Menuju konten utama

Mengenal Apa Itu Boiling Frog Syndrome dan Cara Menghindarinya

Mengenal Boiling Frog Syndrome, contoh sindromnya dan cara mengatasi boiling frog syndrome.

Mengenal Apa Itu Boiling Frog Syndrome dan Cara Menghindarinya
Ilustrasi Boiling Frog Syndrome. foto/istockphoto

tirto.id - Boiling frog syndrome adalah sebuah metafora tentang bagaimana manusia biasanya amat lambat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi secara bertahap di sekitarnya.

Dilansir dari Times of India,boiling frog syndrome ini memberi gambaran secara metaforis tentang seekor katak yang ditempatkan di bak berisi air yang dipanaskan secara perlahan.

Namun, katak itu tidak menyadari adanya perbedaan suhu yang terjadi, sampai akhirnya katak itu mati perlahan.

Menurut situs Better Humans, sindrom ini adalah gambaran manusia yang kerap terlambat menyadari adanya bahaya yang tersimpan dari perubahan bertahap itu.

Ketika Anda terlambat, maka bahaya dalam perubahan itu akan semakin meningkat, dan biasanya Anda akan terjebak dalam situasi yang membuat Anda seperti tidak bisa melakukan apa pun.

Contoh Boiling Frog Syndrome

Beberapa contoh dari boiling frog syndrome ini di antaranya adalah:

1. Global warming

Ilustrasi Global Warming

Gelombang panas di kota dan tangan menunjukkan termometer pada suhu tinggi. FOTO/iStock

Selama puluhan tahun, para ilmuwan telah memberi peringatan kepada manusia tentang bahaya dari pemanasan global ini.

Namun, hingga kini, manusia masih tidak terlalu peduli dengan berbagai dampak negatif yang sudah terjadi pada kehidupannya.

Misalnya, akhir-akhir ini banyak terjadi peristiwa kebakaran hutan besar-besaran, banjir bandang, bencana badai topan yang menimbulkan banyak kerugian, jiwa dan materi.

Walaupun demikian, peristiwa ini masih belum cukup menjadi peringatan besar. Masih banyak yang tidak peduli, dan mungkin pada akhirnya, Anda akan terlambat menghindari bencana perubahan iklim yang terjadi.

2. KDRT dalam sebuah relasi

Ilustrasi KDRT

Ilustrasi KDRT. foto/IStockphoto

Bila Anda terjebak dalam sebuah relasi yang abusif, pada awalnya Anda mungkin tidak akan menyadari bahwa pasangan Anda itu selalu berusaha untuk mendominasi Anda.

Ketika pasangan Anda melakukan kekerasan kepada Anda, lalu ia meminta maaf, maka Anda cenderung akan mempercayai pasangan Anda itu. Anda yakin bahwa kekerasan itu tidak akan terjadi lagi.

Akhirnya, ketika Anda sudah semakin tergantung pada pasangan Anda, maka berbagai kekerasan yang pasangan Anda lakukan itu, apakah itu verbal maupun tindakan, tidak akan Anda sadari.

Anda, makin lama semakin sulit untuk lepas dari dominasi dan lingkaran kekerasan itu.

Lalu bagaimana cara menghindari boiling frog syndrome ini?

Cara Menghindari Boiling Frog Syndrome

Kunci utama untuk menghindari boiling frog syndrome ini adalah dengan melatih kesadaran.

Ilustrasi Boiling Frog Syndrome

Ilustrasi Boiling Frog Syndrome. (FOTO/iStockphoto)

Agar bisa melatih kesadaran dan tidak terjebak dalam situasi yang bisa membuat Anda mati perlahan-lahan, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti dilansir dari laman Bright Bird dan Better Human.

1. Buatlah rencana yang jelas.

Jika Anda memiliki rencana yang jelas, maka Anda bisa mengukur perkembangan yang Anda capai setiap hari. Termasuk berbagai hal yang perlu Anda evaluasi.

Berbagai rencana yang bisa dibuat itu misalnya, rencana bisnis, marketing plan, atau rencana untuk berolahraga setiap hari agar tubuh tetap sehat.

2. Temukan kawan berbagi yang bisa menjadi pengingat Anda.

Anda sangat beruntung bila memiliki kawan atau partner yang bisa dijadikan kawan berbagi tentang apa pun, terutama tentang rencana-rencana Anda ke depan.

Kawan berbagi ini juga bisa menjadi alat kontrol Anda bila Anda sudah mulai terlihat keluar dari rencana, atau mulai malas megerjakan rencana yang sudah disusun sendiri.

3. Buatlah checklist.

Jika Anda memiliki checklist, maka Anda bisa menentukan sudah sejauh mana progress yang Anda capai, termasuk berbagai hal yang menghambat.

Selain itu, Anda juga bisa membuat check list tentang level stres Anda. Dari sini Anda bisa kalau Anda butuh break sejenak, atau belum membutuhkannya.

4. Berani keluar dari rutinitas.

Cobalah, secara perlahan mundur sejenak dari rutinitas sehari-hari. Anda dapat melakukannya dengan duduk di tempat tidur dan memejamkan mata selama 10 menit atau berjalan di hutan. Ada juga yang keluar dari rutinitas dengan merajut ataupun mewarnai.

Hal ini perlu dilakukan sesekali agar pikiran bawah sadar Anda membuat hubungan antara area yang jauh di otak Anda.

Pada titik tertentu, ketika mengambil jarak, Anda akan mengenali pola tersembunyi yang mengatur hidup Anda.

5. Membuat jurnal personal.

Agar kesadaran selalu terlatih dan bisa tahu pola-pola tersembunyi dari hidup Anda, Anda bisa menulis jurnal harian. Lalu sempatkan secara periodik mereview jurnal harian itu.

Dengan menulis jurnal, Anda akan memiliki catatan tentang hal-hal yang mungkin terlupakan.

Akhirnya Anda bisa mendapatkan gambaran jernih tentang pola hidup dan hidup Anda secara keseluruhan.

6. Membaca buku yang inspiratif.

Carilah buku-buku inspiratif yang bisa membuat pengetahuan Anda terbuka lebar serta memberikan masukan tentang bagaimana menghadapi berbagai masalah yang sedang dihadapi.

Dengan membaca buku, Anda jadi tahu bahwa permasalahan Anda juga dihadapi oleh orang lain.

Selain itu, Anda juga akan mendapatkan “mental model” sehingga dapat mengambil keputusan yang baik dan strategis dalam hidup Anda.

7. Membuat identifikasi risiko dan manajemen risiko.

Buatlah identifikasi risiko dari apa yang Anda lakukan setiap hari, serta buatlah daftar solusi potensial yang bisa mengatasi risiko itu.

Manajemen risiko adalah salah satu praktik inti dari manajemen proyek. Ada tiga hal yang perlu Anda cantumkan dalam manajemen risiko, yaitu:

  • Gambaran dari risiko itu sendiri
  • Berbagai risiko potensial
  • Berbagai tanggapan terhadap risiko potensial
Setelah membuat tiga hal penting itu, lalu tinjau secara berkala, agar tahu risiko paling kritis yang akan terjadi dan Anda siap untuk menghadapi risiko itu.

Baca juga artikel terkait SYNDROME atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno