Menuju konten utama

Kutukan Meninggal di Usia 27

Kematian Kurt Cobain dan kematian seniman berbakat lainnya seperti Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison, termasuk kematian Amy Winehouse pada 2011 dikaitkan dengan kutukan di usia 27 untuk para musisi. Overdosis narkoba menjadi penyebab utama kematian mereka.

Kutukan Meninggal di Usia 27
Vokalis Nirvana, Kurt Cobain, tampil di Festival Reading, Inggris, Agustus, 23, 1991. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Para musisi muda ini berjuang keras mencapai puncak kejayaannya. Belum lama menikmati puncak kesuksesannya, mereka tutup usia. Musisi muda nan sukses itu antara lain Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, dan Jim Morrison. Keempatnya sama-sama meninggal di usia 27 tahun.

Penyebab kematiannya pun beragam, mulai dari overdosis, serangan jantung, hingga bunuh diri. Brian Jones, personel Rolling Stones ditemukan kekasihnya, Anna Wohlin, di kolam renangnya di Cotchford Farm dalam keadaan tak bernyawa. Ahli forensik menyatakan, Brian mengalami pembesaran liver dan jantung akibat pengaruh alkohol dan narkoba.

Begitu juga dengan Jimi Hendrix. Ia ditemukan koma oleh pelukis Jerman, Monika Dannemann, di Samarkand Hotel dan meninggal di Rumah Sakit St. Mary Abbots, London pada 11.45 waktu setempat. Jimi diduga meninggal akibat campuran pil dan minuman keras.

Berbeda dengan Brian, Jimi seperti sudah bisa meramalkan kematiannya, sebelum meninggal ia mengatakan "Saya katakan padamu, ketika saya mati, saya akan memeroleh sebuah pemakaman. Saya akan melakukan jam session di pemakamanku. Dan, seperti yang Anda tahu tentang saya, saya mungkin akan ditangkap polisi di saat pemakaman saya."

Sementara itu, Janis Joplin ditemukan tewas di Hotel Landmark Motor, Los Angeles, oleh manajernya, John Cooke. Joplin diduga menyuntikkan heroin seharga 200 dolar AS, seperti laporan yang dikeluarkan rumah sakit. Barang laknat itu mengakhiri hidupnya.

Jim Morrison, ditemukan meninggal oleh kekasihnya, Pamella Courson di dalam bak mandi. Pendiri dan pengarang lagu The Doors ini dikabarkan mengalami serangan jantung.

Sejak saat itu, istilah “27 Club” dilahirkan. Orang-orang mulai berpikir bahwa usia 27 adalah kutukan bagi para rock star. Fenomena ini seolah mendapat legitimasi setelah Kurt Cobain meninggal dunia pada April 1994. Jenazah penyanyi sekaligus pengarang lagu grup band Nirvana itu ditemukan oleh seorang pegawai Veca Electric, Gary Smith dengan luka di kepala beserta sebuah senapan tergeletak di dadanya. Smith juga menemukan catatan dan pena di pot bunga yang tak begitu jauh dari tubuh Cobain.

Untuk merespons kepergian anaknya, ibu Cobain, Wendy O'Connor, mengatakan "Sekarang dia pergi dan bergabung dengan klub (27 club) bodoh." kata-kata itu dikutip dan di sebar keseluruh dunia oleh Associated Press.

Sejak saat itu, penulis dan penggemar musik mulai mengait-kaitkan antara kematian Cobain dengan kematian seniman berbakat lainnya seperti Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison dan masih banyak lagi. Termasuk kematian Amy Winehouse pada 2011 yang juga membangkitkan ingatan mengenai kutukan di usia 27 bagi para musisi.

Penelitian Mengenai 27 Club

Kematian para musisi berbakat di usia 27 tahun ini membuat para peneliti tertarik untuk mengkaji fenomena ini. Pada 2011, peneliti Inggris melakukan survei kepada 1.500 musisi selama periode 40 tahun. Mereka membandingkan rentang hidup rata-rata bintang rock dengan musisi rock tidak terlalu terkenal dalam periode yang sama.

Para peneliti menemukan bahwa alkohol dan overdosis narkoba menjadi penyebab utama kematian mereka. Alasannya sederhana, hampir rata-rata kebanyakan bintang rock memiliki akses untuk mendapatkan narkotika.

Hal lain juga diungkapkan oleh bmj.com. Menurut data yang mereka sajikan, ketenaran dapat meningkatkan risiko kematian bagi para musisi. Penyebabnya gaya hidup mereka, kata Adrian Barnett dari Queensland University of Technology di Australia, yang turut di dalam penelitian tersebut.

Karena fenomena “27 Club” ini, para peneliti membandingkan kematian musisi terkenal yang berasal dari inggris. Mereka termasuk 1.046 musisi (artis solo dan anggota band) yang memiliki album nomor satu di tangga lagu Inggris antara tahun 1956 dan 2007. Hasil penelitian menunjukkan, selama periode itu, ada sekitar 71 orang atau 7 persennya meninggal dunia.

Mereka tidak menemukan puncak risiko kematian pada usia 27, tetapi musisi yang berusia 20-an dan 30-an memiliki dua sampai tiga kali berisiko untuk mati.

Tim peneliti juga menemukan beberapa bukti dari kematian mereka yang berusia 20 sampai 40 di tahun 1970 dan awal 1980-an. Menariknya, penelitian itu tidak menemukan adanya kematian musisi muda di akhir 1980-an. Peneliti berspekulasi bahwa hal tersebut disebabkan oleh pengobatan untuk overdosis heroin lebih baik ketimbang dekade sebelumnya.

Para peneliti menyimpulkan bahwa "27 klub" hanya didasarkan pada mitos. Tetapi di satu sisi mereka juga memperingatkan bahwa musisi memiliki risiko kematian di usia 20 sampai 30-an.

Sementara itu, Howard Sounes, penulis buku “27: History of the 27 Club” mengatakan mayoritas dari mereka memiliki masalah penyalahgunaan obat serius. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga memiliki masa kecil suram. Pengalaman pahit masa kecil ini menghasilkan luka batin yang akan mengilhami seniman seperti Cobain dan Hendrix untuk menggunakan obat-obatan dan alkohol sebagai sarana untuk mengobati diri sendiri.

Sounes juga mengatakan bahwa masa kecil Joplin dipenuhi dengan pelecehan dan bullying. Di masa kecilnya Joplin mengalami kelebihan berat badan dan memiliki jerawat mengerikan. Hal itu mengakibatkan mereka sering mendapat hinaan.

Berdasarkan data dari theconversation.com jumlah populasi musisi yang meninggal dalam waktu tujuh dekade 1950-2010 mencapai 128 meninggal di usia 26, 153 diusia 28 dan 144 meninggal di usia 27.

Sementara angka kematian tertinggi berada di usia 56 tahun yang mencapai hingga 239. Mereka adalah Eddie Rabbitt, Tammy Wynette, Mimi Farina, Johnny Ramone, Chris LeDoux, Vandy "Smokey" Hampton, dan Charles "Baby" Tate, dan masih banyak lagi.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak ada 56 club atau 28 club? Apakah karena Brian Jones, Jimi Hendrix, Jim Morrison dan Kurt-cobain meninggal dengan cara yang tidak biasa dan meninggal di usia 27?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Wolkewits dan rekan-rekannya mengambil contoh 1.046 musisi yang albumnya berada di puncak nomor satu tangga lagu di Inggris antara tahun 1956 hingga 2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan usia 27 (0,57 kematian) dan tidak jauh berbeda dari usia lainnya seperti usia 25 (0,56 kematian) dan usia 32 (0,54 kematian). Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada risiko puncak kematian di usia 27 tahun, tetapi yang memiliki risiko kematian bahkan dua atau tiga kali lipat adalah di usia 20 hingga 39 tahun.

Tetapi yang paling penting dari fenomena 27 Club adalah kematian para tokoh yang dianggap memiliki bakat luar biasa, kontribusi inovasi dalam genre musik, serta kematian yang sedang berada di puncak karier.

Rolling Stone mengatakan bahwa Jimi Hendrix adalah gitaris terbesar sepanjang masa. Sementara Rock & Roll Hall of Fame mengatakan, Hendrix memperluas jangkauan dan tidak ada musisi yang pernah berkelana seperti dia sebelumnya. Berkendara tak terbatas, kemampuan teknis dan aplikasi kreatif dari efek seperti wah-wah dan distorsi selamanya mengubah suara rock and roll.

Sementara Janis Joplin dinobatkan sebagai "First Lady" dan "Queen" Rock and Roll. Dia meninggal hanya dua minggu setelah Hendrix. Setahun kemudian, pada tahun 1971, Jim Morrison meninggal dengan cara yang kurang lebih sama. Karena kedekatan tiga kematian inilah lahir gagasan 27 club. Sementara Kurt Cobain (1994) dan Amy Winehouse (2011) turut pula memperkuat asumsi ini.

Sebuah kebetulan yang akhirnya dianggap sebagai kutukan.

Baca juga artikel terkait MUSIK atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti