tirto.id - Sejarah Yerusalem memiliki signifikansi penting dalam agama Islam. Yerusalem, atau Al-Quds dalam bahasa Arab, dianggap sebagai salah satu tempat suci dalam Islam.
Yerusalem adalah kota yang terletak di dataran tinggi Pegunungan Yudea, sekitar 32 km dari Sungai Yordan serta di antara Laut Tengah dan Laut Mati. Wilayah yang mendapat predikat salah satu kota tertua di dunia tersebut memiliki luas sekitar 125,156 km persegi.
Dalam bahasa Ibrani Yerusalem disebut dengan Yerushalayim, sementara dalam bahasa Arab dikenal dengan Bait al-Muqaddas atau Al-Quds. Dalam sejarahnya, Islam pertama kali menguasai wilayah Yerusalem pada 636 M sewaktu masa kekhalifahan Umar bin Khattab.
Sejarah Yerusalem dalam Agama Islam
Yerusalem tetap menjadi pusat penting dalam sejarah Muslim, baik dari perspektif agama maupun sejarah politik. Pada berbagai periode sejarah, Yerusalem menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan Islam di wilayah tersebut.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam sejarah Yerusalem menurut perspektif Islam:
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa, yang terletak di kompleks Al-Haram ash-Sharif di Yerusalem, dianggap sebagai tempat ketiga yang paling suci dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Nama "Al-Aqsa" secara harfiah berarti "yang paling jauh" dalam bahasa Arab, mengacu pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa selama Isra' dan Mi'raj, pengalaman perjalanan malam yang dijelaskan dalam Al-Quran.
Selama kurang lebih 16-17 bulan, Nabi Muhammad bersama kaum muslim salat menghadap Masjid Al-Aqsa.
Kendati demikian, Rasulullah Saw. berdoa kepada Allah Swt. supaya kiblat umat Islam dipindahkan ke Ka'bah. Allah Swt. kemudian mengabulkan permintaan Nabi Muhammad Saw. sebagaimana termuat dalam Surah Al-Baqarah ayat 143 sebagai berikut:
"Demikian pula Kami telah menjadikan kamu [umat Islam] umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas [perbuatan] manusia dan agar Rasul [Nabi Muhammad] menjadi saksi atas [perbuatan] kamu. Kami tidak menetapkan kiblat [Baitulmaqdis] yang [dahulu] kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui [dalam kenyataan] siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya [pemindahan kiblat] itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia,"(QS. Al-Baqarah [2]: 143).
Isra' dan Mi'raj
Sejarah Yerusalem dalam Agama Islam salah satunya adalah terdapat tempat terjadinya Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Isra adalah perjalanan malam yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. dari Ka'bah di Makkah menuju Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem.Rasulullah Saw. melakukan isra dengan jarak sekitar 1.239 km cukup dalam waktu semalam. Peristiwa tersebut salah satunya diceritakan dalam firman Allah Swt. Surah Al-Isra ayat 1 sebagai berikut:
"Maha Suci [Allah] yang telah memperjalankan hamba-Nya [Nabi Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,"(QS. Al-Isra [17]; 1).
Di sisi lain, mikraj adalah peristiwa naiknya Rasulullah Saw. dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa mikraj, Nabi Muhammad Saw. mendapatkan wahyu secara langsung dari Allah Swt. berupa perintah salat 5 waktu. Allah Swt. berfirman dalam Surah An Najm ayat 17 sebagai berikut:
"Penglihatan [Nabi Muhammad] tidak menyimpang dan tidak melampaui [apa yang dilihatnya]," (QS. An-Najm [53]: 17).
Penaklukan Yerusalem oleh Khalifah Umar bin Khattab
Sejarah Yerusalem dalam agama Islam lainnya adalah terkait penaklukan kota ini oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Pada tahun 638 M, Yerusalem ditaklukkan oleh pasukan Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Penaklukan ini dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, karena menandai pembukaan kota suci bagi umat Islam.
Yerusalem juga menjadi pusat perhatian dalam konteks konflik modern di Timur Tengah, terutama terkait dengan konflik Israel-Palestina. Status Yerusalem, khususnya terkait dengan Masjid Al-Aqsa dan Kota Lama, tetap menjadi titik sensitif dan sumber ketegangan di antara berbagai kelompok agama dan etnis.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani