tirto.id - Solidaritas tak pernah mengenal batas. Begitupun di antara para pengemudi ojek online. Seiring ada ratusan ribu orang yang jadi sopir untuk bisnis jasa transportasi online di Indonesia, Gojek maupun Grab, sebagian besar di antara mereka menggalang sumber daya mandiri.
Mereka disatukan di jalan, dan salah satu tindakan mandiri itu adalah membentuk unit reaksi cepat demi membantu korban kecelakaan jalan raya.
Lega Fadli punya cerita untuk itu. Tergabung dalam komunitas unit reaksi cepat (URC) bernama Grab n Go Pospol Citra Gran Cibubur, pria 21 tahun ini adalah wakil ketuanya. Komunitas ini terbentuk pada 2017.
Muasalnya, ada pengemudi ojek online (ojol) meninggal dalam satu kecelakaan, alat kelaminnya terlindas truk tronton di depan Hotel Ciputra Cibubur. Ia telat ditolong. Hanya jadi tontonan warga sekitar termasuk oleh para pengemudi ojol lain. Pria itu dibawa ke sebuah rumah sakit tapi telat ditangani, salah satunya karena tak ada penjamin. Si pengemudi akhirnya meninggal.
Kejadian itu yang membuat komunitas ojol di Cibubur membentuk tim URC. Dinamakan "pospol" karena tempat mereka biasa nongkrong di dekat kantor polisi subsektor Citra Gran Cibubur, Kota Bekasi, salah satu lokasi strategis dan keramaian di antara jalan menuju Jakarta dan Bogor.
Tongkrongan mereka adalah sebuah markas mungil beratap seng bekas, diisi meja bekas, papan, terpal, dan kursi kayu, dibangun swadaya pada Februari 2018. Tempat ini jadi lokasi istirahat pengemudi ojol, silahturahmi sesama profesi, dan pos pantau URC. Selain ada colokan listrik buat mengisi daya baterai ponsel--perkara penting bagi sopir online--basecamp itu bisa dikenali lewat spanduk komunitas yang penuh dengan 60-an stiker komunitas ojol lain.
Hendro Pentung, Ketua URC Pospol, mengatakan tim URC menjadi barisan terdepan bila ada masalah di sektor wilayah, seperti kecelakaan lalu lintas, pengawalan ambulans dan mobil jenazah, hingga menyelesaikan perselisihan internal.
"URC ibaratnya panglima perang di komunitas," kata Hendro, bernada bangga.
Pria asal Semarang ini berkata komunitasnya memiliki 15 anggota. Mereka saling berkomunikasi dengan komunitas serupa se-Jabodetabek, Semarang, dan kota-kota lain.
Berdasarkan catatan URC Pospol Citra Gran Cibubur, ada 241 komunitas ojek online yang menyebar di areal Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang.
Proses Evakuasi Kecelakaan Lebih Cepat
Ponsel Lega Fadli menerima pesan dari grup WhatsApp lintas jalur alternatif Cibubur. Pesan itu berisi sebuah foto pengemudi Gojek yang duduk kesakitan di tepi jalan, memegang lutut kiri.
Ega, nama akrab Lega, langsung mengontak si pengirim pesan untuk memverifikasi lokasi kecelakaan. Setelahnya, dengan empat motor dan lima orang dari tim URC, Ega meluncur ke lokasi di dekat Serabi Geboy Bandung, Cibubur. Mereka melihat orang-orang berkerumun di tengah si pengemudi yang duduk kesakitan.
Ega segera menanyakan kondisi korban, apakah mau diantar ke rumah sakit atau klinik. Ega menawarkan berkali-kali, tapi korban menolak dan minta diantarkan ke rumah. Ia berkata tangan dan kakinya terkilir.
"Kami putuskan antar ke rumah, enggak estafet," tegas Ega kepada tim.
Biasanya tugas itu diserahkan kepada tim URC di sektor wilayah masing-masing, tapi kali ini Ega memutuskan mengantarkan korban dengan timnya sendiri.
Tugas evakuasi dan pengawalan ini didokumentasikan lewat kamera ponsel untuk disebarkan ke grup WhatsApp lintas komunitas.
Hendro Pentung menceritakan ada perbedaan penanganan untuk kecelakaan pengemudi ojol dan penumpang serta masyarakat umum. Jika korban luka parah dari teman seprofesi dan penumpang, URC mengurusnya dari evakuasi korban ke rumah sakit sampai pencairan biaya asuransi.
Sementara bila ada warga yang kecelakaan, tim URC melakukan evakuasi, menjaminkan diri kepada rumah sakit untuk melakukan tindakan pertama di IGD, lalu menunggu keluarga korban datang untuk mengalihkan jaminan.
Mereka bereaksi cepat di lapangan, sigap menyetop pengendara mobil yang kebetulan lewat di lokasi kecelakaan, untuk membawa dan menemani korban ke rumah sakit terdekat.
Bila kebetulan mengawal ambulans yang mengangkut korban meninggal dari rumah sakit, tim URC ojol berbagi tugas: ada yang membuat rute hingga rumah korban, ada orang yang mengurus ambulans, ada yang mengurus administrasi di rumah sakit, dan ada tim URC di wilayah lain untuk siaga mengawal secara estafet; membentuk solidaritas tanpa pamrih.
Menurut Anton Perden, koordinator lapangan Komunitas Keluarga Besar Grab Driver Semut Aspal untuk sektor wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, penanganan korban kecelakaan tergantung kondisi. Bila parah, tim URC melibatkan polisi untuk evakuasi ke rumah sakit.
Anton menilai apa yang dilakukan komunitasnya sebagai penghubung informasi ke pihak kepolisian sehingga memudahkan proses evakuasi korban kecelakaan.
Hendro bercerita saking sering membantu korban kecelakaan, satpam dan tim IGD Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur dan Rumah Sakit Melia bahkan hafal dengan mereka.
"Lu lagi, lu lagi," kata Hendro, menirukan pegawai rumah sakit.
Sopir Ojol: 'Pekerjaan Sosial ini Panggilan Jiwa'
Bagi para pengemudi ojol dalam tim URC, dengan pendapatan tak tentu dalam sehari, pekerjaan sosial mereka merupakan "panggilan jiwa".
Anton pernah mengawal mobil jenazah ke Serang, Banten, dari Jakarta Utara, dengan biaya bensin dari kantong pribadi. Padahal ia harus menafkahi keluarga dengan penghasilan serba tak pasti. Meski begitu, istrinya tidak mengeluhkan kerja-kerja sosialnya.
"Istri tahu saya bergerak [kerja] sosial selain mencari nafkah," kata Anton.
Imam Taufik, anggota tim URC Pospol, berkata pekerjaan sosial ini cuma membutuhkan dua sampai tiga jam dalam sehari. Setelahnya, dia bisa menghidupkan kembali pekerjaan ojek online. Istrinya bahkan membantu kerja-kerja sosial tim URC, misalnya mendokumentasikan evakuasi korban.
Menolong orang yang tak dikenal saja mereka sigap, apalagi saat ada korban dari sejawatnya.
Solidaritas tanpa batas ini diceritakan Lega Fadli saat tim URC mengantar jenazah seorang sopir ojol dari Jakarta ke Cirebon. Mereka menggalang dana internal untuk biaya operasional ambulans sebesar Rp2 juta. Karena sopir ambulans itu pun dari kawan seprofesi, mereka lantas urunan untuk mengganti penghasilannya hari itu.
"Kami patungan seikhlasnya," ujar Ega.
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Fahri Salam