tirto.id - Supermodel Bella Hadid berdiri di panggung pagelaran Coperni Spring - Summer 2023, Paris Fashion Week, 1 Oktober 2022 lalu. Hadid nyaris tak memakai apa pun, hanya selembar celana thong putih. Tangannya menutupi payudara.
Eits, jangan berprasangka buruk dulu.
Tidak lama kemudian, dua orang pria menghampiri Hadid, masing-masing menggenggam alat penyemprot spray gun berisi material cair bernama Fabrican. Keduanya mulai menyemprot tubuh Hadid hingga terbalut oleh lapisan yang awalnya tampak semacam jaring laba-laba.
Setelah selesai dan lapisan material itu mengering seketika, head of design Coperni – Charlotte Raymond — merapikan ujung-ujung yang masih kasar, lalu menggunting bagian bawahnya hingga terbentuk belahan di sepanjang kaki kiri hingga paha.
Dan, voila! Jadilah gaun putih off-shoulder dalam waktu sekitar sepuluh menit saja.
Berbalut gaun tersebut, Bella Hadid melenggang di runway, mengundang decak kagum hadirin. Momen penutup dalam pagelaran Coperni – label fashion asal Prancis — ini menjadi viral dan menghebohkan dunia fesyen.
Namun kemudian timbul pertanyaan: apakah material alternatif semacam fabrican bisa menjawab tuntutan untuk mewujudkan fesyen berkelanjutan dan mengurangi limbah tekstil?
Fabrican, adalah hasil kerja sama dua desainer dan pendiri Coperni: Sébastien Meyer dan Arnaud Vaillant dengan pencipta fabrican, Manel Torres. Meyer menemukan fabrican melalui internet lalu ketiganya mulai bekerja sama sekitar enam bulan sebelum pagelaran.
Selama ini, Coperni memang dikenal sebagai label yang kerap memadukan fesyen dengan sains, teknologi, seni dan kerajinan tangan.
“Kami mungkin takkan mendapatkan keuntungan dari gaun ini, tapi ini adalah sebuah perayaan inovasi. Kami ingin menciptakan momen besar dalam fesyen, karena kami punya gairah memajukan fesyen,” ucap Arnaud Vaillant.
“Gaun ini bisa dipakai, disimpan, dan digantung di lemari,” lanjut Sébastien Meyer.
Namun jika Anda sudah tak menginginkannya lagi, gaun ini bisa dijadikan cairan fabrican kembali, lalu disemprot ulang.”
Kedengarannya seperti keajaiban kecil, tapi apakah sebenarnya fabrican?
Material ini terbuat dari suspensi polimer cair, zat pengikat seperti lateks, serat natural (katun, linen, wol) atau sintetis (poliester, polipropilena, nilon), dan pelarut yang cepat menguap seperti aseton.
Pelarut akan menghantarkan material agar menyemprot keluar dalam bentuk cairan, lalu menguap seketika bila material bersentuhan dengan udara dan mengenai kulit atau permukaan lain. Material pun segera mengering lalu berubah menjadi bahan yang solid, elastis, dan bertekstur seperti suede.
Namun material ini juga bisa dimanipulasi hingga menghasilkan tekstur lain yang mirip fleece, kertas, renda, atau karet – tergantung jenis serat dan zat pengikat yang digunakan serta teknik pengaplikasiannya. Fabrican bisa diaplikasikan dengan berbagai alat.
Selain disemprotkan melalui spray gun seperti yang dipertunjukkan dalam pagelaran Coperni dan Bella Hadid, juga bisa dengan kaleng aerosol, penyemprot robotik, dan spray portabel yang sekaligus bisa menampung hingga 22 liter fabrican. Bahan non anyaman yang tercipta dari proses penyemprotan ini disebut kain Spray-on.
Tak Hanya untuk Fesyen
Manel Torres memiliki gelar sarjana di bidang desain fesyen, lalu menempuh pendidikan master di Royal College of Art, London. Pada 2003, Torres yang berasal dari Barcelona, Spanyol, menciptakan fabrican sekaligus mendirikan perusahaan Fabrican Limited yang mengeksplorasi riset inter-disipliner serta menghubungkan dunia sains dan desain.
Dalam presentasi TEDx Talk 2013, Torres ‘mengeluh’ tentang repotnya menjadi desainer. Menurutnya, proses pembuatan busana terlalu panjang. Seorang desainer harus menciptakan pola, lalu mencari bahan yang tepat, melakukan pengepasan baju dan sebagainya.
Torres ingin bisa menciptakan sesuatu yang bisa melakukan semua itu dengan lebih singkat. Ia lalu mendapat ide dari silly string – mainan jaring benang plastik warna-warni yang disemprotkan dari kaleng aerosol.
Silly string biasa digunakan dalam berbagai keriaan, seperti acara ulang tahun atau festival. Torres sendiri memperoleh "momen eureka" saat melihat silly string yang dipakai di pesta pernikahan temannya.
Butuh dua tahun sampai penelitian Torres mulai menampakkan hasil. Torres membayangkan orang bisa masuk ke sebuah booth, memesan baju dengan model dan bahan spesifik sesuai bayangan mereka, lalu baju itu bisa langsung disemprotkan ke tubuhnya dan selesai dalam waktu singkat.
Walaupun terobosan ini awalnya dikembangkan untuk industri fesyen, tetapi fabrican telah diaplikasikan untuk berbagai bidang lain.
Antara lain: di bidang kesehatan, untuk memproduksi masker wajah, baju pelindung medis, gips, perban; di bidang otomotif, untuk interior mobil, dasbor, jok, panel pintu; di bidang desain, untuk dekorasi dan wadah; aneka barang konsumsi seperti spons instan, kain pel, lap makan, popok, pantyliner: di bidang lingkungan, untuk manajemen tumpahan minyak di laut dengan cara menahan tumpahan tetap di tempatnya agar mudah disingkirkan.
Repair, Reuse, Recycle
Fabrican sendiri mengklaim telah berkomitmen untuk mengembangkan metode produksi yang berkelanjutan dan menciptakan produk yang lebih hijau.
Sebagian besar serat yang digunakan adalah hasil daur ulang dari baju dan kain bekas. Teknologi fabrican juga bisa memakai serat dan zat pengikat biodegradable sebagai pengganti polimer berbahan bakar fosil.
Selain itu, teknologi kain spray-on tidak menggunakan bahan perusak lapisan ozon. Untuk barang konsumsi, fabrican memakai propelan yang tidak mudah terbakar dengan potensi pemanasan global terendah.
Teknologi kain spray-on juga mendukung filosofi repair, reuse, recycle. Misalnya, kain spray-on bisa digunakan untuk memperbaiki baju yang rusak sehingga memperpanjang usia produk itu. Selain itu, produsen juga dapat menggunakan kembali seluruh komponen fabrican, baik cairan maupun solid.
Dengan begitu, bisa mengurangi konsumsi bahan mentah, energi dan limbah.
*Artikel ini pernah tayang di tirto.id dan kini telah diubah sesuai dengan kebutuhan redaksional diajeng.
Penulis: Eyi Puspita
Editor: Lilin Rosa Santi