tirto.id - Apa arti Wasi dalam Islam? Dalam pelajaran agama Islam, umat Muslim diinformasikan bahwa Asmaul Husna Al Wasi artinya Yang Maha Luas.
Sebelum menjelaskan tentang Al Wasi, dalil, dan berbagai langkah meneladaninya, Anda perlu mengetahui bahwa sebutan itu merupakan nama baik Allah SWT. Adapun istilah ini dinamakan sebagai Asmaul Husna.
Al Wasi artinya juga perlu diketahui oleh setiap umat Muslim, baik sebagai sebutan sifat Allah SWT maupun bacaan dzikir. Seperti yang dilansir dari NU Online, Anda bisa membaca Asmaul Husna sebagai bentuk doa.
Arti Asmaul Husna Al Wasi dan Maknanya
Salah satu Asmaul Husna atau nama baik yang dimiliki oleh Allah SWT adalah Al Wasi. Sehubungan dengan itu, apa yang dimaksud dengan Al-Wasi adalah Allah mempunyai keluasan atas segala sesuatu atau Yang Maha Luas.
Adapun ya wasi artinya dalam bahasa Arab Klasik memiliki beberapa definisi lain, seperti berkecukupan dalam ukuran dan jumlah, luas, lapang, banyak, melimpah, kaya akan pemahaman, terbuka, menerima, merangkul, serta menyeluruh.
Adapun wasiun artinya secara sederhana, bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Dzat yang ilmu, kasih sayang, dan kekayaannya begitu luas dan tidak terbatas. Kemudian tidak dapat dibayangkan oleh manusia.
Dilansir dari laman Suara Muhammadiyah, Allah itu Maha Luas. Hal ini menyebabkan semua arah, baik timur maupun barat, adalah kepunyaan-Nya. Bahkan, ke mana pun manusia menghadap, manusia akan tetap disambut oleh-Nya.
Kumpulan Dalil tentang Asmaul Husna Al Wasi
Terdapat beberapa dalil di dalam Al Quran yang menyebutkan tentang Allah SWT Yang Maha Luas atau Asmaul Husna Al Wasi. Berikut ini daftar firman yang diturunkan dan berkaitan dengan keluasan sifat Allah SWT.
1. Surah Al Baqarah Ayat 268
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ - ٢٦٨Arab Latin:
Asy-syaiṭānu ya'idukumul-faqra wa ya`murukum bil-faḥsyā`, wallāhu ya'idukum magfiratam min-hu wa faḍlā, wallāhu wāsi'un 'alīm
Artinya:
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
2. Surah Ali Imran Ayat 73
وَلَا تُؤْمِنُوْٓا اِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِيْنَكُمْ ۗ قُلْ اِنَّ الْهُدٰى هُدَى اللّٰهِ ۙ اَنْ يُّؤْتٰىٓ اَحَدٌ مِّثْلَ مَآ اُوْتِيْتُمْ اَوْ يُحَاۤجُّوْكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ قُلْ اِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللّٰهِ ۚ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۚ - ٧٣Arab Latin:
Wa lā tu`minū illā liman tabi'a dīnakum, qul innal-hudā hudallāhi ay yu`tā aḥadum miṡla mā ụtītum au yuḥājjụkum 'inda rabbikum, qul innal-faḍla biyadillāh, yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīm
Artinya:
“Dan janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti agamamu.” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah. (Janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu, atau bahwa mereka akan menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu.” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
3. Surah Al Maidah Ayat 54
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓۙ اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌArab Latin:
yâ ayyuhalladzîna âmanû may yartadda mingkum ‘an dînihî fa saufa ya'tillâhu biqaumiy yuḫibbuhum wa yuḫibbûnahû adzillatin ‘alal-mu'minîna a‘izzatin ‘alal-kâfirîna yujâhidûna fî sabîlillâhi wa lâ yakhâfûna laumata lâ'im, dzâlika fadllullâhi yu'tîhi may yasyâ', wallâhu wâsi‘un ‘alîm
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
4. Surah Al Baqarah Ayat 247
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًاۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌArab Latin:
wa qâla lahum nabiyyuhum innallâha qad ba‘atsa lakum thâlûta malikâ, qâlû annâ yakûnu lahul-mulku ‘alainâ wa naḫnu aḫaqqu bil-mulki min-hu wa lam yu'ta sa‘atam minal-mâl, qâla innallâhashthafâhu ‘alaikum wa zâdahû basthatan fil ‘ilmi wal-jism, wallâhu yu'tî mulkahû may yasyâ', wallâhu wâsi‘un ‘alîm
Artinya:
“Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.” Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Cara Meneladani Asmaul Husna Al Wasi dan Keutamaannya
Terdapat beberapa keutamaan membaca Asmaul Husna Al Wasi, seandainya seseorang meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa praktik berpahala ini bisa dilakukan dengan cara berdzikir atau wirid.
Kegiatan tersebut bisa menjadi teladan dalam keseharian, sehingga kita bisa mengingat tentang Allah SWT Yang Maha Luas. Penerapan ini juga bisa membantu Anda menginterpretasikan bahwa Allah merupakan Dzat terbaik.
Bukan hanya itu, keluasan yang dimiliki oleh-Nya ini bisa menjadi standardisasi perilaku. Seseorang yang mengakui bahwa Allah SWT berpengetahuan luas akan selalu terbuka terhadap segala sesuatu, baik hal duniawi maupun akhirat.
Contohnya dapat dilihat dari seorang muslim yang tidak mudah menyerah dalam suatu bencana atau ketika ingin meraih kesuksesan. Teladan lain dapat dipantau pula dari seseorang yang beribadah dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan rahmat dan ridha-Nya.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yuda Prinada