tirto.id - Apa jadinya jika seseorang terlahir hanya memiliki satu ekspresi atau tanpa ekspresi? Kondisi tersebut disebut Moebiussyndrome atau sindrom moebius.
Moebius syndrome merupakan kondisi neurologis langka yang ditandai dengan kelumpuhan beberapa saraf kranial. Sindrom ini disebut juga kelumpuhan okulofasial bawaan.
Saraf kranial merupakan saraf yang mengatur sensasi pergerakan otot kepala kepada berbagai respons parasimpatik ke organ, sehingga orang yang mengalami kelainan pada saraf kranial mengalami kekakuan dalam ekspresi wajah.
Dilansir dari Rarediseases.org, kelumpuhan saraf ini biasanya menyerang saraf VI dan VII sehingga penderita sindrom ini tidak bisa tidak bisa tersenyum, mengerutkan kening, mengerutkan bibir, menaikkan alis, atau menutup kelopak mata.
Penderita sindrom ini bahkan tidak bisa menggerakan bola mata ke arah lateral. Dengan begitu penderita tidak bisa mengekspresikan apa yang mereka rasakan.
Yang menjadi penyebab Moebius syndrome sejauh ini belum diketahui pasti. Dikutip dari Facialpalsy, hipotesis dari penelitian mengungkapkan bahwa kemungkinan besar penyebab Moebius Syndrome yaitu adanya perpaduan antara faktor gen lingkungan dengan genetik.
Dalam beberapa kasus, sindrom ini terjadi secara sporadis. Sebagian kecil kasus Moebius syndrome terjadi dalam keluarga, tetapi tidak ada pola pewarisan tunggal yang jelas. Namun, disarankan untuk wanita hamil yang memiliki riwayat Moebiussyndrome untuk melakukan konseling genetik.
Adapun gejala dari Moebius syndrome tergantung dari saraf mana terkena kelumpuhan. Dilansir dari Hopkinsmedicine, berikut adalah beberapa gejala yang dialami oleh penderita Moebius syndrome:
- Kelemahan atau kelumpuhan total otot-otot wajah
- Kesulitan menelan atau mengisap
- Kesulitan berbicara dan sering ngiler
- Ketidakmampuan untuk membentuk ekspresi wajah (tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis, mengerutkan bibir atau menutup mata)
- Langit-langit mulut sumbing
- Mengalami masalah pada gigi
- Masalah tangan dan kaki, termasuk kelaianan club foot dan jari-jari yang hilang atau menyatu (sindaktili)
- Masalah pendengaran
- Langit-langit mulut tinggi
- Mata iritasi dan kering
- Keterlambatan motorik
- Poland syndrome (kondisi yang menyebabkan kurangnya perkembangan otot pada satu sisi tubuh)
- Mata juling atau Strabismus
Pengobatan terhadap penderita Moebius syndrome banyak melibatkan dokter ahli. Dilansir dari Rare Diseasespengobatan dilakukan dengan cara melakukan pembedahan craniofacial.
Dalam pembedahan ini melibatkan dokter ahli saraf, dokter bedah plastik, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (otolaryngology), dokter spesialis yang mengobati kelainan mata (ophthalmology) dan dokter spesialis anak.
Selain dengan melakukan pembedahan, pengobatan terhadap penderita Moebius syndrome bisa dilakukan dengan beberapa terapi khusus.
Terapi ini meliputi terapi wicara dan terapi fisik. Terapi fisik diperlukan untuk penderita dengan berbagai kelainan ortopedi.
Selain itu juga dibutuhkan terapi melatih keterampilan motorik halus dan koordinasi. Bahkan bagi penderita yang sudah berhasil menjalani operasi, diperlukan terapi untuk melakukan aktivitas makan dan tersenyum.
Penulis: Dede Mudopar
Editor: Yandri Daniel Damaledo