Menuju konten utama

Massa Pendukung Ahok Tidak Terlihat di Mako Brimob

Menurut hasil pantauan, tidak ada satu pun massa berada di sekitar Mako Brimob. Padahal, dua hari terakhir massa masih mendatangi Mako Brimob. Meskipun tidak terlihat ada massa, beberapa pendukung ternyata berusaha datang menjenguk.

Massa Pendukung Ahok Tidak Terlihat di Mako Brimob
Personil Brimob mengamankan pintu masuk dan akses jalan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/5). ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Suasana Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok yang menjadi tempat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mulai kembali normal, Jumat (12/5/2017). Sejak polisi membubarkan massa pendukung Ahok, Kamis (11/5), keadaan Mako Brimob langsung berubah total. Tidak ada satu pun massa yang bisa mendekat ke tempat yang juga menahan tersangka makar jilid 2 Al Khaththath.

Berdasarkan hasil pantauan, hingga pukul 10.30 WIB, situasi Mako Brimob dijaga ketat. Kawat Berduri masih kokoh terpasang di depan Mako Brimob sejak Kamis (11/5). Beberapa penjaga berpakaian lengkap terlihat bersiaga di depan pintu utama Mako Brimob.

Selain itu, tidak ada satu pun massa berada di sekitar Mako Brimob. Padahal, dua hari terakhir massa masih mendatangi Mako Brimob. Meskipun tidak terlihat ada massa, beberapa pendukung ternyata berusaha datang menjenguk.

Sebut saja Henny Tri (60), warga Jakarta Selatan. Perempuan berbaju merah ini mengaku ingin menemui Ahok di Rutan Mako Brimob. Mereka datang pada Jumat (12/5) siang karena mengetahui jam besuk tahanan yang dijadwalkan Selasa dan Jumat. Sayang, saat tiba di depan pintu masuk, petugas meminta mereka pergi meninggalkan Mako Brimob. Petugas mengatakan, Ahok tidak bisa dibesuk pada hari ini.

"Saya pikir bisa lah, ternyata masih belum boleh," kata Henny saat ditemui di depan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jumat (12/5/2017).

Henny mengaku, hanya ingin memberikan dukungan kepada Ahok setelah ditetapkan sebagai terpidana. Dirinya datang bersama rekan-rekan alumni UI. Mereka hanya ingin memberikan dukungan untuk mantan Bupati Belitung Timur itu.

Henny bercerita, mereka ingin memberikan dukungan kepada Ahok karena melihat pengadilan tidak adil. Ia menganalogikan kasus Ahok dengan tindak pembakaran vihara di Tanjung Balai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Dalam pembakaran itu, pelaku dihukum 2 bulan sementara Ahok 2 tahun. Oleh karena itu, mereka ingin ada keadilan dalam kasus Ahok.

Lain Henny, lain pula Sabri Ramdhany (60). Pria paruh baya ini juga tidak diperbolehkan masuk untuk menjenguk. Senasib dengan Henny, ia juga diberitahu petugas bahwa belum boleh masuk.

"Kita belum boleh ditengok," ujar Sabri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Sabri mengatakan, dirinya rela jauh-jauh dari Balikpapan, Kalimantan Timur untuk menjenguk Ahok. Ia mengaku hanya ingin memberikan dukungan kepada mantan Bupati Belitung Timur itu. Ia mengatakan, Ahok layak mendapat dukungan karena bisa merubah keadaan Jakarta. Selain itu, Ahok juga bersikap jujur, tegas, berani, kreatif, dan memperhatikan orang tidak mampu.

Di saat yang sama, Sabri bercerita rekan-rekan di Balikpapan akan melakukan aksi simpatik terkait dengan kasus yang menimpa Ahok. Ia mengatakan, masyarakat Balikpapan akan membuat aksi 1000 lilin di Lapangan Merdeka, Balikpapan.

Baca juga artikel terkait SIDANG AHOK atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto