keseluruhan memang kita belum tahu. Meskipun perannya tidak besar, biasanya cabai itu lebih tinggi ke arah naik,” ungkap Darmin.

Ia pun turut menyebutkan bahwa faktor perubahan kurs dan pengaruh harga BBM (Bahan Bakar Minyak) berpotensi membayangi inflasi. Akan tetapi, Darmin mengindikasikan dua faktor tersebut juga tidak cukup mampu membuat laju inflasi jadi melonjak.

Berdasarkan data BPS, inflasi pada bulan lalu dipengaruhi naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan jadi, rokok, minuman, dan tembakau yang sebesar 0,24 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang sebesar 0,16 persen.

Selanjutnya, kelompok sandang naik 0,29 persen, kelompok kesehatan 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan ialah kelompok bahan makanan sebesar 0,26 persen.

Inflasi sendiri terjadi pada 54 kota di Indonesia, sementara sebanyak 28 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,32 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual yang sebesar 2,26 persen.

Baca juga artikel terkait LAJU INFLASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo