Menuju konten utama
Desain Interior

Semakin Apik Desain Kamar Tidur, Semakin Baik Suasana Hatimu

Kamar tidur “merekam” sejuta kebiasaan yang mencerminkan dirimu. Penting untuk mendesainnya dengan baik agar kamu semakin semangat beraktivitas sehari-hari.

Semakin Apik Desain Kamar Tidur, Semakin Baik Suasana Hatimu
Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati. tirotid/Quita

tirto.id - Pada suatu pagi, Barbara Peacock yang baru saja bangun tidur terkesima menyaksikan pemandangan sang suami yang masih berbaring lelap di sisinya, bermandikan cahaya lembut matahari pagi yang menyusup ke kamar tidur mereka dari jendela.

Peacock, yang berprofesi sebagai fotografer, begitu terkesan dengan momen tersebut sehingga terinspirasi untuk menciptakan karya baru. Ia ingin membuat seri foto tentang orang-orang dari berbagai rentang usia dan strata sosial, di dalam kamar tidur mereka masing-masing.

Seperti dituturkan pada CNN, menurut Peacock, kamar tidur ibarat cermin yang merefleksikan diri seseorang—dari kepribadian, kehidupan seperti apa yang dijalani, termasuk apa saja hal-hal yang disukai dan penting artinya bagi diri orang tersebut.

“Bagiku, kamar tidur bukan sekadar ruang pribadi, melainkan juga sebuah arena sakral di mana kita menjadi diri sendiri, mencintai, memberikan kenyamanan dan penghiburan, berduka, berbaring sakit, dan mati,” ujar Peacock.

Tak butuh waktu lama bagi Peacock untuk kemudian memulai proyek ambisius yang digarapnya selama tujuh tahun. Karya foto yang menangkap kehidupan tak kurang dari 400 orang yang ditemuinya di berbagai pelosok Amerika Serikat tersebut dikemas dalam buku American Bedroom: Reflections on the Nature of Life yang akan diluncurkan pada Mei 2024 mendatang.

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati. foto/IStockphoto

Sam Gosling, dosen psikologi dari University of Texas juga sependapat dengan Peacock. Kamar dapat diandalkan sebagai indikator untuk mengetahui karakter seseorang.

Seperti disampaikan Gosling pada BBC pada 2019 silam, hanya dengan melongok ke dalam kamar tidur seseorang, kita dapat meraup akumulasi informasi selama sekian minggu, bulan, bahkan tahun tentang diri si pemilik kamar.

“Sebagai contoh, orang-orang yang berorientasi pada tugas, tepat waktu, dan dapat diandalkan, biasanya memiliki kamar tidur yang tertata rapi. Begitu pula sebaliknya, mereka yang sering tidak tepat waktu cenderung memiliki ruangan yang berantakan. Tapi tentu saja, contoh tersebut adalah sebuah generalisasi dan selalu akan ada pengecualian dalam berbagai kasus,” jelas Gosling.

Melalui penelitian yang dilakukannya, Gosling menemukan tiga cara yang dilakukan seseorang untuk meninggalkan petunjuk tentang dirinya di dalam sebuah ruangan—dalam hal ini adalah kamar tidur—baik petunjuk yang ditinggalkan secara disengaja maupun tidak.

Petunjuk pertama adalah “klaim identitas”. Ini adalah sebuah pernyataan yang sengaja dibuat oleh pemilik kamar untuk ditunjukkan kepada orang lain. Bentuknya bisa berupa gaya desain, pemilihan warna, perabot, dan sebagainya.

Yang kedua adalah hal-hal yang membikin si pemilik kamar merasakan atau memikirkan hal-hal tertentu yang membuatnya merasa nyaman atau senang. Misalnya, meletakkan benda kenang-kenangan semacam foto, lukisan, atau benda pemberian orang terkasih. Klaim kedua ini ditujukan untuk kepentingan penghuninya, bukan orang lain.

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati. foto/istockphtoo

“Cara terakhir adalah meninggalkan jejak kepribadian yang berasal dari ‘residu perilaku’. Misalnya, jika kamu senang melukis, barangkali ada jejak cipratan cat atau ada peralatan melukis tergeletak di dalam kamar,” jelas Gosling.

