tirto.id - Abses gigi merupakan pembentukan kantung atau benjolan yang berisi nanah di sekitar gigi akibat infeksi bakteri. Banyak orang pernah mengalami masalah abses gigi.
Data The Global Burden Of Disease Study menunjukkan, hingga 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit yang diderita oleh hampir dari setengah populasi manusia: 3,58 miliar orang. Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11 penyakit yang paling banyak terjadi di dunia.
Periodontal pun menjadi penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa. Gangguan ini diawali dengan gingivitis (pembengkakan di gusi akibat plak). Jika tidak diobati gangguan berpotensi jadi periodontitis (infeksi yang dapat menghancurkan gigi dan jaringan sekitarnya).
Sementara hasil Riset Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 yang dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperlihakan bahwa proporsi terbesar masalah sakit gigi di Indonesia adalah gigi rusak dan berlubang (45,3 persen).
Masih berdasarkan Riskesdas 2018, untuk kategori masalah kesehatan mulut yang paling banyak dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak atau timbulnya abses gigi (bisul di sekitar gigi), yang prevalensi kejadiannya mencapai 14 persen. Angka itu sedikit lebih banyak dari prevalensi kasus gusi mudah berdarah (13,9 persen).
Gejala Abses Gigi
Khusus di kasus abses gigi, orang yang mengalaminya biasa akan merasakan nyeri di gigi. Rasa nyeri itu bahkan bisa menjalar hingga ke telinga dan leher.
Selain nyeri, abses gigi bisa memunculkan sejumlah gejala lain. Beberapa gejala yang bisa terkait dengan kasus abses gigi adalah sebagai berikut:
- Nyeri di sekitar gigi yang dapat menyebar hingga ke telinga, rahang, dan leher
- Rasa sakit saat anda berbaring
- Sakit saat mengunyah
- Mulut berbau busuk
- Wajah memerah
- Pipi dan gusi bengkak
- Gigi lepas
- Bengkak di bagian leher
- Jika sudah parah akan menyebabkan demam.
Penyebab Abses Gigi
Dikutip dari laman Healthline, jenis dari abses gigi ada tiga macam, tergantung lokasi keberadaan kantung nanahnya. Tiga jenis abses gigi tersebut adalah:
- Abses periapikal: berlokasi di ujung akar gigi.
- Abses periodontal: letaknya di gusi sebelah akar gigi.
- Abses gingival: menonjol tepat di gusi.
Tiga jenis abses gigi tersebut bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda. Jadi, dalam kasus abses gigi, terdapat beberapa penyebab yang tergantung pada jenisnya.
Pertama, penyebab seseorang mengalami Abses Periapikal adalah karena bakteri masuk ke dalam pulpa gigi melalui rongga. Pulpa merupakan jalur ke bagian dalam gigi yang lembut dan terdiri dari saraf, jaringan ikat, serta pembuluh darah.
Kedua, penyebab Abses Periodental biasanya karena penyakit gusi. Namun, Abses Periodental pun dapat disebabkan karena cidera.
Ketiga, Abses Gingival bisa terjadi karena gusi tergores oleh benda asing, misalnya kulit berondong jagung atau sikat gigi. Kasus ini hampir sama dengan Abses Periodontal. Sebab, luka akan menjadi tempat pertama berkembangnya bakteri hingga akhirnya infeksi berkembang.
Cara Perawatan Abses Gigi
Jika seseorang mengalami abses gigi maka harus segera mengambil langkah serius karena dapat bertambah parah, bahkan mengancam jiwa. Dalam menyelesaikan masalah abses gigi, terdapat beberapa cara, yang bisa dilakukan sesuai dengan seberapa parah kasusnya.
1. Menguras Abses
Jika belum terlalu parah, dokter akan menguras abses pada gigi dengan membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan nanahnya.
2. Prosedur Saluran Akar
Jika abses berada di akar gigi, dokter akan melakukan pengeboran gigi untuk mengeluarkan pulpa yang terinfeksi. Setelah ini gigi yang berlubang akan ditambal.
3. Cabut Gigi
Jika gigi anda sudah terlihat rusak, dokter akan mencabutnya sebelum membersihkan abses.
4. Penghapusan Benda Asing
Jika abses terjadi karena benda asing, maka dokter akan melakukan pembersihan terhadap benda asing tersebut sebelum membersihkan abses.
5. Konsumsi Obat Anti-inflamasi
Cara terakhir ini dilakukan jika seseorang tidak dapat mengunjungi dokter. Di apotek, seseorang dapat membeli obat seperti ‘ibuprofen’ untuk meredakan nyeri. Jika tidak ingin membeli obat, seseorang bisa menggunakan air garam hangat untuk berkumur.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Addi M Idhom