Menuju konten utama

Lion Air Khawatir PSBB di Jakarta Buat Industri Penerbangan Anjlok

Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait berharap pengetatan PSBB di Jakarta tak akan mempengaruhi penerbangan ke daerah lain.

Lion Air Khawatir PSBB di Jakarta Buat Industri Penerbangan Anjlok
penumpang berjalan di depan pesawat komersil di bandara frans seda, maumere, ntt, rabu (30/3). berdasarkan data kementerian perhubungan jumlah penumpang angkutan udara tahun 2015 mencapai 72,6 juta orang, atau naik sekitar 5,6 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun sebelumnya. dari jumlah itu, sebanyak 58,9 juta orang merupakan penumpang rute domestik, dan 13,7 juta orang sisanya penumpang rute internasional. antara foto/rivan awal lingga/kye/16

tirto.id - Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait berharap pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta pada 14 September pekan depan tidak berdampak ke industri penerbangan.

Edward dalam siaran pers seperti dilansir dari Antara, Jumat (11/9/2020) mengaku khawatir jika kebijakan PSBB oleh pemprov DKI Jakarta diikuti oleh daerah lain.

“Dilihat dari kebijakan daerah lain juga, itu baru akan mempengaruhi kinerja penerbangan. Jika tidak diikuti daerah lain paling pengetatan protokol. Kami tetap menanti rinciannya [aturan],” kata Edward.

Edward mengaku belum mendapat informasi terkait adanya penutupan penerbangan imbas dari pengetatan PSBB yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Jika permintaan mengalami penurunan, menurut dia, maka maskapai akan melakukan pengurangan rute yang terdampak. Edward pun berharap pengetatan PSBB di Jakarta tak akan mempengaruhi penerbangan ke daerah lain.

“Jadi yang kami lihat kebijakan-kebijakan antardaerahnya akan saling mempengaruhi enggak, itu kan faktor orang akan melakukan perjalanan atau mengurungkan niatnya. Ya mudah-mudahan enggak ada [dampaknya]. Hanya saja mungkin pengetatan protokol-protokol kesehatan yang dijalankan,” katanya.

Terkait dampak COVID-19 kepada industri penerbangan dan pariwisata, Edward menilai beban tersebut harus dipikul bersama, bukan hanya maskapai penerbangan, melainkan juga pemerintah dan masyarakat.

"Saya takut hubungan antarwilayah terganggu jika penerbangan kembali diputus akibat pandemi COVID-19,” katanya.

Ia menjelaskan perjalanan bisnis masih mendominasi penumpang pesawat selama masa pandemi dibandingkan dengan perjalanan wisata dan kunjungan keluarga.

Pergerakan masyarakat untuk perjalanan bisnis mencapai 60 persen, kunjungan wisata 20 persen, dan 20 persen adalah perjalanan untuk kunjungan keluarga.

Edward mengklaim moda transportasi pesawat lebih aman dibandingkan dengan moda lainnya, karena di dalam pesawat terdapat teknologi yang memungkinkan adanya sirkulasi udara.

”Untuk Lion Air sendiri, load factor atau tingkat keterisian penumpang pesawat rata-rata masih berada di bawah 70 persen dari total semua penerbangan yang dilakukan perusahaan,” kata Edward.

Dalam kesempatan yang sama Co-Founder SSS Comunications Andy M Saladin berharap industri penerbangan bisa segera bangkit karena kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Semoga industri penerbangan nasional bisa segera bangkit kembali. Bagaimanapun juga industri penerbangan mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Baca juga artikel terkait JAKARTA PSBB TOTAL

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto