tirto.id -
Pada pukul 09.53 WIB, mata uang garuda tercatat mengalami perlemahan 82 poin atau 0,55 persen menjadi Rp15.015 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS.
Hingga 15.30, rupiah kembali keok dan mengalami penurunan 1,53 persen ke level Rp15.160,
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan kelihatannya sentimen masih belum membaik di mana aset-aset berisiko masih tertekan.
"Semalam Wall Street jatuh dalam lebih dari 12 persen. Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi," ujar Ariston seperti dikutip Antara, Selasa (17/3/2020).
Kendati demikian, lanjutnya, pagi ini ini indeks Nikkei sempat bergerak positif dan S&P Futures juga demikian.
"Mungkin berita persiapan stimulus dari pemerintah AS membantu mengangkat sentimen sebagian pelaku pasar," kata Ariston.
Pemerintah AS masih bernegosiasi dengan Senat untuk menggelontorkan paket stimulus yang lebih besar. Pemerintah Selandia Baru juga merilis stimulus 12,1 miliar dolar Selandia baru (NZD) pagi ini. Bank sentral Australia juga mempersiapkan stimulus moneter lanjutan.
"Rupiah masih berpotensi tertekan karena kekhawatiran penyebaran corona namun sentimen stimulus AS bisa membantu menahan pelemahan rupiah," ujar Ariston.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana