Menuju konten utama

Mengenal Milia atau Kista Milium di Wajah: Gejala hingga Pengobatan

Gejala milia pada wajah biasanya ditandai dengan munculnya bintil-bintil di bagian wajah, bibir, kelopak mata dan pipi.

Mengenal Milia atau Kista Milium di Wajah: Gejala hingga Pengobatan
Ilustrasi Penyakit Kulit Milia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jika Anda pernah mengalami atau melihat bintil-bintil berisi cairan berwarna putih atau kuning yang muncul di wajah biasanya terjadi pada pipi dan di bawah kelopak mata, itu bukanlah jerawat atau pun komedo. Orang sering sekali keliru dengan kondisi ini.

Kondisi tersebut merupakan penyakit kulit yang terkadang dijuluki "bintil-bintil susu" atau "jerawat bayi". Penyakit yang juga dikenal dengan istilah kista lilium ini tidak berbahaya.

Mungkin bagi orang-orang yang pernah mengalami kondisi ini akan merasa cemas dan minder karena bintil-bintil pada wajah.

Namun, kondisi ini tidak akan bertahan lama artinya bintil pada wajah akan segera hilang dengan cara melakukan perawatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya.

Kista milium adalah benjolan kecil berwarna putih atau kuning yang biasanya muncul di hidung, pipi dan umumnya sering muncul di sekitar di kelopak mata bahkan bisa juga terjadi di mana saja.

Milia biasanya berukuran 1 hingga 2 milimeter, kista ini sering ditemukan dalam kelompok kista multiple yang disebut milia.

Milia terjadi ketika keratin terperangkap di bawah permukaan kulit. Keratin adalah protein kuat yang biasanya ditemukan di jaringan kulit, rambut dan sel kuku.

Selain itu, milia juga bisa terjadi pada semua usia atau etnis. Namun, kasus paling umum terjadi pada bayi yang baru lahir.

Melansir Healthline, berikut gejala milia pada wajah.

Milia biasanya tidak gatal atau sakit. Namun, mereka dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi sebagian orang. Sprei dan pakaian yang berbahan kasar dapat menyebabkan milia tampak iritasi dan merah.

Kista ini biasanya ditemukan di wajah, bibir, kelopak mata dan pipi. Namun, mereka dapat ditemukan di bagian lain dari tubuh juga seperti batang tubuh atau alat kelamin.

Mereka sering bingung dengan kondisi yang disebut mutiara epstein. Kondisi ini melibatkan munculnya kista putih kuning yang tidak berbahaya pada gusi dan mulut bayi yang baru lahir.

Bayi baru lahir

Kista dapat ditemukan di sekitar kelopak mata, dahi dan pada alat kelamin. Milia primer dapat menghilang dalam beberapa minggu atau bertahan selama beberapa bulan

Juvenila Milia

Kelainan genetik langka yang memengaruhi kulit sehingga dapat menyebabkan milia remaja. Ini dapat mencakup :

- Sindrom karsinoma sel basel nevoid (NBCCS) dapat menyebabkan karsinoma sel basal (BCC)

- Pachyonychia congenital. Kondisi ini dapat menyebabkan kuku tebal atau tidak normal

- Sindrom Gardner. Kelainan genetik langka ini dapat menyebabkan kanker usus besar seiring waktu

- Sindrom BAzex-Dupre Christol. Sindrom ini memengaruhi pertumbuhan rambut dan kemampuan untuk berkeringat

Milia En Plaque

Kondisi ini umunya dikaitkan dengan kelainan kulit genetic atau autoimun, seperti discoid lupus atau lichen planus. Milia en plak dapat mematuhi kelopak mata, telinga, pipi ataua rahang.

Kista bisa berdiameter beberapa sentimeter. Terutama terlihat pada wanita paruh baya, tetapi dapat terjadi pada orang dewasa atau anak-anak dari segala jenis usia atau kelamin.

Multiple Milia Erupsi

Jenis milia ini terdiri dari daerah gatal yang dapat muncuk di wajah, lengan atas dan dada. Kista seringkali muncul dalam kurun waktu tertentu, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Milia Traumatis

Kista ini terjadi di mana cedera pada kulit telah terjadi. Contohnya termasuk luka bakar dan ruam yang parah.

Kista bisa menjadi iritasi membuatnya menjadi merah di sepanjang tepi dan terdapat warna putih.

Pengobatan di rumah

Bayi yang terkena milia tidak perlu dilakukan perawatan. Kista biasanya akan hilang dalam beberapa minggu.

Sejumlah pengobatan rumahan dapat membantu menyingkirkan milia. Meskipun tidak ada obat khusus yang terbukti menghilangkan milia dengan cepat, perawatan ini sebagian besar berisiko rendah.

Sebagaimana melansir dari Medical News Today, Berikut contoh pengobatan rumahan yang dapat dilakukan sendiri.

- Bersihkan area yang terkena dampak setiap hari. Gunakan sabun lembut untuk mencegah iritasi kulit. Sabun untuk kulit sensitive bisa Anda dapatkan pada pembelian online yang terpercaya

- Steam buka pori-pori. Ini bisa dilakukan dengan cara mandi menggunakan air panas/hangat

- Eksforasi area secara teratur. Namun, hindari eksfoliasi berlebihan karena eksfoliasi setiap hari dapat mengiritasi kulit.

- Gunakan tabir surya. Tabir surya ini merupakan perlindunagan tinggi yang sangat membantu. Bisa anda dapatkan di online atau di apotek.

- Gunakan retinoid topikal. Retinoid topikal adalah krim atau gel yang berasal dari vitamin A sementara mereka efektif dalam mengobati milia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak mawar, kayu manis dan madu memiliki sifat antibakteri yang dapat mengatasi beberapa masalah kulit.

Meskipun demikian, belum ada penelitian yang menunjukkan hasil efektif dalam mengobati milia.

Hindari memencet, menusuk dan memetik milia sebab, akan meningkatkan risiko infeksi dan dapat menyebabkan jaringan parut.

Pengobatan medis

Pengobatan medis biasanya diperlukan apabila milia membawa risiko tertentu. Jika milia menyebabkan kekhawatiran, perawatan klinis tertentu telah digunakan untuk mencoba dan menghilangkannya.

- De-atap. Menggunakan jarum atau pisau yang steril untuk menghilangkan milia. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh ahli saja jangan dilakukan sendiri di rumah karena Anda dapat berisiko infeksi

- Kuretase. Mematikan area, menghilangkan milia lalu menutup kulit dengan kawat khusus medis yang panas

- Cryotherapy. Milia dibekukan dengan nitrogen cair ini dapat menyebabkan lepuh atau bengkak yang akan hilang dalam beberapa hari

-Minocycline. Antibiotik oral ini dapat membantu dalam mengobati jenis milia tertentu, seperti milia en plak.

Infografik SC Juvenile Milia

Infografik SC Juvenile Milia. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KISTA MILIA atau tulisan lainnya dari Wulan Astari

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Wulan Astari
Penulis: Wulan Astari
Editor: Yandri Daniel Damaledo