tirto.id - Self efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan seseorang soal sejauh mana ia mampu mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan merencanakan tindakan untuk mencapai suatu target tertentu.
Efikasi diri memainkan peran utama dalam bagaimana individu memandang situasi dan bersikap untuk menanggapi beragam situasi yang berbeda. Oleh karena itu, efikasi diri menjadi bagian yang penting yang menunjang kualitas karakter seseorang, terutama saat terjun di dunia kerja.
Efikasi diri juga memainkan peran penting dalam menentukan peluang seseorang sukses. Bahkan, sebagian psikolog menilai efikasi diri menjadi faktor yang lebih penting daripada bakat.
Mengikuti pandangan itu, setiap orang perlu memberi perhatian khusus terhadap efikasi diri ketika menetapkan tujuan. Keyakinan efikasi juga harus sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Mengutip ulasan di laman Verywellmind, konsep efikasi diri selama ini dikenal sebagai bagian inti dari teori kognitif sosial yang dikembangkan oleh pakar psikologi, Albert Bandura. Dalam teorinya, Albert menekankan pentingnya pembelajaran observasional, pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam pengembangan kualitas kepribadian seseorang.
Efikasi diri, menurut pendapat Albert Bandura, menjadi bagian dari sistem diri yang meliputi sikap, kemampuan, dan keterampilan kognitif seseorang. Dia juga menemukan sejumlah faktor yang bisa menunjang pembentukan efikasi diri.
Sejumlah faktor itu, seperti dikutip dari laman Positive Psychology, adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman menguasai masalah
Sumber efikasi diri yang terpenting ialah pengalaman penguasaan atas suatu masalah. Tidak ada hal yang lebih penting daripada memiliki pengalaman langsung akan penguasaan terhadap sesuatu untuk meningkatkan efikasi diri.
Misalnya, keberhasilan dalam menguasai suatu tugas akan membangun kepercayaan diri di bidang tersebut. Sedangkan kegagalan mengerjakan tugas itu akan merusak kepercayaan diri. Oleh sebab itu, Bandura berpendapat untuk memiliki efikasi diri yang kuat, seseorang butuh pengalaman yang banyak dalam mengatasi rintangan melalui usaha dan ketekunan.
2. Belajar dari pengalaman orang lain (panutan)
Sumber efikasi diri yang kedua berasal dari pengamatan terhadap orang-orang di sekitar, terutama yang dianggap sebagai panutan. Melihat orang yang menjadi panutan berhasil mengatasi masalah tertentu atau mengerjakan sesuatu hal penting, dapat meningkatkan keyakinan bahwa diri sendiri juga bisa memiliki kemampuan yang sama.
3. Persuasi verbal
Ucapan mereka yang berpengaruh dalam hidup seseorang, seperti orang tua, guru, manajer atau pelatih dapat memperkuat keyakinan orang tersebut untuk meraih kesuksesan. Motivasi yang terus diberikan dan meyakinkan seseorang akan kemampuannya melakukan sesuatu hal dapat membuat ia berusaha lebih keras mengatasi rintangan.
4. Emosi positif
Masalah emosional bisa berpengaruh negatif pada efikasi diri. Depresi, misalnya, bisa mengurangi kepercayaan seseorang pada kemampuannya. Stres atau pikiran tegang dapat membuat kualitas kinerja seseorang menurun. Sebaliknya, emosi positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan sekaligus keterampilan seseorang.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom