Menuju konten utama

Mengenal Tembok Ratapan di Yerusalem, Lokasi, dan Sejarahnya

Bagaimana sejarah Tembok Ratapan di Yerusalem? Berikut ini penjelasan mengenai sejarah Tembok Ratapan dan lokasinya.

Mengenal Tembok Ratapan di Yerusalem, Lokasi, dan Sejarahnya
Tembok ratapan, Jerusalem. FOTO/Wikicommon

tirto.id - Tembok Ratapan adalah sebuah tembok kuno yang terbuat dari batu kapur sebanyak 45 baris. Tembok yang berlokasi di Kota Lama Yerusalem tersebut sangat penting bagi orang Yahudi dan dianggap suci.

Bangunan ini sangat penting bagi orang Yahudi karena Tembok Ratapan adalah sisa dari dinding bangunan besar atau kuil Suci yang didirikan oleh Raja Israel bernama Herodes.

Setelah kaum Yahudi melakukan pemberontakan kepada Kerajaan Romawi pada tahun 70 M, bangunan tersebut mengalami kerusakan.

Setelah mengalami kerusakan Tembok Ratapan hanya menyisakan sekitar 60 meter. Sebelumnya tembok yang juga disebut sebagai Tembok Barat ini mempunyai panjang hingga 485 meter.

Sejarah Tembok Ratapan di Yerusalem

Sejarah mencatat pembangunan Tembok Ratapan berawal dari dipindahkannya Tabut Perjanjian yang berisi tentang 10 Perintah dari Tuhan yang dibawa oleh sosok penting dalam agama Yahudi yaitu Musa. Bentuk dari Tabut tersebut adalah berupa kitab.

Lalu kitab tersebut berulang kali dipindah ke sejumlah lokasi yang dipercayai merupakan tempat suci. Hal itu membuat Raja Daud berpikir untuk mendirikan sebuah bangunan untuk menyimpan Tabut Perjanjian atau kitab tersebut.

Namun, yang mendirikan bangunan suci tersebut adalah putra dari Raja Daud yang bernama Salomo. Kuil suci tersebut selesai dibangun pada tahun 957 SM. Selain digunakan sebagai tempat untuk menyimpan Tabut Perjanjian atau kitab, kuil suci pertama tersebut juga menjadi tempat bagi semua rakyat Israel untuk berkumpul.

Akan tetapi, pada tahun 587 SM Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia melakukan penyerangan kepada Yerusalem dan menyebabkan kuil suci tersebut hancur. Kemudian pada tahun 74 SM saat Raja Herodes memerintah, kuil suci dibangun ulang yang selanjutnya akan menjadi Tembok Ratapan.

Namun, kuil suci kedua tersebut bukan untuk menyimpan Tabut Perjanjian atau kitab tetapi menjadi pusat untuk kaum Yahudi beribadah dan melakukan berbagai tradisi. Lalu kaum Yahudi mulai memberontak kepada Kekaisaran Romawi pada tahun 66 M.

Kemudian pasukan Romawi yang dipimpin oleh Kaisar Titus berhasil menduduki Kota Yerusalem pada tahun 70 M. Selain itu, mereka juga banyak melakukan penghancuran terhadap bangunan di wilayah tersebut. Dimana salah satunya adalah kuil suci kedua.

Sementara itu, dari kuil Suci Kedua hanya tersisa sebuah bangunan yang kemudian disebut sebagai Tembok Ratapan atau Tembok Barat. Kaum Yahudi sangat memuja tembok tersebut karena menjadi bagian dari Kuil Suci Kedua. Selain itu, kaum Yahudi juga memanfaatkan tembok tersebut untuk memanjatkan doa. Sehingga banyak kaum Yahudi yang berdoa di sana.

Diantara sela batu pada tembok tersebut, terkadang kaum Yahudi juga menyelipkan gulungan kertas yang di dalamnya berisi sebuah doa. Sebab kaum Yahudi memanjatkan doa serta meratapi kejadian hancurnya Kuil Suci Kedua di tembok tersebut, maka diberi nama Tembok Ratapan.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra