Menuju konten utama

Mendagri: PLN Jangan Monopoli Listrik

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendesak Perusahaan Listrik Negara (PLN ) tidak lagi memonopoli penyediaan layanan listrik bagi masyarakat Indonesia, seiring dengan buruknya pelayanan listrik oleh perusahaan tersebut.

Mendagri: PLN Jangan Monopoli Listrik
(Ilustrasi) Dampak pemadaman listrik. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyarankan agar Perusahaan Listrik Negara (PLN ) tidak lagi memonopoli penyediaan layanan listrik bagi masyarakat Indonesia. Hal ini terkait masih seringnya layanan listrik tiba-tiba mati atau "byar-pet".

"Selama ini PLN telah melakukan monopoli dalam penyaluran listrik bagi masyarakat. seharusnya PLN bisa seperti BUMN lainnya misalnya Angkasa Pura, Pelindo dan beberapa BUMN lainnya," kata Mendagri saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Kamis(14/4).

Mendagri menyoroti fakta bahwa masih banyaknya keluhan masyarakat akibat listrik yang sering mati mendadak, khususnya bagi masyarakat di luar pulau Jawa seperti Kalimantan. "Ini tentu akan menjadi wacana bagi kita untuk BUMN agar layanan listrik bisa maksimal," tuturnya.

Terkait pernyataan Mendagri, direktur pemasaran PLN Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), S. Parman menyatakan bahwa, berdasarkan roadmap rasio elektrifikasi, PLN wilayah Kalbar baru bisa terealisasi pada tahun 2020, dengan elektrifitas Kalbar 100 persen.

"Saat ini elektrifitas mencapai baru mencapai 79,63 persen atau masih dibawah elektrifitas nasional. Untuk mencapai elektrifitas yang dicanangkan, tentu tidak terlepas dari tantangan yang besar," jelasnya.

Parman menggarisbawahi tantangan tersebut mencakup daya yang harus dipenuhi dan terkait dengan kerapatan penduduk di Kalbar yang masih jarang. Hal ini merupakan salah satu faktor lambatnya mewujudkan elektrifikasi, karena faktor kerapatan tersebut yang berbeda dengan kondisi di pulau Jawa.

"Kerapatan penduduk mempengaruhi faktor keekonomian PLN terutama dalam hal membangun jaringan tranmisi," ujarnya.

Layanan PLN, menurut Parman, saat ini telah didukung oleh Jaringan Khatulistiwa yang mencakup 6 kabupaten di sepanjang pantai utara Kalbar. Jaringan tersebut juga telah tersambung dengan Listrik Sesco Malaysia. Parman mengungkapkan bahwa harga listrik di Malaysia lebih murah, selain daya mampu yang dapat melebihi daya beban.

Jumlah pelanggan listrik di Kalbar, menurut Parman, sudah mencapai 945,687 pelanggan. Angka ini, jika dibandingkan tahun sebelumnya, telah tumbuh sebesar 8,61 persen. Sedangkan untuk angka penjualan di Triwulan I di tahun 2016 sudah mencapai 515,180,799 Kwh atau tumbuh sebesar 10,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk pembangkit sendiri, menurutnya, berdasarkan fast track program dan proyek 35. 000 Mw, dari tahun ini hingga tahun 2020 mendatang, sebanyak 6 pembangkit baru akan dibangun. Sedangkan untuk bahan pembangkit yang dibangun berupa batu bara dan gas.

"Total yang akan dibangun lagi pembangkit dari canangkan kita yaitu sebesar 766 Mw. Semoga ini berjalan lancar" pungkasnya.(ANT)

Baca juga artikel terkait ELEKTRIFIKASI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara