Menuju konten utama

Mabes Polri Klaim Pernah Ungkap Aksi ISIS di Papua

Mabes Polri menuturkan kalau aparat pernah menangkap sel ISIS di Papua dan Papua Barat. Pelaku sempat berencana meledakkan Polres Manokwari.

Mabes Polri Klaim Pernah Ungkap Aksi ISIS di Papua
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah (Kalteng).di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama.

tirto.id - Mabes Polri menjawab keraguan publik terkait keberadaan ISIS di Papua. Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polri mendeteksi keberadaan ISIS di Papua sejak dua tahun lalu. Dedi mengatakan, salah satu rencana jaringan teroris itu yang berhasil terungkap Densus 88 Antiteror adalah rencana pengeboman Polres Manokwari.

"Ada satu sudah dilakukan penegakan hukum (ditangkap) oleh Densus 88, jaringan ini rencana akan melakukan pengeboman di Polres Manokwari tapi berhasil diamankan," ucap Dedi di Mabes Polri, Jumat (6/9/2019).

Dedi menuturkan, rencana pengeboman terungkap pada 2018 silam. Kemudian, berdasarkan hasil pengumpulan informasi intelijen polisi, keberadaan sleeping cells ISIS diduga di Jayapura, Wamena, Fakfak, Manokwari, Merauke. Mereka masih mencoba merekrut orang untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

Dedi melanjutkan, ISIS di Papua berbeda haluan dengan kelompok separatis di Papua. ISIS tersebut memiliki jaringan dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia. Polisi masih jadi sasaran utama jaringan teror di Indonesia, sebab aparat masih terus mengejar mereka.

Klaim keterlibatan ISIS muncul dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Ia menyebut ada kelompok di Papua yang berafiliasi dengan ISIS dan menyerukan jihad di bumi Cenderawasih. "Sudah ada seruan jihad di sana. Kalau tidak salah tiga hari yang lalu," ujar Ryamizard.

Dia tidak menjelaskan gamblang kelompok mana yang ia sebut berafiliasi dengan ISIS di Papua. Mantan KSAD ini hanya menyebutkan bahwa ada seruan jihad di Papua belum lama ini.

Selain itu, Ryamizard menyebut ada tiga kelompok pemberontak senjata lain di bumi Cenderawasih yakni kelompok pemberontak bersenjata, kelompok politik, dan kelompok klandestin. Dalam pandangan Ryamizard, sebagai kelompok yang mengancam keutuhan Indonesia, maka TNI harus turun tangan untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menilai tidak ada jaringan ISIS yang terlibat dalam konflik di Papua dan Papua Barat saat ini. Isu tersebut ia nilai baru sebatas dugaan saja.

"Tidak ada. Hanya dugaan, bisa jadi seperti ada itu juga, menunggangi. Tapi tidak pembahasan lebih jauh lagi," ujar dia usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi I DPR-RI terkait kondisi terkini Papua di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/9/2019) malam.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Andrian Pratama Taher