tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan ada dua kelompok BUMN penerima Penyertaan modal Negara (PMN) yakni aneka industri dan perkebunan berada di ambang kebangkrutan.
Menurut analisis prediksi kebangkrutan melalui Altman Z-Score, dua BUMN penerima PMN itu masuk kategori distress (darurat) dengan skor di bawah 1,3.
“Dari indikator kemampuan memprediksi kebangkrutan, kesulitan likuiditas, dan pemenuhan kewajiban, ada 2 kelompok BUMN masuk kategori distress. Di bawah nilai 1,3 yaitu aneka industri dan pertanian,” ucap Sri Mulyani dalam paparannya di rapat dengar pendapat bersama Komisi XI, Senin (2/12/2019).
Sri Mulyani mengatakan BUMN pertanian memiliki posisi Z score terburuk di antara 11 BUMN penerima PMN lainnya. Nilainya mencapai minus 0,4 dari batas aman 1,1-1,3.
Kelompok BUMN pertanian ini tercatat memiliki return of equity (ROE) atau kemampuan mengelola modal minus 9,7 persen. Namun, debt to equity ratio (DER) atau rasio utang terhadap modalnya masih aman di angka 0,9, jauh di bawah 3 persen.
Kelompok BUMN aneka industri menduduki posisi kedua terburuk dalam hal Z score dengan nilai 0 (nol). ROE BUMN aneka industri ini tercatat bertengger di kisaran minus 3,7 persen dan DER di angka 3,4 atau di atas batas aman 3 (ekuitas negatif).
Posisi BUMN aneka industri disusul oleh BUMN konstruksi dengan z score senilai 1,7 dalam rentang 1,1-2,6 masuk posisi kuning (waspada). ROE-nya masih aman di kisaran 15,1 persen tetapi DER-nya tidak baik yaitu di angka 3,7.
Kelompok BUMN infrastruktur, tambang, energi, dan barang konsumsi tercatat juga masuk di kategori z score waspada. Sementara itu, BUMN perumahan, pariwisata, dan transportasi tercatat masih aman dengan nilai z score di atas 2,6-2,9.
“Sisanya lampu kuning. Perumahan, pariwisata, transportasi masih dalam kondisi aman. Merah itu distress,” ucap Sri Mulyani.
Jika didetailkan, kelompok BUMN Pertanian yang mengalami masalah kinerja keuangan ini diantaranya adalah PT Sang Hyang Seri dengan skor minus 14,02, PT Pertani dengan skor 0,82, dan PT Perkebunan Nusantara III dengan skor 0,35.
Skor di bawah 1,3 menandakan BUMN tersebut cukup rentan terhadap kebangkrutan. Sisanya PT Perikanan Nusantara dan Perum Perikanan Indonesia masih sehat dengan skor 4,14 dan 6,56 atau di atas batas minimum 2,6-2,9.
Lalu pada kelompok Aneka industri 9 perusahaan penerima PMN mengalami masalah keuangan. Antara lain PT Dirgantara Indnesia dengan skor minus 0,84, PT Pindad dengan skor 1,02, PT Industri Kereta Api (INKA) dengan skor 0,92, PT Barata Indonesia dengan skor 0,83, PT Krakatau Steel dengan skor 0,47, PT Industri Kapal Indonesia dengan skor 0,89 dan PT Pal Indonesia dengan skor minus 0,1.
Di antara BUMN tadi, nilai z score terburuk ternyata dimiliki oleh PT Dok dan Kodja Bahari dengan skor minus 1,72 persen. Lalu disusul oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya dengan skor minus 1,23.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi