Menuju konten utama

Lukisan-lukisan Malang yang Hilang Dicuri

Pencurian benda seni khususnya lukisan menjadi persoalan global. Interpol mencatat ada puluhan ribu karya seni yang dicuri, karya-karya seni kebanyakan hilang dan hanya sedikit yang bisa kembali.

Lukisan Rembrant "Self Portrait with Beret and Turned-Up Collar", dibuat 1659. National Gallery of Art, Washington, AS. FOTO/Wikimedia Commons

tirto.id - Satu hari di Metropolitan Museum of Art sebuah percobaan perampokan karya seni penting telah terjadi. Museum menutup seluruh jalan keluar, polisi datang, dan para perampok ditangkap. Namun anehnya satu lukisan di museum itu tetap hilang. Aksi perampokan itu ternyata hanya kedok untuk seorang pencuri lain beraksi mencuri lukisan San Giorgio Maggiore at Dusk karya Monet. Ini adalah satu fragmen dari film fiksi Thomas Crown Affair (1999) yang dibintangi aktor Pierce Brosnan.

Di dunia nyata kisah hilangnya lukisan bukan cuma fantasi, hingga kini ratusan karya seni telah hilang, ada yang dicuri ataupun disembunyikan dari publik. Lukisan-lukisan itu pernah dipamerkan di ruang galeri, museum, dan ruang publik sebelum akhirnya lenyap tanpa kejelasan. Selain lukisan, beberapa karya seni rupa patung juga sempat hilang dan hanya sedikit yang kembali. Karya lukisan terkenal Leonardo da Vinci yang berjudul Mona Lisa juga pernah hilang dan dicuri, sebelum akhirnya kembali ditemukan oleh polisi, lalu disimpan di Musée du Louvre, Paris, Perancis.

Hingga awal September 2016 berdasarkan data yang dimiliki interpol, ada 49.000 karya seni dan benda bersejarah yang hilang karena dicuri. Teknologi terbaru yang ada membantu Interpol untuk melacak dan mencatat karya-karya baru yang diperjualbelikan via lelang untuk memeriksa apakah karya itu curian atau bukan. Beberapa karya yang banyak dilaporkan hilang sejauh ini adalah lukisan dan benda bersejarah dari museum di Afganistan, Irak, Suriah, dan Libya.

Di Amerika Serikat, pihak keamanan Federal FBI memperlakukan pencurian karya seni sebagai kejahatan serius. Salah seorang yang mengubah cara pandang polisi terhadap penanganan kasus pencurian seni adalah Robert Wittman. Mantan agen khusus FBI ini menyadari bahwa berbeda dengan benda-benda lain, karya seni punya nilai fantastis yang bisa digunakan untuk cuci uang atau kejahatan yang lebih berat.

Wittman menyebut, pencurian karya seni tak bisa diusut dengan cepat, banyak kasus yang bahkan tidak terselesaikan, tapi bukan berarti kejahatan ini tak bisa diungkap. Ia pernah membongkar kasus pencurian di Philadelphia, sebuah topeng hilang dari Rodin Museum dan sebuah bola kristal dari Kaisar Cina. Kedua karya itu akhirnya ditemukan setelah dua tahun setelah penelusuran yang serius dan mendalam.

Karya seni seperti lukisan memang memiliki penikmatnya tersendiri, ada kolektor yang hanya ingin menikmati karya itu seorang diri, sementara ada yang lain mengoleksi hanya untuk dijual kembali. Semakin langka sebuah karya, semakin penting karya lukis itu, dan semakin panjang sejarah di belakangnya akan menambah nilai karya seni itu sendiri, dan tak luput dari incaran pencurian. Beberapa daftar lukisan bernilai tinggi yang hilang masuk daftar media seperti Telegraph.

Kasus pencurian paling penting di dunia adalah pencurian karya seni Isabella Stewart Gardner Museum di Boston. Museum ini kehilangan karya seni dari Rembrandt, Vermeer, Édouard Manet, dan Degas. Nilai total karya seni yang hilang mencapai 300 juta dolar AS. Beberapa lukisan yang hilang ada yang bisa ditemukan, sebagian lagi hilang tanpa kejelasan.

src="//mmc.tirto.id/image/2017/06/13/mencuri--lukisan--MILD--quita.jpg" width="860" alt="Infografik Mencuri Lukisan " /

Hilang dan Kembali Setelah Dicuri

Salah satu lukisan mahal yang hilang adalah Nativity with San Lorenzo and San Francesco karya Michelangelo Merisi da Caravaggio. Lukisan ini hilang pada Oktober 1969 saat dua pencuri memasuki Oratory of San Lorenzo di Palermo, Italia. Lukisan ini diperkirakan berharga 20 juta dolar AS dan saat ini masih dinyatakan hilang. Nativity with San Lorenzo and San Francesco atau yang dikenal juga dengan nama The Adoration, dibuat pada masa barok di Italia 1609, lukisan ini dikirim dari Roma ke Palermo untuk kemudian dipajang di Oratory of San Lorenzo.

Pada Mei 2010, lima lukisan penting dicuri dari Musée d'Art Moderne de la Ville de Paris. Lukisan itu termasuk karya Pablo Picasso yang berjudul Le Pigeon aux Petits-Pois, lukisan berjudul La Pastorale dari Henri Matisse. Dua lukisan itu pada 2010 memiliki nilai masing-masing 23 juta Euro dan 15 juta Euro. Sementara lukisan lainnya merupakan karya Georges Braque, Amedeo Modigliani dan Fernard Léger, serta Bertrand Delanoe. Total nilai lukisan yang hilang diperkirakan mencapai 100 juta Euro.

Beberapa lukisan yang dicuri umumnya tak kembali, tapi ada beberapa karya yang akhirnya kembali ditemukan. Polisi Spanyol pada Mei 2016 berhasil menangkap tujuh orang yang terlibat dalam pencurian lima lukisan bernilai 25 juta Euro (sekitar Rp379,3 miliar) karya pelukis ternama Inggris, Francis Bacon. Detektif Spanyol pada Februari didatangi penyelidik swasta Inggris yang khusus membidangi pemulihan karya seni yang menerima surel serta foto-foto sejumlah karya seni curian dan menanyakan apakah barang-barang itu masuk dalam daftar barang curian.

Kelima lukisan itu dicuri pada Juli 2015 bersama dengan sebuah brankas berisi koleksi koin dan perhiasan yang belum ditemukan hingga kini. Francis Bacon adalah pelukis Inggris kelahiran Irlandia yang beraliran ekspresionis-surealis. Kematian Bacon meningkatkan reputasinya. Pada 2013, karyanya buatan 1969 "Three Studies of Lucien Freud" terjual 128 juta Euro (sekitar Rp1,9 triliun) dalam lelang, mencatatkan rekor dunia pada waktu itu.

Pada Maret 2017 dua lukisan karya Vincent Van Gogh ditampilkan dalam keadaan hampir rusak di Museum Amsterdam pada Selasa, 14 tahun setelah dicuri. Karya itu adalah "View of the Sea at Scheveningen" atau "Pemandangan Laut di Scheveningen", yang dibuat pada 1882, dan "Congregation Leave the Reformed Church in Nuenen" atau "Rombongan Jemaah Meninggalkan Gereja Baru di Nuenen" yang dibuat pada 1884. Kedua karya itu berasal dari masa sangat penting bagi perkembangan master pasca-impresionis itu sebagai pelukis. Para ahli memperkirakan lukisan itu senilai 50 juta Euro.

"Ini hari yang besar untuk kami bisa melihat karya-karya ini dan lukisan sudah kita amankan," kata Direktur Museum Van Gogh Amsterdam, Axel Ruger seperti yang dikutip dari Reuters, saat menunjukkan lukisan itu kepada media September tahun lalu.

Di Indonesia kejadian pencurian lukisan juga pernah terjadi pada 2013. Saat itu sebanyak 100 koleksi lukisan di Museum Seni Rupa Haji Widayat di Jalan Letnan Tukiyat Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilaporkan hilang. Dua tahun kemudian polisi dari Polda Metro Jaya juga meringkus pelaku pencurian lukisan karya Affandi senilai Rp9,9 miliar milik mantan Menteri Koordinator Ekonomi Widjojo Nitisastro. Pelaku ternyata tukang AC/instalasi listrik yang mencuri karya Affandi bertemakan "Self Portrait and His Pipe".

Lukisan-lukisan karya seniman tertentu memang punya nilai yang tinggi bahkan menjadi sarana investasi. Para seniman pembuat karya seni bernilai tinggi barangkali tak pernah berpikir karyanya bisa jadi incaran para pencuri.

Baca juga artikel terkait LUKISAN atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Hobi
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Suhendra