Makna kamar tidur bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Dalam wawancara dengan majalah Fortune pada 2006, desainer Vera Wang pernah berkata, “Kamar tidurku adalah suaka. Layaknya tempat berlindung, dan di situlah aku banyak merancang desain—setidaknya secara konseptual jika bukan harfiah.”

Menurut Vera, berada di dalam kamarnya pada malam hari menjelang tidur merupakan satu-satunya waktu di mana ia tersebut dapat menyendiri. Vera memanfaatkan momen itu untuk beristirahat sembari melihat-lihat materi desain yang dikirimkan oleh stafnya.

Seperti Vera, model dan bintang film Cara Delevingne tak hanya menggunakan kamar tidurnya untuk tidur dan beristirahat, melainkan juga bekerja.

Dalam tangkapan video yang tayang di situs Architectural Digest, tampak Cara memiliki satu set kursi berwarna ungu yang biasa digunakannya untuk rapat kecil terkait urusan pekerjaan.

Desainer interior Indira Zaini menyatakan, selain untuk tidur dan beristirahat, kamar tidur memang acap kali dijadikan semacam ‘base camp’ atau markas untuk melakukan berbagai kegiatan lain seperti belajar, bekerja, dan menonton televisi.

“Namun perlu diingat bahwa fungsi utama kamar tidur adalah untuk beristirahat. Oleh karena itu, menghadirkan suasana yang tenang dan nyaman di dalam kamar tidur sangatlah penting,” jelas Indira.

Menurut Indira, ada tiga hal yang penting diperhatikan dalam menata kamar tidur, yaitu pemilihan warna yang tepat, pengaturan pencahayaan ruangan, dan kerapian penataan barang-barang di dalam ruangan.

Pemilihan warna ruangan berperan penting dalam menghadirkan suasana tertentu dan secara otomatis akan memengaruhi mood pengguna kamar. Warna-warna hangat dapat membangkitkan semangat, seperti merah, oranye, dan kuning, sementara warna dingin seperti biru dan hijau dapat bersifat menenangkan.

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati

Header Diajeng Kamar Tidur dan Suasana Hati. foto/istockphtoo

Kamar tidur, menurut Indira, sebaiknya diisi dengan warna-warna lembut dan menenangkan agar dapat mendukung kegiatan beristirahat. Warna krem dan putih bisa menghadirkan kesan ruang yang netral, bersih, terang, dan lapang.

“Tapi perlu diingat, selera pribadi pemilik kamar tentunya penting diperhatikan agar ia merasa nyaman dan betah di kamarnya. Jika suka warna-warna cerah, terang dan keras, bisa juga disiasati dengan melakukan mix and match. Warna cerah bisa digunakan sebagai aksen pada ornamen dekoratif sehingga ruangan tidak terasa terlalu pucat dan membosankan,” jelas Indira.

Pencahayaan di kamar tidur juga perlu diatur dengan baik. Untuk pencahayaan general, gunakan lampu tipe warm white agar tidak menyilaukan mata. Bisa juga memilih jenis lampu yang bisa diatur terang-redupnya, agar bisa disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Jika perlu, bisa juga menambahkan lampu di sisi tempat tidur sebagai pencahayaan tambahan.

Penting dicatat, agar kamar tidur senantiasa tampak rapi dan apik, isilah dengan barang-barang sesuai kebutuhan dan fungsinya. Hindari tumpukan barang di dalam kamar tidur agar ruangan selalu terasa rapi, bersih, dan nyaman.

“Suasana ruangan yang serba teratur dan rapi bisa membantu menghadirkan perasaan tenang dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. Dengan kualitas tidur yang baik dan suasana hati yang positif, tentunya seseorang akan lebih mampu melakukan aktivitas hariannya secara lebih baik pula,” pungkas Indira.

Kamu setuju?

Baca juga artikel terkait LYFE atau tulisan lainnya dari Nayu Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nayu Novita
Penulis: Nayu Novita
Editor: Sekar Kinasih