Menuju konten utama

Mahasiswa Tolak Fraksi Gerindra, lalu Keluarkan Mosi Tidak Percaya

Mahasiswa kecewa karena tuntutan mereka ternyata tidak didengar anggota dewan. Mereka lantas mengeluarkan mosi tidak percaya di hadapan para politikus. 

Mahasiswa Tolak Fraksi Gerindra, lalu Keluarkan Mosi Tidak Percaya
Perwakilan mahasiswa menolak diterima di ruang rapat Fraksi Gerindra. Mereka meminta pertemuan digelar di ruang yang netral. tirto.id/Bayu Septianto

tirto.id - Perwakilan mahasiswa yang berunjuk rasa di Gedung DPR, Senin (23/9/2019), protes karena setelah demo berjam-jam ternyata mereka hanya diterima oleh politikus dari Gerindra. Mereka mau menemui pimpinan DPR atau minimal pimpinan Komisi III DPR.

Awalnya perwakilan mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus itu diterima oleh Ketua Badan Legislasi DPR RI, Supratman Andi Agtas, di ruang fraksi Gerindra yang terletak di lantas 18 Nusantara I.

Selain Supratman, di ruangan partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu sudah ada anggota fraksi yang juga Wakil Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria dan Anggota Komisi XI Heri Gunawan. Politikus Gerindra lain, Andre Rosiade, juga hadir.

Pada saat itulah mahasiswa menolak pertemuan. Mereka meminta pertemuan digelar di tempat yang netral--tanpa satu pun terpajang logo partai.

"Agenda kami agenda independen. Tolong semua yang merasa mahasiswa keluar," ujar Ketua BEM FISIP Universitas Indonesia, Thierry Ramadhan.

"Kami minta tempat dipindahkan bukan di ruang fraksi. Kalau seandainya tidak ada ruangan, kami berharap di depan saja enggak apa. Yang penting bisa berdialog dengan wakil rakyat kami. Tolong jangan ada embel-embel partai," tambahnya.

Riza Patria mengklaim mahasiswa ingin bertemu dengan perwakilan politikus Gerindra. Spontan para mahasiswa menyanggahnya. Riza pun mengakui ada komunikasi yang keliru sehingga mereka diarahkan ke ruang fraksi Gerindra.

"Makanya ini ada missed komunikasi. Bukan kami yang minta kalian bertemu kami, tidak. Meskipun kami fraksi, kami tolak UU KPK, tapi bukan kami yang minta," ucap Riza.

Setelah bernegosiasi, Supratman langsung mendapatkan kabar kalau ruang rapat badan legislasi bisa digunakan untuk audiensi. Akhirnya para mahasiswa pindah ke ruang rapat baleg di lantai 1 Nusantara I.

Di sana, para mahasiswa diterima Supratman dan Heri Gunawan, juga Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu.

Kali ini para mahasiswa menanyakan keberadaan seluruh anggota Komisi III DPR.

"Saya langsung saja berbicara. Pertanyaannya, ke mana anggota Komisi III yang lain? Kenapa tidak di sini?" tanya Ketua BEM UI Manik Marganamahendra.

"Memang butuh anggota Komisi III yang lain? Ini sudah ada perwakilan, Pak Masinton," jawab Supratman.

Manik kemudian bertanya kepada Supratman, Masinton, dan Heri Gunawan soal poin-poin kesepakatan yang telah dibuat oleh mereka dengan Sekjen DPR RI Indra Iskandar, Kamis 19 September 2019. Supratman menjawab tak tahu ada kesepakatan itu.

"Memang ada kesepakatan dengan sekjen?" tanya Supratman.

Manik kaget mendengar jawaban itu. Ia menyimpulkan tuntutan mahasiswa tak disampaikan Sekjen DPR RI ke anggota dewan.

"Jadi gimana, nih? Jadi tidak disampaikan sekjen? Jadi bapak-bapak tidak mengetahui?" tanya Manik, disambut tepuk tangan mahasiswa lainnya.

Poin-poin kesepakatan yang dimaksud berisikan tuntutan para mahasiswa. Dalam kesepakatan berjumlah empat butir itu Sekjen DPR RI berjanji akan menyampaikan pesan mahasiswa kepada anggota dewan untuk tidak mengesahkan RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Minerba, dan RKUHP dalam kurun waktu empat hari ke depan.

Supratman pun meminta para mahasiswa untuk kembali menyampaikan tuntutan-tuntutannya. Namun para mahasiswa menolak karena sudah menyampaikannya pekan lalu.

"Baik, berarti anggota dewan tidak mendengarkan apa yang sudah kami sampaikan sejak kemarin," imbuhnya.

Para mahasiswa lantas mengeluarkan mosi tidak percaya kepada DPR RI.

"Hari ini kami merasa kecewa. Pertama, tidak boleh ada yang mempolitisasi agenda kami dalam menuntaskan reformasi. Kedua, bapak-bapak sekalian ternyata tidak mendengarkan aspirasi kami, padahal 19 September kami sudah mengirimkan surat hingga akhirnya diterima sekjen. Ternyata belum didengar," ucap Manik.

"Kami hari ini nyatakan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat," tegasnya.

Para mahasiswa pun langsung berdiri dan bersama-sama keluar meninggalkan ruangan rapat.

Baca juga artikel terkait AKSI DEMONSTRASI atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino