Menuju konten utama

Mengenal Cansino, G42/Sinopharm dan SinoVac: Vaksin Corona untuk RI

Mengenal Cansino, G42/Sinopharm dan SinoVac: tiga kandidat Vaksin Corona COVID-19 untuk Indonesia dari Tiongkok.

Mengenal Cansino, G42/Sinopharm dan SinoVac: Vaksin Corona untuk RI
Ilustrasi Vaksin Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac merupakan kandidat vaksin COVID-19 yang akan dipesan Pemerintah Indonesia dari Tiongkok, dan saat ini telah memasuki tahap finalisasi pembelian.

Dikutip dari laman resmi Kemenko Kemaritiman dan Investasi, vaksin dari ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.

Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan.

G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina. Pemerintah UAE pun ikut memberikan EUA kepada G42/Sinopharm.

Sementara Sinovac telah melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile. Emergency Use Authorization dari Pemerintah Tiongkok telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada bulan Juli 2020.

Vaksin Cansino

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan bersama oleh CanSino Biologics dan tim yang dipimpin oleh ahli penyakit menular Chen Wei telah mendapatkan paten dari Cina.

Situs CGTN menyebutkan, Cansino adalah vaksin adenovirus rekombinan bernama Ad5-nCoV dan vaksin tersebut telah menyelesaikan uji klinis Tahap II dan sekarang memasuki Tahap III.

Menurut Zheng Zhongwei, kepala gugus tugas pengembangan vaksin virus korona Tiongkok, Tiongkok telah secara resmi mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19.

Yu Xuefeng, ketua dan CEO CanSino Biologics, mengonfirmasi bahwa vaksin COVID-19 Cansino telah digunakan oleh beberapa penjaga perdamaian Tiongkok.

"Pada akhir Juni, kami disetujui oleh badan pengatur militer China bahwa mereka memberi kami izin menggunakan vaksin ini untuk militer di bawah kebutuhan darurat," kata Yu.

Ia mengatakan, ada lima jenis vaksin COVID-19, di antaranya adalah vaksin inaktif, vaksin live attenuated influenza, vaksin berbasis vektor adenoviral, serta vaksin DNA dan mRNA.

mRNA adalah teknologi baru untuk mengembangkan vaksin untuk mencegah dan mengobati penyakit, yang sangat menjanjikan untuk masa depan.

"Tepat sebelum Tahun Baru Imlek, kami memutuskan untuk mulai mengerjakan vaksin Cansino. Dan kami dapat membuat benih virus pada pertengahan Februari. Kemudian kami memulai semua penelitian hewan secara paralel dari tikus, musang, tikus, monyet. Semua Hasil studi tersebut memberi tahu kami, sepertinya kandidat vaksin ini imunogenik dan aman," jelasnya.

Ia menambahkan, calon vaksin CanSino akan dilakukan di banyak negara, dan saat ini mereka masih membahas detailnya dengan negara-negara tersebut.

Besaran uji coba Fase III diikuti dengan rekomendasi dari WHO, ia memperkirakan dibutuhkan 30.000 hingga 40.000 subjek untuk menguji kandidat vaksin secara total.

Meskipun kandidat vaksin CanSino masih dalam uji klinis, Yu memiliki keyakinan pada vaksin mereka berdasarkan pada Fase I sebelumnya, uji coba Fase II, dan pengujian pada hewan. "Kami yakin vaksin kami akan berhasil," kata Yu.

Vaksin G42/Sinopharm

Sinopharm merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm).

Kepala Sinopharm, Liu Jingzhen mengatakan, pihaknya menargetkan uji klinis tahap akhir calon vaksin akan selesai dalam waktu tiga bulan.

Sebuah perusahaan Uni Emirat Arab telah mendekati akhir uji klinis Fase 3 vaksin COVID-19 Sinopharm dan berharap untuk memproduksinya tahun depan, kata seorang perwakilan.

Uji coba yang dimulai pada pertengahan Juli tersebut adalah kemitraan antara China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm dan perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan yang berbasis di Abu Dhabi, Group 42 (G42).

Vaksin telah diberikan kepada lebih dari 31.000 orang di UEA, Mesir, Bahrain dan Yordania, kata CEO G42 Healthcare Ashish Koshy.

"Hasil awal menunjukkan itu aman, ada peningkatan antibodi secara umum untuk semua relawan," kata Koshy.

Vaksin SinoVac

Kandidat vaksin COVID-19 ini diproduksi oleh raksasa perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd.

Situs resmi SinoVac menyatakan, keberhasilan uji klinis pada vaksinnya telah melalui tahap I dan II. Hasil pengujian terbaru yang disampaikan SinoVac adalah vaksinnya aman dan efektif untuk kaum lansia usia 60 hingga 89 tahun.

Sebanyak 421 orang lansia yang menjadi relawan uji klinis tahap 2 itu, tak mengalami gangguan berarti pada bekas suntikan di lengannya. Dampak yang muncul hanya seperti laiknya efek suntikan vaksin lainnya.

Vaksin SinoVac juga tidak mengakibatkan gangguan fisiologis pada tubuh para lansia tersebut dan tidak ada laporan terjadinya efek alergi yang serius, baik pascasuntikan pertama maupun kedua, yang berselang 28 hari.

Kandidat vaksin itu juga disebut efektif karena berhasil menstimulasi munculnya antibodi tubuh pada 98 persen relawan lansia tersebut.

Dalam pemeriksaan efek serologis terlihat bahwa secara rata-rata antibodi yang muncul itu sampai ke level GMT (the geometric mean antibody titer) 42,2.

Artinya, pada tubuh relawan lansia itu muncul antobodi dengan tingkat (rata-rata) 42,2 kali dari baseline.

Dengan hasil tes serologis tersebut, SinoVac menyatakan bahwa bakal vaksin bisa bekerja sama baiknya pada tubuh lansia maupun tubuh manusia dewasa (18-59 tahun).

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH