Menuju konten utama

Mahfud MD Sebut Provokator Kerusuhan 22 Mei Targetkan Korban Jiwa

Mahfud MD menyatakan menerima informasi bahwa ada gerakan yang memprovokasi kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 dengan tujuan mencari martir. 

Mahfud MD Sebut Provokator Kerusuhan 22 Mei Targetkan Korban Jiwa
Mahfud MD dan sejumlah tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan memberikan keterangan kepada wartawan seusai Silaturahmi Kebangsaan di kediaman mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar No 27, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku menerima informasi bahwa pihak yang memprovokasi kerusuhan dalam aksi pada 21-22 Mei 2019 bertujuan mencari martir.

"Sebelum terjadinya aksi tersebut, kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan sudah berkeliling ke intelijen, ke TNI ke Polri, dan memang ada info gerakan memprovokasi mencari martir," kata Mahfud seperti dikutip Antara.

Dia menyatakan hal itu di sela-sela konferensi pers Gerakan Suluh Kebangsaan bersama tokoh lintas organisasi kemasyarakatan di Jakarta pada Kamis (23/5/2019).

Mahfud mengatakan perusuh menargetkan jatuhnya korban jiwa dalam kericuhan pada 21-22 Mei agar memicu kemarahan publik yang lebih luas.

Oleh karena itu, kata Mahfud, aparat TNI-Polri sudah menegaskan tidak memperbolehkan personelnya membawa senjata dengan peluru tajam.

Menurut dia, aparat memang seharusnya cukup menggunakan peluru karet dalam menindak tegas massa perusuh. Tindakan kepada massa perusuh itu bisa dilakukan secara terukur berdasarkan prosedur tetap (protap).

"Kalau buat kerusuhan ya ditangkap. Kalau mengancam keselamatan orang, diringkus, atau dilumpuhkan, kan semua ada protap-nya, kalau mau mengancam keselamatan orang, mau membakar, itu kan bisa dihalangi, ditembak kakinya," kata Mahfud.

Dia menganggap massa perusuh sama sekali tidak ingin menyampaikan aspirasi, melainkan hanya ingin berbuat kerusuhan dan patut segera ditindak aparat.

"Masa mau menyalurkan aspirasi tapi bakar mobil, menghina polisi, meminta dipukul polisi 'ayo pukul,' 'ayo pukul', kan nggak benar itu," ujar Mahfud.

Mahfud juga menilai kericuhan yang terjadi dalam aksi 21-22 Mei murni dilakukan perusuh yang tidak berada dalam komando pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.

Dia pun mengapresiasi pernyataan Prabowo Subianto yang akan menempuh jalur sesuai konstitusi dalam menggugat hasil Pilpres 2019.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH