tirto.id - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby menilai belum ada pasangan capres-cawapres yang menguasai kantong suara di Jawa Barat. Menurut dia, baik Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga masih bersaing ketat untuk berebut pengaruh di provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak itu.
"[Jawa Barat] Belum bisa diklaim oleh salah satu paslon bahwa itu adalah kandangnya. Posisi Jawa Barat mungkin per hari ini masih relatif ketat antara kedua capres," kata Adjie di kantor LSI Denny JA, Jakarta pada Kamis (7/2/2019).
Kedua pasangan bersaing ketat karena Jawa Barat merupakan kawasan strategis yang bisa menjadi salah satu penentu hasil Pilpres 2019. Menurut Adjie, Prabowo-Sandi perlu menang di Jawa Barat karena lawannya lebih unggul di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebaliknya, Jokowi-Ma'ruf perlu menguasai Jawa Barat untuk memastikan kemenangan di Pilpres 2019.
"Jabar jadi kunci kedua capres, terutama Prabowo," kata Adjie.
Dia menjelaskan Jokowi-Ma'ruf masih menghadapi sejumlah hambatan untuk menguasai suara di Jawa Barat. Misalnya, menurut Adjie, Jokowi perlu mengikis citra anti-Islam sebab banyak pemilih di Jawa Barat terpengaruh politik identitas. Dia memperkirakan Pilkada DKI Jakarta 2017 masih berdampak ke para pemilih di Jawa Barat.
"Jokowi perlu menguatkan dukungannya di pemilih-pemilih muslim. Terutama di tokoh-tokoh ulama di Jabar, tokoh-tokoh agama di Jabar. Kemudian meminimalisir dan mengklarifikasi isu atau framing yang dibangun bahwa petahana tidak terlalu ramah terhadap Islam," ujar Adjie.
Dia berpendapat model kampanye dengan turun langsung ke lapangan belum bisa memastikan Jokowi menang di Jawa Barat.
"Selain kampanye segala macam, upaya lain kuncinya adalah bagaimana mereka bisa memastikan pemilih Jokowi datang ke TPS," kata Adjie.
Berdasar survei LSI Denny JA pada Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Maruf unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga pada 6 kategori pemilih dengan skor 5-1. Survei ini dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan melibatkan 1200 responden di 34 provinsi di Indonesia.
Di kategori pemilih muslim, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 49,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,4 persen. Sedangkan di kelompok pemilih minoritas, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf jauh di atas lawannya, yakni 86,5 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 4,7 persen.
Adapun pada kelompok pemilih berpenghasilan di bawah Rp2 juta, Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dengan 58,4 persen dari Prabowo-Sandiaga yang hanya 24,7 persen. Demikian pula di kategori pemilih perempuan atau emak-emak, Jokowi-Maruf meraih 57 persen dan Prabowo-Sandiaga 27,8 persen.
Jokowi-Ma'ruf juga unggul dengan elektabilitas 52,6 persen di kalangan pemilih millenial. Sedangkan Prabowo-Sandiaga cuma 33,8 persen.
Prabowo-Sandiaga hanya menang di kategori pemilih terpelajar, yakni dengan elektabilitas 44,2 persen. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kelompok pemilih ini 37,7 persen.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom