Menuju konten utama

Ma'ruf Amin Soroti Minat Baca di Indonesia Kurang dari 3 Persen

Wapres tak ingin tanggung jawab pembenahan budaya literasi Indonesia yang rendah hanya dibebankan kepada Perpusnas.

Ma'ruf Amin Soroti Minat Baca di Indonesia Kurang dari 3 Persen
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam pidato Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Gedung Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta, Jumat (17/05/2024). (FOTO/Dok. Humas Wapres)

tirto.id - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, mengungkapkan rendahnya literatur dan tingkat kegemaran baca masyarakat Indonesia yang berada di bawah 3 persen.

"Meski survei tingkat kegemaran membaca di Indonesia tahun 2023 menunjukkan peningkatan, persentase kenaikannya masih cukup rendah, yakni kurang dari 3 persen," ujarnya dalam pidato Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Gedung Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta, Jumat (17/05/2024).

Ma'ruf Amin menyoroti rendahnya literasi pembangunan dengan hasil studi evaluasi sistem pendidikan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dalam data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata negara anggota lainnya.

Oleh karenanya, ia meminta semua kementerian dan lembaga ikut meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Dia tak ingin tanggungjawab pembenahan budaya literasi Indonesia yang rendah hanya dibebankan kepada Perpusnas.

"Jalin koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dengan melibatkan para pegiat literasi untuk merumuskan kebijakan yang proliterasi, termasuk menyediakan sarana membaca yang nyaman dan memadai,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin mengajak masyarakat desa untuk berperan aktif dalam Gerakan Literasi Desa. Menurutnya, peran strategis literasi dapat membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing, terutama dalam konteks pembangunan desa di Indonesia.

Ia menyebut ada sejumlah dampak positif gerakan literasi yang dimulai dari desa. Salah satunya adalah penanganan stunting di desa-desa.

“Gerakan Literasi Desa dapat dimanfaatkan untuk mengubah kebiasaan para ibu di desa yang masih enggan membawa anak-anaknya ke posyandu karena tidak paham bahaya stunting bagi masa depan anaknya,” katanya.

Baca juga artikel terkait MINAT BACA BUKU atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash news
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi