Menuju konten utama

Mengenal Pink Tax dan Tip Mengakali Belanja Murah

Pink tax merupakan sistem penetapan harga yang diskriminatif atas produk dan layanan berdasarkan gender.

Mengenal Pink Tax dan Tip Mengakali Belanja Murah
Laptop Blade Stealth 13 Quartz Edition Warna Pink merupakan salah satu contoh produk yang mengenakan Pink Tax. FOTO/www.razer.com

tirto.id - Pajak merah jambu, alias pink tax merupakan diskriminasi harga berdasarkan gender. Perempuan harus membayar lebih untuk produk yang “seolah” dibuat khusus untuk mereka, padahal fungsinya sama seperti produk yang dibikin untuk pria.

Singkatnya, pink tax bukanlah pajak, tapi taktik produsen untuk mengambil laba lebih dari konsumen perempuan. Sistem penetapan harga yang diskriminatif atas produk dan layanan berdasarkan gender.

Produsen lazim menjual produk untuk pria dengan tampilan warna biru atau hitam. Sementara sebaliknya untuk perempuan, dominasi warna ungu atau merah jambu dengan tambahan glitter dan aroma adalah perbedaan paling mencolok yang bisa kita temukan.

Selain warna dan aroma sebagai pembeda usang, terdapat penanda lain yang lebih jelas antar produk pria dan perempuan: label harga.

Biaya untuk membeli produk perempuan jauh lebih mahal. Padahal seringkali kualitasnya sama, bahkan lebih jelek dari produk untuk pria. Ambil saja contoh sederhana, produk pisau cukur. Dengan merek yang sama, pisau cukur perempuan dipasarkan lebih mahal 20-30 persen dibanding pisau cukur pria.

“Latar belakang munculnya pink tax adalah sikap kapitalis klasik: mengambil untung sebanyak-banyaknya,” kata Jennifer Weiss-Wolf, pengacara dan salah satu pendiri Period Equity, tim pengacara yang membela hak-hak perempuan dalam siklus menstruasi mereka, melansir dari Healthline.

Diskriminasi Merugikan Finansial Perempuan

Pajak merah jambu bukan fenomena baru. Pada tahun 2010, Consumer Reports di Amerika menyoroti masalah ini secara nasional. Mereka mengeluarkan studi yang menemukan, pada saat itu, perempuan membayar 50 persen lebih banyak daripada pria untuk produk serupa.

Tahun 2015 Departemen Urusan Konsumen di Kota New York (NYC) merilis laporan tentang perbedaan harga 106 produk dalam kategori mainan dan aksesori. Rata-rata, produk untuk anak perempuan dihargai 7 persen lebih tinggi.

“Tambahan biaya yang paling tinggi berada di kategori produk perawatan pribadi,” demikian tulis laporan yang sama.

Laporan NYC menyatakan perempuan menanggung disparitas harga sekitar 13 persen untuk produk perawatan pribadi. Peneliti membandingkan sekitar 122 produk dalam penelitian ini.

Perbedaan harga sebanyak 13 persen ini terasa makin menekan perempuan terutama mereka yang berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah.

Untuk itu guna mengakali diskriminasi harga akibat pink tax, konsumen perempuan dapat mempertimbangkan beberapa tip berikut.

  1. Lebih jeli memilih produk dan layanan dengan harga murah.
  2. Abaikan penanda “perempuan” atau “laki-laki” pada produk atau layanan.
  3. Fokus pada kualitas yang ditawarkan, tak apa memilih produk “laki-laki” asal memiliki fungsi sama.

Baca juga artikel terkait PAJAK ONLINE atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Bisnis
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Yantina Debora