tirto.id - Jumlah tes COVID-19 di Indonesia sudah memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1000 per 1 juta penduduk selama sepekan. Namun, kasus terus menjulang tinggi dan positivity rate tembus 25 persen. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut hal itu terjadi karena cara tes di tanah air selama ini salah.
"Kita enggak disiplin, cara testingnya salah," kata Budi Gunadi dalam diskusi daring pada Kamis (21/1/2021).
Menurut Budi, tes COVID-19 seharusnya menyasar pada orang-orang suspek COVID-19, tetapi selama ini tes justru dilakukan terhadap orang yang sekadar ingin memeriksakan diri untuk perjalanan atau keperluan lainnya.
Budi mencontohkan dirinya sendiri. Ia harus menjalani pengambilan swab setiap kali hendak bertemu Presiden Joko Widodo.
"Saya diswab seminggu bisa 5 kali swab karena masuk istana. Emang benar begitu? Testingkan enggak begitu seharusnya," kata dia.
Atas dasar itu, Budi tidak heran jumlah tes Indonesia bisa memenuhi standar WHO, tapi menurutnya itu tidak ada gunanya karena tidak menyasar pada suspek COVID-19.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, sepanjang seminggu terakhir, dilakukan tes terhadap 292.519 orang, sudah melampaui standar WHO untuk Indonesia yakni tes terhadap 267 ribu orang per minggu. Hal itu sempat dipamerkan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPPEN) Airlangga Hartarto.
"Standar WHO adalah 10 persen per 1.000 orang sehingga minimalnya Indonesia sudah mencapai sekitar 107,69 persen dari apa yang dipersyaratkan oleh WHO,” kata Menko Airlangga dalam temu media di Jakarta, Kamis (21/1/2021).
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Gilang Ramadhan