tirto.id - Jiro Inao adalah wajah manajemen grup idola JKT48. Ia, yang kerap wara-wiri di lokasi “akushukai” alias “handshake event” (lihat daftar istilah grup 48) dan di mal f(x), tempat pertunjukan rutin teater JKT48 digelar, tampak ramah sekaligus penuh curiga, terbuka sekaligus misterius, dan terkesan berterimakasih kepada para penggemar sekaligus mengabaikan mereka.
Sesekali ia naik ke panggung untuk mengumumkan keputusan-keputusan manajemen, mulai dari soal lagu baru hingga kabar kelulusan anggota JKT48. Keputusan-keputusan itu seringkali mengejutkan, tetapi tentu tak ada kabar yang sanggup menggusah pemeluk teguh. Meskipun telah bolak-balik dikecewakan, sebagian besar di antara mereka toh kembali lagi buat menonton, menyapa “oshimen” masing-masing, dan tertawa saat Inao mengatakan “Suramat sore” di atas panggung.
Wajar jika kemudian orang-orang berpikir bahwa situasi itu akan berlangsung selamanya, bahwa Jiro Inao akan wara-wiri di sekitar mereka selamanya. Namun, Inao memberikan kejutan lain kepada para penggemar JKT48 pada Selasa, 21 Maret silam: Ia membunuh dirinya sendiri. Motifnya, menurut dugaan polisi, adalah tekanan pekerjaan yang kelewat berat.
Junius Richard, seorang penggemar JKT48 dan pegiat fanbase “Ordo Genoveva” (mengacu kepada nama salah satu anggota, Maria Genoveva), mengatakan kepada Tirto bahwa ia tak yakin pekerjaanlah yang mendorong Jiro untuk melakukan bunuh diri. “Popularitas JKT48 belum habis, kok,” ujarnya.
“Tetapi memang belakangan ini teater sering sepi,” ia melanjutkan. “Begitu juga hasil sousenkyou tahap pertama. Nabilah, misalnya, cuma kebagian 300 suara. Itu berarti sekitar 100 kopi CD.”
Sousenkyou, atau lengkapnya senbatsu sousenkyou, adalah mekanisme pemilihan member buat ditampilkan dalam lagu dan klip video lagu terbaru JKT48. Anggota dengan jumlah suara terbanyak akan menjadi “center” atau pemimpin formasi tarian pengiring lagu tersebut, dan itu artinya, dalam klip video, ia akan jadi orang yang paling sering disorot kamera—hadiah bagi para penggemar yang telah membeli CD dan menggunakan hak suara dari pembelian itu untuk mendukungnya. Junius menjadikan Nabilah Ratna Ayu Azalia tolak ukur karena ia merupakan salah satu anggota JKT48 yang paling populer dan mempunyai basis penggemar terbesar.
“Saya penasaran soal bunuh diri Jiro,” kata Junius. “Biasanya skymen (penggemar yang kerap mendapat bocoran informasi tentang JKT48 dan karenanya jadi berpengaruh di komunitas tersebut) tahu yang begitu-begitu, tapi sampai sekarang belum ada yang sotoy.”
Menurut Novinta Dhini, mantan anggota JKT48, Inao memang terbiasa memendam kesulitannya rapat-rapat. “Ia pasti menyimpan seluruh rasa sakit itu sendirian,” katanya. Hingga kini, situs resmi JKT48 belum mengeluarkan pernyataan tentang kematian Jiro Inao.
Terlepas dari benar atau tidaknya dugaan polisi tentang motif bunuh diri Jiro Inao, dalam kultur Jepang, bunuh diri dan pekerjaan memang punya kaitan erat. Data tahun 2007 mencatat ada 2.207 kasus bunuh diri di negara itu yang berhubungan dengan pekerjaan. Sebagian besarnya, 627 kasus, secara spesifik dinyatakan sebagai akibat “terlalu banyak kerja.” Delapan tahun kemudian, Japan Times melaporkan ada 96 pekerja yang meninggal dunia karena penyakit otak dan jantung, upaya bunuh diri oleh 93 pekerja, serta 2.159 kasus bunuh diri di negara tersebut pada 2015. Dan semua itu merupakan efek kerja yang bebannya terlampau berat.
Masyarakat Jepang juga dapat memahami bunuh diri sebagai wujud tanggung jawab orang yang gagal dalam tugas. Istilahnya: seppuku. Secara tradisional, ia dilakukan dengan cara membenamkan pisau ke perut bagian bawah, dekat pinggul, lalu memuntir dan menariknya ke sisi yang berseberangan untuk merobek jeroan. Pelaku seppuku mesti tak mengerang, apa lagi menjerit. Umumnya pelaku seppuku didampingi sahabat yang bertugas menetak lehernya jika ia menunjukkan tanda-tanda tidak sanggup menyelesaikan urusan.
Tradisi golongan Samurai pada masa feodal itu bergema hingga zaman modern. Pada 25 November 1970, Yukio Mishima, pengarang termahsyur dan pemimpin milisi sayap kanan Tate no Kai, melakukan seppuku secara tradisional setelah gagal melakukan kup di markas militer Jepang. Kemudian, pada 2007, menteri pertanian Jepang Toshikatsu Matsuoka menggantung dirinya di bawah tekanan dugaan korupsi.
Seppuku memang tidak menghapuskan kesalahan, tetapi ia dianggap menyelamatkan kehormatan orang-orang yang melakukannya. Itulah jalan pintas yang banyak diambil oleh orang-orang Jepang.
========================
Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdikusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. Salah satu yang bisa dihubungi adalah Into the Light yang dapat memberikan rujukan ke profesional terdekat (bukan psikoterapi/ layanan psikofarmaka) di intothelight.email@gmail.com.
Penulis: Dea Anugrah
Editor: Dea Anugrah