tirto.id - Gedung tertinggi dunia Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, menunjukkan pemandangan yang berbeda pada Selasa (12/05/2020) waktu setempat.
Gedung tersebut, seperti dilansir dari Reuters, dimanfaatkan untuk penggalangan dana dengan cara “menjual” lampu-lampu luar gedung, guna menyediakan makanan bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
Ini adalah cara unik dari pemerintah Uni Emirat Arab, khususnya kota Dubai dalam rangka penggalangan donasi makanan untuk masyarakat yang terdampak.
Dalam skemanya, satu lampu eksternal di gedung tersebut bisa dijual untuk dinyalakan bagi mereka yang berdonasi 10 dirham. Ada 1,2 juta lampu di Burj Khalifa yang akan dijual ke donatur.
Akhirnya para donatur akan berlomba-lomba menyalakan lampu terbanyak. Masyarakat juga bisa berlomba siapa yang bisa menyalakan lampu di puncak gedung.
Hingga kini, penggalangan dana Burj Khalifa telah menghasilkan lebih dari 1,2 juta porsi makanan, berdasarkan keterangan pengelola donasi, The Mohammed Bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives.
Penggalangan dana itu merupakan bagian dari kampanye untuk mengumpulkan 10 juta porsi makanan untuk keluarga berpenghasilan rendah selama bulan Ramadhan.
Nantinya, semakin banyak masyarakat yang berdonasi, maka lampu-lampu di Burj Khalifa juga akan semakin memancarkan sinarnya.
Dubai sendiri mengalami dampak ekonomi berat akibat wabah virus Corona terutama untuk sektor pariwisata dan bisnis.
Dalam Capital Economics, ekonom riset perusahaan James Swanston mengatakan, seluruh sektor jasa, yang membentuk sekitar 80 persen perekonomian Dubai, akan terpukul. Sektor pariwisata, perdagangan grosir dan eceran juga akan terkena dampak terburuk.
"Kami memperkirakan bahwa jika langkah-langkah jarak sosial dan pembatasan perjalanan diberlakukan selama tiga hingga empat bulan, maka akan menurunkan sekitar 5-6 persen Produk Domestik Brutto setidaknya untuk tahun ini," katanya.
UAE telah mengumumkan paket stimulus senilai 70 miliar dollar AS dan langkah-langkah lain untuk mendukung perekonomian, termasuk keringanan pajak dan pembebasan berbagai bea, sambil memungkinkan bisnis memecat karyawan asing, mengurangi upah, atau memaksakan cuti yang tidak dibayar.
Data yang dihimpun dari situs Johns Hopkins University melaporkan, setidaknya ada 19.700 kasus infeksi virus Corona di UEA. Sebanyak 6 ribu orang sembuh dan 203 orang meninggal.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yantina Debora