tirto.id - PT Maspion Group dan DP World resmi menandatangani perjanjian jangka panjang terkait investasi pembangunan pelabuhan peti kemas internasional dan kawasan industri logistik di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi 1,2 miliar dolar AS.
Proyek ini akan dimulai pada kuartal III (Q3) 2021 dan ditargetkan sudah dapat beroperasi komersial pada 2023.
“Angka dari itu kalau saya tidak keliru sekitar 1,2 miliar dolar AS. Saya kira masih banyak lagi yang lain yang angka-angkanya. Saya rasa angkanya 1 sampai 2 miliar dolar AS,” ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021).
Penandatangan dilakukan pada forum bisnis Indonesia-Emirates Amazing Week 2021 Building Path Towards Economic Recovery di Jakarta. Selain Luhut, penandatanganan juga dihadiri Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab, H.E. Suhail Al Mazrouei.
Luhut mengatakan investasi DP World ini bakal mampu menekan biaya logistik di Indonesia, khususnya di pelabuhan. Luhut mengaku belum dapat merinci seberapa signifikan penurunannya tetapi ia memastikan efeknya akan cukup terasa.
“Saya kira ke depan biaya di pelabuhan kita bisa turun beberapa puluh persen dan ini akan membuat Indonesia jauh lebih efisien karena DP World ini sudah mempunyai jaringan dan sistem yang sangat baik,” ucap Luhut.
DP World berinvestasi di Indonesia dengan menggandeng mitranya Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), sebuah grup investasi global. DP World dan Maspion Group nantinya bakal mendirikan perusahaan joint venture yang diberi nama DP World Maspion Jawa Timur.
DP World Maspion Jawa Timur akan menjadi segelintir operator pelabuhan peti kemas internasional yang mampu memiliki kapasitas desain hingga tiga juta twenty-foot equivalent units (TEU). Bersebelahan dengan terminal peti kemas, perusahaan juga akan membangun kawasan industri dan logistik terintegrasi di tanah seluas 110 Hektare (Ha).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto