Menuju konten utama
Hobi

Mengenal Ikan Toman, Ciri-Ciri dan Cara Budidayanya

Ikan toman merupakan ikan jenis predator yang kaya dengan protein albumin.

Mengenal Ikan Toman, Ciri-Ciri dan Cara Budidayanya
Ilustrasi Ikan Toman. foto/istockphoto

tirto.id - Ikan toman (Channa micropeltes) adalah ikan air tawar yang dikenal sebagai salah satu jenis predator.

Tubuhnya paling besar di antara ikan dari suku gabus yang dikenal doyan daging atau hewan karnivora. Ikan ini merupakan fauna endemik yang khas ditemukan di Kalimantan.

Dikutip dari Iktiologi Indonesia, ikan toman diketahui banyak menghuni sungai, danau, rawa, hingga lebak yang luasnya sekira 1,4 juta hektar di Kalimantan Selatan.

Ciri-Ciri Ikan Toman

Cirinya yaitu memiliki kepala dan mulut besar, serta bergigi cukup tajam. Tubuhnya membulat menyerupai torpedo, berwarna hitam kebiruan dengan perut keputihan, dan ekornya pun bulat.

Saat ini, ikan toman juga kerap dijadikan penghuni akuarium dan sekaligus dikonsumsi karena bernilai gizi tinggi.

Menurut laman Unair, ikan ini kaya albumin yang merupakan protein penting bagi tubuh manusia. Albumin akan makin tinggi seiring dengan membesarkan tubuh ikan toman.

Ikan toman juga dikenal mempunyai banyak jenis asam amino seperti Threonine, valine, methionine, L-leusin, leusin, fenilalanin, histidin, lisin, arginin, asam aspartat, serin, glutamat, glisin, alisin, dan tirosin.

Ada pula kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang diketahui dapat mengatasi inflamasi dalam tubuh. Lalu, mineral yang dimilikinya antara lain seng, zat besi, kalium, hingga kalsium.

Berdasarkan kandungan nutrisi yang dimiliki ikan toman, maka manfaatnya untuk kesehatan cukup besar.

Manfaat makan ikan toman di antaranya mempertahankan tekanan osmotik, mempercepat proses penyembuhan luka, berpotensi sebagai antihiglikemik, dan menyuplai albumin untuk penderita hipoalbuminemia.

Ikan ini juga dikenal mempercepat penyembuhan luka, termasuk bagi pasien pasca-operasi.

Cara Budidaya Ikan Toman

Ikan toman memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Bagi kolektor atau pencari manfaat kesehatan dari ikan ini harus merogoh kocek cukup mahal untuk bisa memperolehnya, baik dalam keadaan hidup atau sudah diasinkan.

Satu ekor untuk ikan hias toman bisa dihargai mulai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Situs Sariagri menuliskan, pembudidayaan ikan toman memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemilihan pakan yang tepat

Ikan toman tidak bisa sembarangan dalam pemberian pakannya. Sekira 80 berupa daging ikan lain seperti ikan seluang, tawes, papuyu, keting, sepat rawa, dan sebagainya.

Ikan toman juga makan hewan mollusca dan udang, Bahkan, sifat predator ikan toman sudah dimiliki sejak masih larva dengan mengonsumsi zooplankton sebagai pakannya.

Saat melakukan budidaya ikan toman, kebutuhan makanan bergizi ini wajib dicukupi agar mengimbangi perkembangan fisiknya yang cepat.

Selain itu, jangan sampai telat memberikan pakan karena bisa saling memakan toman lainnya (kanibal) begitu kelaparan.

2. Siapkan bibit toman berkualitas

Usai menentukan pakan, siapkan bibit yang berkualitas. Hasilnya nanti akan sebanding bila bibit berkualitas diimbangi dengan pemilihan pakan yang tepat.

Jika bibit masih berusia 5 hari, salah satu pakan yang tepat adalah kutu air. Bila makin besar, pakan menyesuaikan usianya yang disukai dari berbagai jenis ikan lebih kecil.

3. Masa panen

Masa panen ikan toman tidak perlu menunggu sampai dewasa semua. Sebab, tujuan budidaya toman untuk ikan hias dan ikan konsumsi. Oleh sebab itu, ikan toman dapat dipanen kapan pun menyesuaikan permintaan pasar.

Ikan toman sebagai ikan hias tidak mengenal masa panen. Konsumen bisa membelinya di usia berapa pun.

Sementara untuk ikan konsumsi, toman menunggu hingga tubuhnya besar dan diperoleh banyak daging.

Infograsfik SC Ikan Toman

Infograsfik SC Ikan Toman. tirto.id/Quita

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno