Menuju konten utama

Menhub Akan Terapkan Subsidi Silang Tarif Tiket Pesawat ke Papua

Menhub ingin harga tiket pesawat terjangkau tapi maskapai tetap eksis.

Menhub Akan Terapkan Subsidi Silang Tarif Tiket Pesawat ke Papua
Menteri Perhungan Budi Karya Sumadi memberikan keterangan tentang pengoperasian sejumlah fasilitas pelabuhan dan bandara pascabencana gempa bumi dan tsunami Palu serta Donggala di Kantor Kemenhub Jakarta, Rabu (3/10/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/18

tirto.id - Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi menyebut akan membahas soal subsidi silang harga tiket pesawat tujuan Papua. Subsidi silang dilakukan guna menyiasati harga tiket pesawat yang melambung tinggi, terutama untuk tujuan Papua.

"Saya minta cross subsidy [subsidi silang] semacam Yogyakarta jadi akan dilakukan tarif siang itu sama kaya dulu Rp700-Rp800 ribu tapi yang pagi dan sore komersial. Nah Papua mungkin akan saya lakukan gitu. Ada mix tarif. Ada tarif promosi tapi mungkin harus jam-jam tidak favorit," ujar Menhub di Yogyakarta, Selasa (22/1/2019).

Pernyataan itu diungkap Menhub usai muncul pertanyaan dari calon wisudawati Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bernama Siska yang mengeluhkan mahalnya harga tiket ke Papua mencapai Rp4,5 juta.

Menhub pun meminta masyarakat untuk meyakini pemerintah bukan memihak maskapai, dalam perkara harga tiket ini. Akan tetapi, pemerintah ingin agar semua maskapai, terutama Garuda Indonesia tetap eksis. Sebab saat ini Garuda sedang dalam perjuangan untuk memperbaiki kerugian dan utang yang mencapai triliunan rupiah.

"Saya minta pengertiannya. Tapi saya yakini ada tarif murah, tapi jam tertentu. Yogyakarta sudah diterapkan begitu," ujar Menhub.

Budi Karya mengatakan ia punya dua misi saat ini, yaitu bagaimana agar harga tiket pesawat tetap terjangkau tapi maskapai dan penerbangan tetap bisa eksis. Ia pun menegaskan akan segera membahas subsidi silang harga tiket pesawat tujuan Papua.

"Kalau yang Yogyakarta sudah, kalau yang Papua nanti saya bahas, dalam waktu dekat," pungkas Budi Karya.

Masyarakat sempat mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat lewat media sosial. Budi Karya pada 12 Januari lalu menjawab protes masyarakat itu. Menhub meminta masyarakat menolerir situasi.

Budi menilai tingkat harga yang digunakan oleh para maskapai penerbangan masih berada dalam batas yang diperbolehkan peraturan.

"Saya mengimbau masyarakat memberikan toleransi kepada harga itu," ucap Budi kepada wartawan di Gedung Jiexpo Kemayoran pada Sabtu (12/1/2019).

Budi mengatakan harga tiket pesawat yang dipersoalkan masyarakat itu tidak sepenuhnya buruk. Ia menganggap hal itu adalah bagian dari upaya proteksi industri penerbangan.

Kemudian, pada Minggu (13/1/2019), seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Inaca) telah menurunkan tarif tiket penerbangan sejak Jumat 11 Januari 2019.

Beberapa rute penerbangan yang diturunkan harganya seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, Bandung-Denpasar dan akan dilanjutkan dengan rute penerbangan domestik lainnya.

Ketua Umum Inaca Ari Askhara mengatakan hal itu menyusul keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket dan adanya komitmen positif atas penurunan biaya kebandaraan dan navigasi dari para pemangku kepentingan seperti PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, AirNav dan Pertamina.

Baca juga artikel terkait HARGA TIKET PESAWAT atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Abdul Aziz