tirto.id - Lagu Kebyar-kebyar merupakan salah satu lagu bertema nasionalisme Indonesia yang diciptakan oleh Soedjarwoto Soemarsono atau lebih dikenal sebagai Gombloh. Lagu ini membahas tentang kecintaan terhadap bangsa. Kebyar-kebyar memiliki pesan terkait semangat nasionalisme, rasa cinta terhadap Indonesia yang lahir dari lubuk hati paling dalam.
Lagu Kebyar-kebyar rilis pada 1979 yang diedarkan oleh Golden Hand Record. Lagu ini begitu populer sehingga apabila orang menyebut Gombloh, teringat Kebyar-kebyar karena sangat ikonik dan kerap diputar pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya.
Selain itu, lagu Kebyar-kebyar juga dinobatkan sebagai salah satu dari "150 Lagu Terbaik Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Berikut ini lirik lagu Kebyar-kebyar yang diciptakan Gombloh.
Lirik & Makna Lagu Kebyar-kebyar Ciptaan Gombloh
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatmu
Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku
Berbaur dalam angan-anganmu
Kebyar-kebyar pelangi jingga
Indonesia
Nada laguku, simfoni perteguh
Selaras dengan simfonimu
Kebyar-kebyar pelanggi jingga
Biarpun bumi berguncang
Kau tetap Indonesiaku
Andaikan matahari terbit dari barat
Kau pun Indonesiaku
Tak sebilah pedang yang tajam
Dapat palingkan daku darimu
Kusingsingkan lengan
Rawe-rawe rantas
Malang-malang tuntas
Denganmu
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatku
Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku
Berbaur dalam angan-anganku
Kebyar-kebyar pelangi jingga
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatku
Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku
Berbaur dalam angan-anganku
Kebyar-kebyar pelangi jingga
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatku
Indonesia
Debar jantungku
Indonesia
Getar nadiku
Berbaur dalam angan-anganku
Indonesia
Nada laguku, simfoni perteguh
Selaras dengan simfonimu
Indonesia
Merah darahku, putih tulangku
Bersatu dalam semangatku
Makna lagu Kebyar-kebyar yang diciptakan Gombloh mengajarkan kita tentang persatuan, perjuangan, dan mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tidak dibeda-bedakan berdasarkan ras, suku, atau agama, sebagaimana ditulis Retty Widha Fitriandini dalam Pesan Nasionalisme pada Lagu Kebyar-kebyar karya Gombloh (Skripsi, UMB 2018).
Dari kisahnya, inspirasi lagu Kebyar-kebyar diperoleh Gombloh ketika sedang kerokan lantaran masuk angin. Pada saat bersamaan, Wisno Padma tengah bermain piano.
Nada-nada dentingan piano Wisnu Padma itu memantik jiwa kreativitas Gombloh sehingga ingin menciptakan lagu semangat cinta tanah air.
Dari situlah, lahir Kebyar-kebyar yang menjadi trade mark Gomboh, serta dianggap menjadi salah satu lagu terbaik tentang nasionalisme Indonesia.
Profil Gombloh, Pencipta Lagu Kebyar-kebyar
Pencipta lagu Kebyar-kebyar adalah Gombloh (1948-1988). Nama aslinya adalah Soedjarwoto Soemarsono, ia dilahirkan di Jombang pada 14 Juli 1948.
Sejak kecil, ayah Soedjarwoto kecil memanggilnya Gombloh. Ketika ditanya mengenai arti nama panggungnya, Soedjarwoto menjawab bahwa Gombloh artinya "tolol" atau "bodoh sekali" yang awalnya adalah celaan baginya.
Dari banyak musisi Indonesia, Gombloh termasuk seorang trubadur, pengelana. Kendati lulus dari SMA 5 yang dikenal sebagai sekolah favorit di Surabaya, serta masuk jurusan arsitektur di Institut Teknik Sepuluh November (ITS), Gombloh memilih keluar.
Ia menjalani hidup sebagai bohemian dan sempat kabur ke Bali. Meski kemudian dikenal sebagai penyanyi solo, album pertamanya justru lahir saat ia berada di kelompok Gombloh & Lemon Tree's Anno '69.
Mereka merilis album perdana Nadia & Atmospheer (1978) yang diproduksi Indra Record dan Golden Hand. Wisnu Padma, yang memainkan piano sewaktu Gombloh kerokan adalah personel kelompok Gombloh & Lemon Tree's Anno '69 sebagai pemain synth, organ, dan instrumen gesek.
Selain lagu Kebyar-kebyar, lagu Gombloh terbaik lainnya adalah Berita Cuaca yang dinobatkan sebagai peringkat 98 dalam "150 Lagu Indonesia Terbaik" versi Rolling Stone.
Sayangnya, Gombloh mati muda pada 9 Januari 1988 di usia 39 tahun. Kendati lagunya terus diputar di Hari Kemerdekaan, namun banyak orang tak mengenal Gombloh.
Meski demikian, dengan gaya hidup dan ekspresi nyentriknya, Gombloh mungkin tak butuh penghargaan atau kenangan dari orang lain, ia adalah pemusik sejati. Yang paling penting, lagu-lagunya tak akan dilupakan, meskipun namanya kian pudar di kenangan masyarakat Indonesia.
Editor: Iswara N Raditya