Menuju konten utama

Maya Angelou Tak Rayakan Ultah Usai Martin Luther Jr Ditembak

Maya Angelou merupakan sahabat dekat Martin Luther King Jr. yang dibunuh saat ulang tahunnya pada 4 April 1968

Maya Angelou Tak Rayakan Ultah Usai Martin Luther Jr Ditembak
Dr. Maya Angelou. FOTO/Wikipedia

tirto.id - Maya Angelou, penyair yang lahir pada 4 April 1928 muncul di Google Doodle hari Ini, Rabu (4/4/2018). Ia merupakan penulis, penyair, penulis memoar, dan aktivis yang telah menginspirasi dunia melalui ajarannya, tulisannya, dan suaranya.

Maya Angelou yang terlahir sebagai keturunan Afrika-Amerika ini merupakan sahabat dekat Martin Luther King Jr. yang dibunuh saat ulang tahunnya pada 4 April 1968, dikutip dari Biography.

Angelou sempat tak merayakan ulang tahunnya sejak peristiwa itu dan tetap mengirimkan bunga ke istri Martin, Correta Scott King, lebih dari 30 tahun hingga Correta meninggal pada 2006. Maya Angelou terus menjadi sahabat dekat Coretta Scott King, hingga kemudian Correta meninggal pada 30 Januari 2006.

Keluarga Angelou Johnson pernah menulis terkait persahabatan Angelou dan Martin Luther King Jr. di sebuah laman pribadi. Diceritakan bahwa Maya Angelou dan Martin Luther King Jr. bertemu pada tahun 1960 di New York.

Persahabatan keduanya berawal ketika Maya Angelou dan Martin Luther King Jr bersama dengan komedian Godfrey Cambridge menyelenggarakan Cabaret for Freedom. Hasil dari pertunjukan itu diberikan kepada Southern Christian Leadership Conference, (SCLC), sebuah organisasi kemanusiaan Afrika-Amerika.

Maya Angelou kemudian bekerja untuk Martin Luther King Jr. sebagai koordinator SCLC.

“Adalah sebuah berkat tersendiri untuk saya, bisa bekerja untuk kesetaraan dan kemanusiaan di Southern Christian Leadership Conference," tulis Angelou.

Bagi Angelou, King adalah seseorang yang sangat berpengaruh di kehidupannya. Kata-kata King mengilhami perubahan di gereja-gereja, termasuk musik-musik yang berkembang ada saat itu. Spiritual, blues, jazz, dan lagu-lagu rakyat bergabung dengan seruan gemuruh untuk kebebasan. Menurutnya, melalui kata-kata dan musik, pergerakan tentang kesetaraan dan kemanusiaan kian gencar.

Menurut Angelou, kata-kata King sangat berpengaruh, terutama untuk banyak menteri dalam mendorong umat paroki mencari kebebasan. Sehingga mereka bisa memotivasi komunitas mereka dan anggota gereja mereka, untuk berpikir tentang kebebasan sebagai sesuatu yang pantas mereka dapatkan.

"Hal ini mengangkat negara kita dari keterpurukan dan membuat kita percaya bahwa kita bisa memiliki kebebasan, percaya bahwa kita bisa berlaku adil, percaya bahwa kita bisa menghapus rasisme," kata Angelou.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani