tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah bakal mengurangi utang hingga Rp100 triliun. Ia bilang pemerintah memprioritaskan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk membiayai kebutuhan belanja dibanding menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN).
"Kami akan mengurangi issuance (penerbitan) dari utang. Dengan penggunaan SAL, paling tidak sampai dengan Maret ini penurunan (penerbitan utang) Rp100 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).
Sri Mulyani mengatakan pengurangan utang ini terjadi lantaran pemerintah masih memiliki skema kerja sama berbagi beban (burden sharing) dengan Bank Indonesia (BI). Skema tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan SKB III yang masih berlanjut hingga 2022.
"Kami akan lihat sisi bagaimana menjaga (utang), dengan dukungan BI ke kita tahun ini," jelasnya.
Bendahara Negara itu menambahkan, pemerintah juga akan melakukan penyesuaian terkait jumlah surat utang yang akan diterbitkan, tenor dari surat berharga, serta waktu penerbitan. Di sisi lain, komposisi mata uang dari surat berharga juga akan diperhatikan.
Sri Mulyani optimistis penerimaan negara akan mengalami kenaikan didorong oleh peningkatan harga komoditas. Oleh karena itu, pembiayaan utang melalui penerbitan surat berharga akan dilakukan secara hati-hati.
"Dengan adanya penerimaan negara yang cukup tinggi dan juga sisa anggaran lebih tahun lalu, kami mampu untuk melakukan pemanfaatan optimalisasi sisa anggaran lebih tahun lalu dan potensi mengurangi defisit kita," jelas dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan