tirto.id - Perayaan Holi dilaksanakan setiap tahun untuk merayakan musim semi di India. Tahun ini perayaan Holi dimulai pada Kamis (1/3/2018) malam hingga Jumat (2/3/2018) malam.
Tak hanya di India, Holi juga dirayakan di beberapa negara yang penduduknya banyak menganut agama Hindu seperti Nepal, Bangladesh, Suriname, dan Afrika Selatan.
Perayaan Holi identik dengan warna. Ada falsafah di balik warna-warni yang meriah itu. Serbuk-serbuk yang dilempar ini terkait dengan unsur mitologi, keagamaan, dan budaya setempat.
Warna biru disebut melambangkan perdamaian, cinta, dan surga. Sedangkan warna Kuning melambangkan kemakmuran dan perdagangan.
Warna hijau yang identik dengan alam melambangkan kesuburan dan kebahagiaan, sedangkan merah melambangkan perayaan, kehidupan, serta pernikahan.
Pembuatan serbuk warna di India mulanya menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan. Warna hijau dapat dibuat dari mehndi dan daun kering dari pohon Gulmohur, daun tanaman musim semi dan rempah-rempah, daun bayam, daun rhododendron, dan jarum pinus.
Warna kuning bisa diracik dari kunyit bubuk, krisan, dan marigold, dandelion, bunga matahari, dan lain sebagainya. Warna merah bisa dibuat dengan bahan mawar, kulit pohon dari pohon apel, bunga kembang sepatu kering, pohon madder, lobak, dan delima.
Warna safron atau oranye dapat diracik dari pohon Tesu (Palash), campuran kapur dengan serbuk kunyit. Warna biru indigo bisa didapat dari buah beri India, spesies anggur, kembang sepatu biru, dan bunga jacaranda.
Warna coklat dapat dibuat dari daun kering, atau pohon mapel merah. Kini, pembuatan warna juga menggunakan bahan sintetis
Manajer Wego India Ashwin Jayasankar bahkan mengatakan India memang mempunyai hubungan erat dengan warna. Hal ini bisa dilihat dari kain sarinya yang dibuat dengan warna-warna cerah, rempah-rempah di tanah India yang kaya warna, hingga truk pengantar barang yang mempunyai didesain artistik.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora