Menuju konten utama

Merayakan Warna-Warni Festival Holi di India

Warna, bagi sejumlah kalangan, dikaitkan dengan hal-hal mitologis, keagamaan, budaya, bahkan berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang.

Merayakan Warna-Warni Festival Holi di India
Coldplay merayakan Festival Holi dalam video klip mereka, "Hymn for the Weekend." FOTO/mid-day.com

tirto.id - Dupa mengepul pekat diiringi gemerincing logam dari tongkat tiga mistikus berjubah safron yang berjalan membelah bangunan tua di Mumbai. Chris Martin berjalan bersama sekumpulan anak-anak kecil yang di sepanjang jalan menabur serbuk dan air berwarna-warni.

Mereka bernyanyi, menari, melompat, dan saling melempar serbuk berwarna hijau, ungu, merah, kuning, biru. Mumbai tenggelam dalam gelak tawa, sukacita dan lautan warna hari itu. Itulah perayaan Holi yang Chris Martin beserta Coldplay dan Beyonce rayakan dalam video klip mereka, "Hymn for the Weekend."

Membicarakan festival warna di India ini mengingatkan pada video "Bounce." Iggy Azalea dengan sari putih ketatnya bernyanyi di sela-sela anak-anak yang tengah menabur serbuk warna warni.

Selain Chris Martin dan Iggy Azalea yang menganggap Festival Holi spesial, banyak wisatawan, jurnalis luar negeri, dan fotografer memutuskan untuk menyambangi India di masa perayaan ini. Manajer Wego India Ashwin Jayasankar bahkan mengatakan bahwa Holi adalah satu dari banyak festival di India yang mampu menggaet wisatawan terbanyak setiap tahunnya.

Perayaan Holi dilaksanakan setiap tahun untuk merayakan musim semi di India. Tak hanya di India, Holi juga dirayakan di beberapa negara yang penduduknya banyak menganut agama Hindu seperti Nepal, Bangladesh, Suriname, dan Afrika Selatan.

Perayaan Holi ini bukannya tanpa kritik, apalagi jika dilihat dari sudut pandang lingkungan. Joy Gardner menulis dalam "Impact of 'Holi' on the Environment: A Scientific Study" bahwa penggunaan bahan pewarna sintetis (bukan alami dari tumbuhan) dapat menyebabkan dampak serius pada lingkungan, terutama di perairan sungai.

Menilik tradisi nenek moyang Holi, pembuatan serbuk warna di India mulanya digunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan yang bersifat lebih aman dibanding pewarna sintetis. Sejumlah pewarna holi dengan bahan alami ini masih diproduksi.

Warna hijau dapat dibuat dari mehndi dan daun kering dari pohon Gulmohur, daun tanaman musim semi dan rempah-rempah, daun bayam, daun rhododendron, dan jarum pinus. Warna kuning bisa diracik dari kunyit bubuk, krisan, dan marigold, dandelion, bunga matahari, dan lain sebagainya.

Warna merah bisa dibuat dengan bahan mawar, kulit pohon dari pohon apel, bunga kembang sepatu kering, pohon madder, lobak, dan delima. Warna safron atau oranye dapat diracik dari pohon Tesu (Palash), campuran kapur dengan serbuk kunyit. Warna biru indigo bisa didapat dari buah beri India, spesies anggur, kembang sepatu biru, dan bunga jacaranda. Warna coklat dapat dibuat dari daun kering, atau pohon mapel merah.

Untuk perayaannya sendiri, media Trawell merekomendasikan beberapa tempat pilihan untuk merayakan Holi di India. Msalnya Mathura dan Vridavan yang merupakan tempat lahir Dewa Krishna. Di kota ini juga terdapat candi Banke-Bihari yang merupakan lokasi utama perayaan Holi. Selain itu, direkomendasikan juga ke kota Barsana, Shantiniketan, Anandpur Sahib, Jaipur, Udaipur, Goa, Hampi, dan Mumbai.

Infografik Festival Warna

India dan Warna

Ada falsafah di balik warna-warni yang meriah itu. Serbuk-serbuk yang dilempar ini terkait dengan unsur mitologi, keagamaan, dan budaya setempat. Warna biru disebut melambangkan perdamaian, cinta, dan surga. Kuning melambangkan kemakmuran dan perdagangan. Warna hijau berarti kesuburan dan kebahagiaan, sedangkan merah melambangkan perayaan, kehidupan, serta pernikahan.

Menurut Ashwin Jayasankar, India mempunyai hubungan erat dengan warna. Hal ini bisa dilihat dari kain sarinya yang dibuat dengan warna-warna cerah, rempah-rempah di tanah India yang kaya warna, sampai truk pengantar barang yang mempunyai didesain semenarik mungkin.

“Warna sudah tertanam dalam budaya India,” tambah Ashwin.

Setiap kota juga identik dengan warna tertentu. Misalnya Kalkuta yang mendapat julukan kota hitam karena catatan sejarah yang mengaitkan kota itu dengan penjara lubang hitam (black hole prison) yang kelam. Ada kota Nagpur yang terkenal dengan Orange City ia merupakan kota produsen jeruk terbesar di India. Cuttack terkenal sebagai kota perak karena di sana terdapat industri perak yang besar.

Terkait warna, Jules Standish, penulis buku How Not To Wear Black menyatakan bahwa ragam warna mampu melahirkan efek psikologis yang kuat pada setiap orang. Menurutnya, ketika kita melihat warna, sistem syaraf pada otak akan merespons sehingga kelenjar hipotalamus melepaskan hormon-hormon tertentu.

Ketika kita melihat warna hangat seperti oranye, kuning, atau merah cerah, misalnya, otak akan melepaskan hormon kebahagiaan atau dopamin yang mampu meningkatkan mood positif serta meningkatkan gairah seksual. Warna-warna seperti biru dan hijau akan memicu pelepasan hormon oksitosin yang mempuat perasaan lebih tenang.

Richard J.Wurtman, ahli gizi dari Massachusetts Institute of Technology di New York Times bahkan mengatakan bahwa cahaya yang masuk di lingkungan adalah hal terpenting setelah makanan. Cahaya, yang memungkinkan manusia menangkap bermacam-macam warna ini, memegang fungsi penting dalam mengendalikan fungsi tubuh.

Ragam warna yang berbeda mempengaruhi tekanan darah, denyut nadi dan tingkat respirasi serta aktivitas otak dan bioritme. Maka, dewasa ini warna juga digunakan dalam pengobatan berbagai keluhan. Dalam dekade terakhir, misalnya, mandi sinar biru (blue light) dapat menggantikan transfusi darah sebagai pengobatan standar untuk sekitar 30.000 bayi prematur yang lahir setiap tahun.

Sementara itu, di Inggris, jembatan Blackfriars London dicat ulang biru dalam upaya untuk mengurangi jumlah orang yang melakukan bunuh diri dengan melompat dari sana. Uni Soviet, salah satu negara yang memimpin dalam ilmu fotobiologi, menambang batu bara ditemani lampu ultraviolet yang mereka percaya dapat mencegah penyakit paru-paru hitam.

Alexander Schauss, direktur American Institute for Biosocial Research, mengatakan bahwa warna memiliki dampak fisiologis langsung. Energi elektromagnetik warna, katanya, berinteraksi dengan beberapa cara yang memicu kerja kelenjar pituitari, pineal, dan hipotalamus. Organ-organ ini yang akan mengatur sistem endokrin dalam mengendalikan banyak fungsi tubuh dan respons emosional.

Namun, para terapis warna sendiri tidak bersepakat ihwal mengapa dan bagaimana warna bertindak mengendalikan psikologis manusia.

Birren, yang telah berkonsentrasi pada efek psikologis warna, mengatakan pilihan warna dalam desain dan dekorasi interior memang bisa menentukan suasana hati. Maka, warna bisa mempengaruhi kesehatan karena setengah dari penyakit manusia modern memiliki hubungan dengan komponen kejiwaan atau psikosomatik.

Jadi, kapan Anda turut bergembira dalam warna-warni perayaan Holi di India?

Baca juga artikel terkait INDIA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maulida Sri Handayani