tirto.id - Presiden Direktur PT Mentari Lion Airlines atau Lion Air Group, Edward Sirait mengapresiasi pemerintah Amerika Serikat yang menyidang Boeing, Rabu (30/10/2019) lalu.
Langkah tersebut dianggap strategi untuk mengetahui apa yang terjadi pada pesawat produksi Boeing, yang belakangan dinyatakan tak aman dan akhirnya banyak diparkir tak digunakan.
"Karena saya lihat prosesnya ini bagus, sampai kepada Senat AS. Senat menginginkan, masyarakat AS juga menginginkan ada kepastian apa sih yang terjadi. Kita lihat perkembangan informasi ini mengalir," jelas dia, Kamis (31/10/2019).
Permasalahan Boeing terjadi dalam durasi yang berdekatan. Mulai dari Boeing 737 MAX yang jatuh di Indonesia dan Ethiopia sampai yang terakhir yaitu terjadi retakan Boeing Nex Generation (NG).
Melalui sidang tersebut, Edward yakin jawaban dari permasalahan selama ini akan terkuak. Meski hingga hari ini Lion Air belum diberikan informasi soal sampai kapan 10 pesawat Boeing Max dan 2 unit Boeing NG dilarang terbang.
"Lagian ini juga urusannya sesuatu yang besar lho. Enggak bisa ngomong sembarangan kita. Sesuatu yang besar. Menyangkut negara atau industri yang sangat besar. Bisa jadi menyangkut masa depan mereka kan. Jadi kita mendingan tunggu saja," kata dia.
Sebagai informasi, CEO Boeing Co, Dennis Muilenburg, kembali menghadapi serangkaian pertanyaan anggota parlemen AS, Rabu (30/10/2019) lalu.
Muilenburg ditanyai banyak hal, mulai dari soal gaji dan tunjangannya hingga soal kesalahan besar dalam pengembangan Boeing 737 MAX.
Pemeriksaan terhadap Muilenburg tersebut dipimpin oleh Komisi Transportasi dan Infrastruktur pada House of Representatives (HOR) atau DPR AS ini digelar sejak Selasa (29/10/2019) waktu setempat dan berlanjut hingga Rabu (30/10/2019).
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali