tirto.id - Pencipta lagu "Bangun Pemudi Pemuda" adalah Alfred Simanjuntak, seorang komposer Tanah Air yang telah menciptakan puluhan lagu perjuangan.
Lagu "Bangun Pemudi Pemuda" adalah salah satu lagu nasional Indonesia yang sering dinyanyikan saat peringatan hari besar nasional, termasuk saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.
Makna lagu "Bangun Pemudi Pemuda" sendiri memiliki nilai patriotis yang tujuannya untuk menggerakkan semangat para pemudi pemuda bangsa dalam merebut kemerdekaan yang saat itu Indonesia masih dijajah Jepang, karena diciptakan Alfred pada tahun 1943, ketika usianya 23 tahun.
Bagaimana sejarah lagu "Bangun Pemudi Pemuda" dan maknanya akan dibahas singkat dalam artikel di bawah ini.
Lirik Lagu Bangun Pemudi Pemuda
Berikut adalah lirik lengkap lagu Bangun Pemudi Pemuda yang diciptakan Alfred Simanjuntak:
Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri.
Makna Lagu Bangun Pemudi Pemuda
Melalui liriknya, lagu ini menyiratkan harapan yang diwariskan oleh para pejuang kemerdekaan kepada generasi muda Indonesia, agar mereka senantiasa bersungguh-sungguh, gigih dalam menimba ilmu, penuh semangat, tegar, dan kuat.
Dalam liriknya, lagu ini menyampaikan pesan kepada pemuda dan pemudi Indonesia sebagai penerus bangsa dan negara agar mereka tetap gigih dan memiliki keinginan kuat untuk terus berkembang.
Lagu ini juga bermakna agar pemudi pemuda menjaga moralitas yang baik serta dapat bersikap santun dalam bertingkah laku.
Sejarah Lagu Bangun Pemudi Pemuda
Sejarah lagu "Bangun Pemudi Pemuda" memiliki asal-usul dari mars Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia yang diciptakan oleh Alfred Simanjuntak. Dengan demikian, nadanya sudah ada sebelum kata-kata liriknya ditambahkan.
Dalam artikel Tempo edisi 5-11 November 2012 "Alfred Simanjuntak yang Membara" disebutkan bahwa Alfred menyusun liriknya dengan tujuan menyebarkan semangat nasionalisme bukan hanya di kalangan Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia yang hanya terdiri dari enam kelas, tetapi di seluruh Indonesia.
Menurut Alfred Simanjuntak, penting untuk memupuk semangat nasionalisme di kalangan pemuda.
Dia memilih untuk meletakkan kata "pemudi" di depan kata "pemuda" karena, seperti yang sering terjadi dalam banyak bahasa lain, wanita sering disebutkan lebih dulu, seperti "damen und herren" di Jerman, "dames en heren" di Belanda, dan "ladies and gentlemen" di Inggris.
Lagu ini lantas memicu tindakan keras dari polisi militer Jepang yang mencatat Alfred dalam daftar hitam yang berpotensi berujung pada kematian, tetapi Alfred baru mengetahuinya setelah Indonesia merdeka.
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno