Menuju konten utama

Menko Luhut Dukung Obat Herbal Arak untuk Tangani COVID-19 di Bali

Luhut Binsar Panjaitan mendukung kehadiran obat herbal yang diklaim menjadi biang turunnya COVID-19 di daerah Bali.

Menko Luhut Dukung Obat Herbal Arak untuk Tangani COVID-19 di Bali
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan memberikan pidato kunci saat sesi diskusi di Paviliun Indonesia dalam ajang Konferensi Perubahan Iklim ke-24 di Katowice, Polandia, Selasa (11/12/2018). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mendukung kehadiran obat herbal yang diklaim menjadi biang turunnya COVID-19 di daerah Bali. Luhut bilang selama dampaknya positif bagi turunnya kasus COVID-19, ia merasa itu bukan masalah.

“Sekarang udah buka Bali dan Banyuwangi. Kami bersyukur setelah 2 minggu angka COVID-19 menurun. Gubernur bilang ada herbal daerah, minum arak dari mereka. Ya entah benar entah tidak, yang penting keliatan turun. Saya dukung aja lah,” ucap Luhut dalam rapat kerja dan konsultasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamis (13/8/2020).

Luhut bilang obat herbal seperti arak di Bali merupakan kearifan lokal tiap-tiap daerah. Ia bilang ada contoh serupa juga muncul di Surabaya, Jawa Timur berupa jus herbal dari buah manggis. Keduanya menurut Luhut turut mendukung kesembuhan di wilayah bersangkutan.

“Sama dengan Ibu Risma di Surabaya. Beliau buat jus yang terdiri dari herbal manggis dan sebagainya. Ribuan sembuh. Seperti ini enggak dihitung orang-orang asing, bahwa di indonesia banyak hal-hal aneh. bahkan disebutkan kita bohongi. itu kearifan lokal. suka-suka dia,” ucap Luhut.

Luhut bukan pejabat pertama yang mempromosikan obat alternatif dalam menangani COVID-19. Sebelumnya ada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mempromosikan Kalung eucalyptus yang dinilai ampuh sebagai antivirus COVID-19.

Dari klaim obat herbal efektif menangani COVID-19, belum lama ini ada klaim Hadi Pranoto yang mengaku produknya cukup efektif. Meski demikian klaim ini pun dibantah oleh BPOM.

Menariknya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito pernah mengimbau kepada para peneliti dan figur publik untuk tidak sembarangan dalam menyampaikan berita tentang COVID-19. Maksudnya sederhana, ia tidak ingin ada kesalahpahaman publik dalam merespon pandemi COVID-19.

“Saya ingatkan, para peneliti dan figur publik untuk perlu berhati-hati dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang sedang panik mencari jalan keluar, sehingga memahami sesuatu hal itu tidak dengan secara utuh dan benar," kata Wiku dari Gedung BNPB, Jakarta, Selasa (4/8/2020).

Baca juga artikel terkait OBAT HERBAL atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat