Menuju konten utama

Mengenal Angkor Wat, Sejarah, Fakta Menarik & di Mana Lokasinya?

Mengenal Angkor Wat, bangunan candi dan situs sejarah yang terletak di Kamboja.

Mengenal Angkor Wat, Sejarah, Fakta Menarik & di Mana Lokasinya?
Angkor Wat. foto/IStockphoto

tirto.id - Angkor Wat adalah bangunan gugusan candi yang terletak di negara Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia.

Lokasi persisnya berada di Kota Angkor, Kamboja, yang dulunya merupakan pusat pemerintahan bangsa Khmer.

Komplek candi ini dibangun pada awal abad ke-12 (1113-1149) sebagai candi kenegaraan oleh Raja Suryawarman II di Yasodarapura (yang sekarang menjadi Angkor), ibu kota Kerajaan Khmer.

Komplek candi Angkor Wat terdiri lebih dari seribu bangunan dan merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di Asia Tenggara.

Dengan keindahan artistik dari arsitektur kuno membuat candi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 1992 oleh UNESCO.

Selain itu, situs bersejarah ini pun menjadi salah satu finalis dalam Tujuh Keajaiban Dunia versi New Open World Coorporation (NOWC).

Angkor Wat menjadi satu-satunya candi yang masih menjadi pusat keagamaan penting semenjak didirikan.

Candi pendarmaan Raja Suryawarman II ini mulanya adalah candi agama Hindu yang dibaktikan kepada Dewa Wisnu, kemudian dialihfungsikan menjadi candi agama Buddha menjelang akhir abad ke-12.

Dilansir dari laman Arts and Culture, Angkor Wat menjadi salah satu lambang negara Kamboja, yang ditampilkan pada bendera negara Kamboja, dan menjadi daya tarik utama pariwisata di negara tersebut.

Mahakarya langgam klasik arsitektur Khmer ini memadukan dua rancangan pokok arsitektur candi Khmer, yakni rancangan candi gunungan dan rancangan candi berserambi.

Keunikan Angkor Wat dengan candi Angkor lainnya ialah bangunannya yang menghadap ke arah barat, mungkin karena candi ini mulanya didedikasikan untuk Dewa Wisnu.

Hingga kini, nama asli situs ini belum diketahui. Penggunaan nama ‘Angkor Wat’ baru digunakan pada tahun 1632.

Para sejarawan berpendapat bahwa ‘Angkor Wat’ merupakan nama belakang dari bangunan tersebut, karena terdapat sebuah daerah perkotaan di sekitarnya yang disebut Yasodarapura sejak akhir abad ke-9 dan baru dikenal sebagai Angkor setelah abad ke-15.

Fakta Menarik Angkor Wat

Berkunjung ke Kamboja tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Angkor Wat. Seperti yang dilansir dari Odynovo Tours, candi super megah kebangaan kamboja ini mempunyai banyak fakta menarik untuk dibahas, di antaranya:

1. Angkor Wat adalah monumen keagamaan terbesar di dunia

Luas wilayah Angkor Wat lebih dari 400 hektar/ 1,6 km², sehingga dapat dikatakan sebagai monumen keagamaan terbesar di dunia.

Bangunan ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1992, yang mendorong upaya internasional untuk melindungi kompleks tersebut.

2. Angkor Wat ditampilkan pada bendera nasional Kamboja

Sejak sekitar tahun 1850, ilustrasi Angkor Wat ditampilkan di bendera nasional Kamboja. Hal ini menunjukkan masyarakat Kamboja sangat bangga mempunyai monumen kuno tersebut.

Kebanggaan mereka juga tercermin dengan menempatkan gambar dari Angkor Wat di sejumlah denominasi riel (mata uang Kamboja).

3. Angkor Wat berarti “Kota Kuil” dalam bahasa Khmer

Dalam bahasa kamboja, yakni bahasa Khmer, Angkor berarti “kota” atau “ibu kota”, dan Wat berarti “tanah kuil”. Jadi, Angkor Wat berarti “Kota Kuil”.

Nama asli Angkor Wat adalah Vrah Vishnuloka atau Parama Vishnuloka dalam bahasa Sansekerta berarti kediaman suci Wisnu.

4. Angkor Wat dimiliki oleh dua agama yang berbeda

Mulanya Angkor Wat dibangun sebagai kuil Hindu yang didedikasikan untuk dewa Wisnu, melanggar tradisi raja-raja sebelumnya untuk menyembah Shaiva.

Secara bertahap berubah menjadi kuil Buddha menjelang akhir abad ke-12 dan masih digunakan untuk ibadah hingga hari ini.

5. Angkor Wat dibangun sebagai representasi simbolik dari Gunung Meru

Dalam mitologi Hindu, Gunung Meru adalah gunung suci yang berpuncak lima dan berdiri di tengah alam semesta.

Konon katanya, ada tiga dewa utama hindu yang berada di puncak gunung ini, yakni dewa Brahma (Pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Penghancur).

6. Tak seperti candi pada umumnya, Angkor Wat berorientasi ke barat

Tak seperti kebanyakan candi yang umumnya mengarah ke timur. Angkor Wat justru berorientasi ke barat, yakni arah yang berhubungan dengan kematian dalam budaya Hindu.

Banyak arkeolog dan cendekiawan menyimpulkan bahwa Suryawarman bermaksud menggunakannya sebagai candi penguburan.

Angkor Wat langsung berhadapan dengan matahari terbenam sehingga menambah keindahannya dan sukses menarik banyak pengunjung.

7. Relief di Angkor Wat terbaca berlawanan arah jarum jam.

Hal ini berarti kebalikan dari urutan normal dan dianggap sebagai indikasi lain bahwa candi ini berhubungan dengan ritual pemakaman.

8. Sekitar lima juta ton batu pasir digunakan untuk membuat Angkor Wat

Sejarah mengatakan bahwa batu pasir tersebut diambil dari gunung suci Phnom Kulen yang jaraknya sekitar 50 km/ 31 mill dari situs candi tersebut.

Setiap blok pasir jika ditimbang memiliki berat sekitar 1.500 kilogram/ 3300 pon sehingga teknik pemindahan batu pasir ini sangat menakjubkan dan pastinya menyita tenaga.

Menurut perkiraan para sejarawan blok pasir tersebut diangkat menggunakan kanal dan diapungkan di Sungai Siem Reap dengan rakit.

9. Menurut Prasasti, pembangunan Angkor Wat diperkirkan memakan waktu 35 tahun, dengan 300.000 buruh dan 6.000 gajah

Mulanya, Angkor Wat dirancang dan dibangun pada paruh pertama abad ke-12 pada masa pemerintahan Suryawarman II (memerintah 1113- 1150) sebagai kuil negara dan ibu kota raja.

Pada saat itu pembangunan tidak dibantu dengan mesin apapun, karena belum ada mesin yang tersedia pada waktu itu.

10. Dinding candi dihiasi dengan ribuan relief yang berisi cerita

Relief yang terukir di dinding mewakili dewa dan tokoh penting dalam agama Hindu dan Buddha, serta peristiwa penting dalam tradisi narasi mereka.

Baca juga artikel terkait ANGKOR WAT atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo

Artikel Terkait