Menuju konten utama

Mengenal Energi Hijau, Manfaat, dan Dampaknya bagi Lingkungan

Energi hijau atau green energy, berbeda dengan energi bersih dan energi terbarukan. Pelajari pengertian green energy, termasuk manfaat & contohnya berikut.

Mengenal Energi Hijau, Manfaat, dan Dampaknya bagi Lingkungan
Ilustrasi Ekologi. foto/istockphoto

tirto.id - Energi hijau atau green energy berbeda dengan istilah energi bersih (clean energy) dan energi terbarukan (renewable enegy). Lantas, apa itu energi hijau, termasuk manfaat dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Energi hijau ini sejatinya dihasilkan dari sumber daya alam, seperti sinar matahari, angin, atau air. Kemudian, kunci dari sumber energi ini adalah, energi ini tidak merusak lingkungan.

Jenis energi ini sering kali berasal dari sumber energi terbarukan, meskipun ada perbedaan cukup signifkan antara energi terbarukan dan energi hijau.

Untuk mengetahui apa persisnya pengertian energi hijau, berikut ini akan diulas perihal definisi dari green energy, jenis, contoh dan manfaatnya.

Apa Itu Green Energy atau Energi Hijau?

PEMASANGAN PLTS DI BANDARA NGURAH RAI

Petugas melakukan perawatan panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (21/9/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.

Laman Transisi Energi Berkeadilan menulis, pengertian energi hijau menurut Environmental Protection Agency (EPA). EPA mengatakan, energi hijau adalah bagian dari energi bersih yang secara khusus mengacu pada sumber energi terbarukan yang berasal dari proses alam yang terus-menerus diperbaharui. Ini terutama meliputi energi surya, angin, hidro, panas bumi, dan biomassa.

Sumber energi hijau menggunakan kekuatan alam, seperti sinar matahari, angin, dan panas bumi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan listrik atau panas tanpa menguras sumber daya yang terbatas. Sumber-sumber ini menghasilkan emisi gas rumah kaca minimal. Inilah yang membuat sumber energi hijau menjadi alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.

Energi hijau sendiri pada akhirnya dapat mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang keberlanjutan. Selain itu, energi hijau juga dapat mengurangi jejak karbon, serta berkontribusi dalam gerakan perlawanan terhadap perubahan iklim.

Lalu, apa saja jenis energi hijau?

Jenis Sumber Energi Hijau

Ilustrasi Kincir Air

Ilustrasi Kincir Air. foto/istockphoto

Ada berbagai jenis sumber energi hijau, yang paling umum di antaranya adalah tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga hidroelektrik (termasuk tenaga gelombang pasang surut, yang menggunakan energi laut dari pasang surut air laut).

Sementara itu tenaga surya dan angin dapat diproduksi dalam skala kecil di rumah-rumah penduduk serta dapat dihasilkan dalam skala industri yang lebih besar.

Berikut ini jenis sumber energi hijau yang paling umum sebagaimana dirujuk dari laman TWI:

Tenaga Surya

Jenis energi ini diproduksi menggunakan sel fotovoltaik yang menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Tenaga surya juga digunakan untuk memanaskan bangunan dan air panas serta untuk memasak dan penerangan.

Tenaga surya kini menjadi cukup terjangkau untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga termasuk penerangan taman, meskipun juga digunakan dalam skala yang lebih besar untuk menghidupkan listrik pada seluruh lingkungan.

Tenaga Angin

Jenis sumber energi hijau ini sangat cocok untuk lokasi lepas pantai dan dataran tinggi.Energi angin akan menggunakan kekuatan aliran udara untuk mendorong turbin yang kemudian menghasilkan listrik.

Tenaga Air

Dikenal juga sebagai tenaga hidroelektrik, jenis energi hijau ini menggunakan aliran air di sungai, aliran air kecil, bendungan, atau tempat lain yang memiliki aliran air cukup deras untuk menghasilkan listrik.

Tenaga hidro bahkan dapat bekerja dalam skala kecil menggunakan aliran air melalui pipa-pipa di rumah atau dapat berasal dari penguapan, curah hujan, atau pasang surut di lautan.

Energi Panas Bumi

Jenis energi hijau ini menggunakan energi termal yang tersimpan tepat di bawah kerak bumi. Meskipun sumber daya ini memerlukan pengeboran untuk mengaksesnya, sumber daya ini merupakan sumber daya yang mampu menghasilkan energi sangat besar setelah dimanfaatkan.

Energi panas bumi telah digunakan untuk mandi di sumber air panas selama ribuan tahun dan energi ini dapat digunakan untuk uap yang dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Biomassa

Sumber daya yang menghasilkan energi bersih ini perlu dikelola dengan hati-hati agar benar-benar bisa menjadi energi hijau. Pembangkit listrik biomassa menggunakan limbah kayu, serbuk gergaji, dan limbah pertanian organik yang mudah terbakar untuk menghasilkan energi.

Meskipun pembakaran bahan-bahan ini melepaskan gas rumah kaca, emisi ini masih jauh lebih rendah daripada emisi dari bahan bakar berbasis minyak bumi.

Biofuel

Alih-alih membakar biomassa, biofuel yang berasal dari bahan organik dapat diubah menjadi bahan bakar seperti etanol dan biodiesel.

Setelah memasok hanya 2,7% bahan bakar dunia untuk transportasi pada tahun 2010, biofuel diperkirakan memiliki kapasitas untuk memenuhi lebih dari 25% permintaan bahan bakar transportasi global pada tahun 2050.

Contoh Energi Hijau

Dari sumber-sumber energi hijau di atas, maka sumber-sumber energi hijau tersebut akan menghasilkan produk energi hijau yang ramah lingkungan, berkelanjutan serta bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari.

Beberapa contoh energi hijau di antaranya adalah:

  • Panel surya untuk menangkap energi dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Ini cocok untuk rumah tangga dan pembangkit listrik skala besar.
  • Turbin angin untuk menghasilkan listrik melalui tenaga angin. Turbin angin banyak digunakan di daerah dengan kecepatan angin tinggi.
  • Menghasilkan listrik dari aliran air, seperti bendungan atau sungai, contohnya pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
  • Memanfaatkan panas yang berasal dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik atau pemanas. Sumber energi hijau ini stabil dan tersedia sepanjang tahun.
  • Menghasilkan energi dari bahan organik seperti limbah pertanian, kayu, atau kotoran hewan. Sumber energi hijau ini bisa digunakan untuk bahan bakar cair, gas, atau padat.
  • Memanfaatkan gerakan gelombang laut dan pasang surut air laut untuk menghasilkan listrik. Sumber energi hijau ini sangat potensial dikembangkan di daerah pesisir.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

Petugas melakukan pengecekan sumur KMJ-51 di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/10/2017). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Manfaat Penerapan Energi Hijau

Dari berbagai contoh yang sudah disebutkan, maka bisa dirangkum berbagai manfaat energi hijau dalam penerapannya di kehidupan keseharian manusia.

Berbagai manfaat penerapan energi hijau dalam kehidupan keseharian manusia di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global serta mengurangi polusi udara, tanah, dan air yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
  • Sumber energi terbarukan dan tidak akan habis karena bersumber dari alam, seperti matahari, angin, dan air.
  • Membantu menjaga ketersediaan energi untuk generasi mendatang.
  • Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sehingga dapat mengurangi impor minyak dan gas.
  • Menstabilkan harga energi karena tidak bergantung pada pasar bahan bakar fosil yang fluktuatif.
  • Mengurangi polusi udara yang menyebabkan penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
  • Memperbaiki kualitas udara di daerah perkotaan.
  • Mendorong industri energi terbarukan dan menciptakan peluang kerja di sektor teknologi hijau.
  • Menghemat biaya energi jangka panjang karena memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
  • Membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Penerapan energi bersih merupakan langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber-sumber energi bersih, maka dampak perubahan iklim dapat makin berkurang. Sekaligus, pemanfaatan energi hijau juga dapat menciptakan peluang ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca juga artikel terkait ENERGI atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani