tirto.id - Dua ledakan di halte bus Yerusalem pada Rabu, 23 November 2022 pagi telah menyebabkan satu orang tewas dan 19 lainnya luka-luka. Polisi menyebut ledakan itu sebagai serangan teror ganda yang terkoordinasi.
Jerusalem Post memberitakan, satu korban tewas itu diidentifikasi bernama Aryeh Shechopek, seorang warga Israel-Kanada berusia 16 tahun. Ketika ledakan itu terjadi, dia sedang dalam perjalanan ke Yeshiva.
Kedua ledakan itu terjadi di halte bus pada waktu sibuk. Berdasarkan keterangan, alat peledak sudah ditempatkan di tas yang ditinggalkan di stasiun.
Ledakan pertama terjadi sekitar lebih dari pukul 07.00 pagi waktu setempat, melukai 15 orang, dua orang kritis dan empat orang lainnya mengalami luka serius.
Sedangkan ledakan kedua terjadi di dekat Persimpangan Ramot di Yerusalem utara. Akibatnya, tiga orang mengalami luka ringan.
Kronologi dan Keterangan Saksi Mata
Seorang ayah bernama Avi Biton mengalami luka parah dengan pecahan peluru bersarang di kepala dan perutnya. Dia mengatakan, awalnya dia, putranya dan seorang temannya sedang duduk di bangku untuk menunggu tumpangan ke Yeshiva.
Tiba-tiba mereka mendengar ledakan besar. Menurut dia, anaknya sempat melihat seorang pria mencurigakan memotret mereka sebelum menghilang.
Sedangkan menurut saksi mata lainnya, mereka melihat sebuah tas bersandar di dinding sebelum peristiwa ledakan. Akan tetapi, klaim tersebut belum bisa diverifikasi.
Menurut stasiun TV N12, ledakan itu disebabkan oleh alat yang dipasang di sepeda motor di samping halte bus. Bom itu diledakkan dari jarak jauh dan dikemas dengan paku dan baut sehingga memakan banyak korban.
Satu bus yang berada di dekat lokasi ledakan pertama tampak berlubang dan menunjukkan terjadinya penyebaran pecahan peluru.
BBC memberitakan, di lokasi ledakan pertama, trotoar dipenuhi puing-puing. Pasukan keamanan Israel yang bertopeng menutup lokasi tersebut, sementara potongan-potongan sepeda yang rusak parah dimasukkan ke dalam tas forensik.
Seorang pria mengatakan kepada BBC bahwa dia terbangun saat gedung berguncang. Mayoritas dari mereka yang menunggu bus adalah masyarakat biasa.
Seorang remaja yang meninggal bernama Aryeh Shechopek itu adalah mahasiswa seminari Yahudi Israel-Kanada.
Perdana Menteri Israel mengatakan, dua serangan itu ] "berbeda dari apa yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir". Akan tetapi, sampai sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Editor: Iswara N Raditya