Menuju konten utama

Melawan Obesitas dengan Pajak Gula Minuman Ringan

Demi bisa menurunkan jumlah pasien obesitas, pemerintah Inggris akan memberlakukan pajak baru di setiap minuman ringan yang mengandung gula lebih dari 5 gram per 100 ml. Penghasilan dari pajak pun akan digunakan untuk program kesehatan. Apakah kebijakan ini dapat menurunkan tingkat obesitas?

Melawan Obesitas dengan Pajak Gula Minuman Ringan
Minuman ringan [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Inggris menyukai minuman ringan. Tahun lalu, penduduk di negara itu menghabiskan sekitar 14,8 miliar liter minuman ringan. Angka itu tidak menempatkan Inggris dalam 10 besar negara paling banyak mengkonsumsi minuman ringan. Juaranya masih Argentina dan Amerika Serikat. Meski demikian, Inggris mulai memberikan perhatian pada tingginya konsumsi minuman ringan ini. Kandungan gulanya yang tinggi dan bisa menyebabkan obesitas membuat negara mulai khawatir.

Dikutip dari situs resmi pemerintah Inggris, gov.uk, sebagian besar orang Inggris mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Sekitar 28 persen dari anak-anak berusia 2 sampai 15 tahun dan 61,9 persen dari orang dewasa mengalami kelebihan berat badan. Orang yang kelebihan berat badan memiliki risiko tinggi untuk terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker.

Menurut Departemen Kesehatan Inggris, minuman yang mengandung gula merupakan sumber terbesar asupan gula pada anak-anak. Seorang anak dapat mengonsumsi gula lebih dari yang direkomendasikan per harinya hanya dengan meminum sekaleng cola, yang mengandung sembilan sendok teh gula, dikutip dari Reuters.

Menanggapi kekhawatiran atas obesitas, Inggris mengeluarkan strategi untuk mengurangi kegemukan pada anak-anak, dengan menarik pajak pada perusahaan penjual minuman ringan yang mengandung gula. Pajak yang didapat itu kemudian digunakan untuk program kesehatan yang bertujuan mendorong kegiatan jasmani dan diet seimbang bagi murid sekolah.

Selain itu, Pemerintah Inggris juga mendorong agar industri minuman dapat mengurangi hingga 20 persen kandungan gula dalam produk-produk minuman dan juga makanan yang disukai anak-anak, termasuk pengurangan lima persen pada tahun pertama.

"Kegemukan adalah ancaman baik bagi kesehatan anak-anak dan perekonomian kita, membebani NHS (Layanan Kesehatan Nasional) miliaran poundsterling per tahun. Pajak industri minuman ringan adalah langkah penting ke depan dalam upaya menghambat bahaya kegemukan kita dan menciptakan Inggris sehat bagi masa depan," kata Menteri Keuangan Inggris Jane Ellison, dikutip dari Antara.

Pemerintah Inggris akan memberlakukan pajak pada minuman ringan yang mengandung 5 gram per 100 liter akan dikenai 0,18 poundsterling dan yang kandungan gula melebihi 8 gram akan dikenai 0,24 poundsterling. Pajak gula akan mulai diberlakukan mulai April 2018, dan pemerintah Inggris mengatakan bahwa pihaknya akan memberi waktu kepada pada produsen untuk mengubah produk mereka (mengurangi kadar gula).

Perkembangan yang dilakukan oleh para produsen minuman ringan soal pengurangan kadar gula tersebut, akan dikaji oleh badan kesehatan pemerintah Inggris, yang akan mempublikasikan informasi terkini setiap enam bulan.

Pada Maret 2016, BBC merilis daftar minuman ringan dengan kadar gula. Salah satu minuman ringan di Inggris dengan kadar gula tertinggi ditemukan di Old Jamaica Ginger Beer. Minuman tersebut mengandung 15,7 gram gula atau di bawah empat sendok teh per 100ml.

Sedangkan, asupan gula harian yang disarankan untuk seseorang yang berusia di atas 11 tahun adalah 30 gram atau 7,5 sendok teh. Sehingga jika seseorang mengkonsumsi 200ml Old Jamaica Ginger Beer maka setara dengan batas konsumsi gula harian yang disarankan.

Produk lain yang sangat manis adalah minuman energi Rockstar Punched jambu yang mengandung 15,6 gram per 100 ml. Old Jamaica lama berada di bawah dengan jumlah kandungan gula sebesar 15,2 gram.

Menteri Kesehatan Masyarakat Nicola Blackwood mengatakan strategi melawan obesitas juga akan mencakup upaya meminta sekolah-sekolah dasar membantu siswa melakukan aktivitas fisik ringan hingga berat setidaknya selama 60 menit setiap hari. “Sekitar 30 menit dari kegiatan jasmani itu dilakukan pada jam sekolah,” katanya, seperti dikutip dari Reuters.

Dampak Pajak Pada Produsen Minuman Ringan

Perusahaan minuman ringan merasa keberatan dan mengeluh dengan pemotongan kadar gula dalam produk mereka. Mereka beralasan bahwa hampir sepertiga dari mereka yang berusia 2 sampai 15 tahun memang sudah kelebihan berat badan atau obesitas sebelumnya, dikutip dari Reuters.

Britvic misalnya, kepada CNN menyebutkan bahwa distributor Pepsi ini mengalami penurunan penjualan sebesar 2 persen. A.G. BARR produsen soda yang popular di Skotlandia juga mengalami penurunan sebesar 3,8 persen.

“Kami sangat kecewa dengan keputusan pemerintah yang hanya memberlakukan pengurangan asupan gula secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir pada kategori makanan dan minuman,” kata Direktur Asosiasi Minuman Ringan Inggris, Gavin partington, dikutip dari CNN. Dia juga menambahkan bahwa industri minuman ringan sudah memotong kadar gula sebesar 13,6 persen sejak 2012.

Selain itu, Gavin Partington mengatakan pajak tersebut merupakan "pajak hukuman" yang dapat "mengakibatkan ribuan pengangguran dan gagal memberikan dampak berarti bagi tingkat kegemukan".

Namun, pemerintah Inggris sudah memperkirakan pendapatan yang akan didapat dari pajak ini yakni sebesar 520 juta poundsterling atau setara 732 juta dolar AS pada tahun pertama penerapan pajak ini. Dan pendapatan tersebut digunakan untuk melawan obesitas pada anak-anak dengan mendanai kegiatan sehat di sekolah-sekolah.

Benarkan Dapat Menurunkan Angka Obesitas?

Pengenaan pajak pada minuman yang mengandung gula tinggi sesungguhnya sudah terlebih dahulu dilakukan oleh Belgia, Perancis, Hungaria dan Meksiko. Negara Skandinavia itu juga memberlakukan pajak serupa, dengan tingkat keberhasilan beragam, selama bertahun-tahun.

Salah satu studi yang dilansir dalam The Guardian, pemungutan pajak sekitar 10 persen pada minuman manis di Meksiko telah menurunkan sebanyak 12 persen penjualan minuman manis. Studi lain mengatakan, mengurangi sekitar 40 persen jumlah gula dalam minuman ringan dan jus buah selama lima tahun dapat mencegah 300.000 kasus diabetes di Inggris dan cegah 1,5 juta orang dari kelebihan berat badan atau obesitas.

Penelitian lain di Australia menemukan bahwa penerapan pajak hingga 20 persen untuk produk-produk minuman ringan yang mengandung gula, akan menyelamatkan 1.600 nyawa dalam 25 tahun ke depan. Dengan diterapkannya pajak ini, maka dapat mengurangi jumlah penderita diabetes, bahkan jantung dan juga stroke.

Namun, sanggahan datang dari industri minuman ringan yang mengatakan, meningkatkan harga untuk konsumen tidak akan menyelamatkan nyawa para konsumen, sebab para konsumen akan mengganti minuman ringan tersebut dengan lainnya yang mengandung gula dan lemak.

Para pakar kesehatan di National Obesity Forum juga mengatakan, peningkatan pajak yang direkomendasikan itu tidak cukup membuat jera para pembeli minuman manis dan beralih pada gaya hidup sehat.

Seperti yang terjadi di Denmark. Pada Oktober 2011, Denmark memperkenalkan kebijakan baru yakni pajak atas makanan tinggi lemak jenuh. Setahun kemudian, Pemerintah Denmark menghapus kebijakan tersebut dan berencana untuk pajak gula. Namun, kebijakan itu malah membuat para konsumen menyeberang ke Jerman untuk berbelanja.

Sedangkan Indonesia, kebijakan ini masih dalam tahap kajian. Hal itu karena rencana pemerintah itu menuai protes. Pengenaan pajak pada minuman ringan dinilai akan membuat bisnis industri kian tertekan. Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) 2012, pajak menyebabkan konsumsi minuman bersoda turun 35,11 persen menjadi 512, 9 juta kiloliter per tahun.

Dihujani berbagai protes, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan (Kemkeu) serta Kemkes mengaku tengah melakukan kajian terkait dampak minuman ini terhadap kesehatan dan akan menjaring masukan dari para pelaku bisnis. "Setelah itu, kami akan putuskan minuman yang dikenai cukai, termasuk mekanismenya tarifnya," kata Heru Pambudi, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dikutip dari Kontan.

Di negara maju, obesitas sudah menjadi perhatian penting karena negara ingin menegakkan kesadaran warganya untuk hidup sehat. Jadi, pajak memang bukan semata-mata untuk menambah penghasilan negara. Lebih dari itu, pajak minuman ringan adalah untuk mencegah masyarakat terhindar dari beragam penyakit karena konsumsi gula yang berlebihan.

Baca juga artikel terkait IMPLEMENTASI PAJAK MINUMAN RINGAN atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti