Menuju konten utama

Massa NU Bubar, Demo Kedubes Amerika Serikat Dilanjutkan Alumni 212

Setelah massa NU bubar, ratusan massa lainnya yang berasal dari Front Pembela Islam serta alumni Aksi 212 berdatangan dan merapat ke lokasi yang sama.

Massa NU Bubar, Demo Kedubes Amerika Serikat Dilanjutkan Alumni 212
Wakil Presiden Mike Pence berdiri di belakang Presiden Donald Trump yang memegang proklamasi yang ia tanda tangani bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaanya kesana, saat berpidato dari Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/12). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque.

tirto.id -

Jalan Medan Merdeka Selatan di depan kedutaan besar Amerika Serikat masih dipadati oleh massa aksi umat Islam yang mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Sebelumnya, usai salat Jumat hingga pukul 15.30 WIB, yang berunjuk berunjuk rasa adalah massa gabungan dari Keluarga mahasiswa Nahdatul Ulama, Banser Anshor serta organisasi sayap Nahdatul Ulama lainya.

Dari pantauan Tirto, setelah massa NU bubar, ratusan massa lainnya yang berasal dari Front Pembela Islam serta alumni Aksi 212 berdatangan dan merapat ke lokasi yang sama.

Arus lalu lintas dari arah Patung Kuda ke Stasiun Gambir yang sebelumnya sempat lancar pun kembali tersendat.

Mereka mengibarkan bendera Palestina dan bendera berwarna hitam dan putih melafazkan tauhid. Selain itu, massa juga membentangkan spanduk sepanjang 10 meter bertuliskan "move your embassy to your own country!!!"

Menggunakan megafon, seorang orator mengajak umat Islam memboikot produk-produk Amerika dan Israel di Indonesia. Ia juga menyerukan kepada massa agar konsisten memperjuangkan Kemerdekaan Palestina dan mengecam pernyataan Donald Trump dengan mengadakan aksi-aksi lanjutan di depan Kedubes Amerika.

Sesekali, pekik takbir juga terdengar dari orator dan massa aksi. "Insyaallah Senin besok kita akan melakukan aksi yang sama, aksi yang lebih besar. Mudah-mudahan ini akan menjadi momentum persatuan umat untuk melawan Yahudi. Laknatullah," ujarnya.

"Takbir...!"

"Allahuakbar"

Sementara itu, Kasubdit Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan belum tak melakukan pengalihan arus lalu lintas di depan Kedubes Amerika. Ia mengatakan, penutupan akan dilakukan secara situasional dan masih memantau eskalasi yang terjadi di lapangan

"Sudah kita siapkan. Nanti kalau depan kedubes kita tutup nanti lalu lintasnya dari Tugu Tani nanti akan kita alihkan ke Ridwan Rais dan ke Merdeka Utara, dan ke Pasar baru dan sebagainya," ujarnya.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan Polri mengerahkan pasukan minimal dalam jumlah yang sama dengan pengunjuk rasa yang akan menyampaikan pendapat di Kedubes Amerika Serikat (AS).

"Minimal satu polisi dengan satu orang. Misal pengunjuk rasa orang, maka personelnya satu orang," kata Kombes Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Namun demikian, menurut dia, jumlah pasukan dapat ditambah jika situasi menjadi memanas.

"Kami punya skala prioritas. Kalo anarkis, tidak akan mungkin kami gunakan pengamanan 1:1, pasti akan ditambah personelnya," katanya.

Ia menginformasikan bahwa diperkirakan massa yang berunjuk rasa di Kedubes AS pada Jumat sekitar 200 orang sesuai dengan izin yang diajukan penanggung jawab aksi.

Martinus menambahkan, untuk menjaga ketertiban demonstrasi, Polda Metro Jaya sudah melakukan komunikasi dengan penanggung jawab aksi.

Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, pihaknya menerapkan sistem buka tutup jalan disesuaikan dengan situasi yang berkembang.

"Lihat situasi untuk menutup atau buka jalan. Tidak bisa ditutup seterusnya karena itu akses yang vital di sekitar wilayah Jakarta Pusat," katanya.

Massa pendemo menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, usai salat Jumat berjamaah.

Mereka memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel secara sepihak.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri