Menuju konten utama

Luhut Ungkap Keuntungan Tak Tetapkan Bencana Nasional di Lombok

Luhut mengatakan status bencana nasional itu dapat mengakibatkan negara-negara lain mengeluarkan imbauan perjalanan (travel warning) ke Lombok.

Luhut Ungkap Keuntungan Tak Tetapkan Bencana Nasional di Lombok
Pekerja menyelesaikan pembangunan "Integrated Community Shelter" atau hunian sementara untuk korban gempa bumi di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (4/9/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap sejumlah alasan terkait dengan tidak ditetapkannya gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi status bencana nasional meskipun menelan banyak korban.

Menurut Luhut, status bencana nasional itu dapat mengakibatkan negara-negara lain mengeluarkan imbauan perjalanan (travel warning) serta membuat perusahaan asuransi enggan menjamin perjalanan.

Oleh karena itu, Luhut menyatakan pemerintah lebih mendorong upaya pemulihan pariwisata di Lombok. Selain itu, kata Luhut, pemerintah juga menggencarkan sejumlah kegiatan yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke NTB.

Ia juga mengklaim, pariwisata di NTB sudah mulai pulih setelah diguncang gempa berskala besar beberapa waktu lalu. Menurut Luhut, kawasan Gili Trawangan yang sempat terdampak gempa saat ini sudah mulai dikunjungi oleh para wisatawan.

“Saya akan kirim tim untuk melihat ke sana. Makanya sekali lagi jangan nyinyir suruh bilang bencana nasional,” kata Luhut di Kementerian Keuangan, Jakarta pada Kamis (6/9/2018).

Terkait dengan pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank yang bakal berlangsung pada 9-14 Oktober 2018 di Bali, Luhut mengindikasikan bahwa perhelatan tersebut dapat menjadi momentum untuk membangkitkan pariwisata di Lombok.

“Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia (Jim Yong Kim) akan ke Lombok tanggal 8 (September 2018). Mereka akan memberikan dukungan dan wujud solidaritasnya,” kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan telah bersinergi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk mendiskusikan tentang potensi gempa mendatang. Mengacu pada kajian BMKG, Luhut mengklaim bahwa lempengan yang menyebabkan gempa di Lombok berhenti di ujung Lombok dan diprediksi tidak akan berlanjut ke Bali.

“Agar agenda pertemuan tahunan bisa nyaman, kami akan terus melakukan latihan dan kita pun enggak meremehkan ahli-ahli kita yang sudah kelas dunia. Malah sekarang dunia internasional menugaskan Indonesia untuk jadi pemimpin, memantau kawasan [rawan bencana],” jelas Luhut.

Masih dalam kesempatan yang sama, Luhut menyebutkan persiapan dari penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank sudah hampir memasuki tahap akhir. Luhut memperkirakan biaya yang sudah dihabiskan untuk persiapan acara berada di kisaran Rp566 miliar.

“Itu pun tidak semuanya digunakan. Sisanya akan bisa kembali lagi sebagai penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak),” ucap Luhut.

Baca juga artikel terkait GEMPA LOMBOK atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto